Perang Gaza

Skuadron Jet Siluman AS Tiba di Israel, Siap Pasang Badan Tangkal Serangan Iran dan Hizbullah

Perdana Menteri Israel Netanyahu mengucapkan selamat kepada militer Israel dan Shin Bet pada operasi sukses lainnya, setelah

Editor: Ansari Hasyim
AP
Jet Siluman China, J-20 (kiri) dan jet siliuman AS, Raptor F-f22 

SERAMBINEWS.COM - Amerika Serikat telah mengerahkan 12 jet tempur siluman avant-garde ke Timur Tengah karena pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas terancam gagal.

Knewz.com telah mengetahui bahwa pesawat Lockheed Martin F-22 Raptor yang menakutkan ini, yang menghabiskan biaya pembayar pajak Amerika sebesar 350 juta dollar per unit, akan berpatroli di perbatasan Israel dengan memberi perhatian khusus pada Hizbullah di utara dan serangan apa pun yang mungkin berasal dari Iran.

Pesawat tempur siluman tersebut, yang disebut-sebut sebagai pesawat militer tercanggih di dunia, memiliki kemampuan lepas landas vertikal dan mampu melaju dengan kecepatan 1.200 mil per jam.

Baca juga: Jet Israel Gempur Tenda Pengungsi Palestina di Dekat Rumah Sakit di Rafah, Jenazah Bergelimpangan

Persenjataannya terdiri dari satu senapan Gatling 20mm berisi 480 butir peluru, enam rudal udara-ke-udara jarak menengah AIM-120 yang dipandu radar, dan dua rudal udara-ke-udara jarak pendek.

Susunan dog fight (pertempuran pesawat-ke-pesawat) juga dapat ditukar dengan persenjataan serangan darat yang dominan.

Iran dikatakan sedang menunggu saat yang tepat untuk menyerang Israel.

UK Sun mengutip seorang sumber yang mengatakan:

“Kedatangan F-22 adalah pengubah permainan — dan akan mengirimkan peringatan serius kepada Iran dan Hizbullah.”

“AS memberi sinyal bahwa setiap serangan oleh Iran atau proksinya akan ditanggapi dengan kekuatan yang sangat serius.”

Perkembangan ini terjadi di tengah perundingan gencatan senjata yang sedang antara Hamas dan Israel.

Hambatan terbaru untuk keberhasilannya adalah tuntutan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mempertahankan pasukan pendudukan di Gaza. 

Kelompok militan dan pemimpin baru otoritas Palestina, Yahya Sinwar, menolak tuntutan ini, yang membuat perundingan menjadi tidak jelas.

Sinwar dianggap sebagai arsitek serangan 7 Oktober di Israel yang menewaskan lebih dari 1200 orang. Ia juga merupakan penerus mendiang Ismail Haniyeh.

Haniyeh tewas dalam ledakan di tempat tinggalnya di sebuah bed and breakfast di Teheran, Iran pada 31 Juli. Kematiannya secara umum diterima sebagai pembunuhan di tangan badan mata-mata Israel Mossad.

Selain Iran yang menyalahkan negara Yahudi tersebut, organisasi media Barat dan Israel juga melaporkan bahwa Mossad bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved