Wabah Monkeypox Sudah Masuk Indonesia, Ini Gejalanya yang Perlu Diwaspadai!

Monkeypox atau cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh keluarga Poxviridae, genus Orthopoxvirus.

Editor: Amirullah
PUBLIC HEALTH IMAGE LIBRARY/CDC
6 Fakta Virus Monkeypox 

SERAMBINEWS.COM  - Wabah Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet kini telah menjadi isu kesehatan global yang mendapat sorotan tajam dari berbagai negara, termasuk indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia baru-baru ini merilis data terbaru mengenai kasus konfirmasi Mpox di Tanah Air. Sejak 2022 hingga 17 Agustus 2024, tercatat sebanyak 88 kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.

Menukil dari laman resmi Kemenkes RI, kasus Mpox tersebar di sejumlah wilayah. Sebanyak 59 kasus konfirmasi ditemukan di Jakarta; 13 kasus di Jawa Barat; 9 kasus konfirmasi di Banten; 3 kasus konfirmasi di Jawa Timur; 3 kasus konfirmasi di Yogyakarta; dan 1 kasus konfirmasi di Kepulauan Riau. Adapun periode kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023.

Monkeypox atau cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh keluarga Poxviridae, genus Orthopoxvirus. Virus ini semula ditemukan pada monyet, akan tetapi dapat menular ke manusia.

Mengutip dari laman World Health Organization, Mpox dapat menyebar melalui kontak dekat dengan penderitanya. Seperti kontak antara kulit, mulut ke mulut, atau bahkan mulut ke kulit.

Selain itu, Berbicara atau bernapas dalam jarak dekat dengan penderita Mpox juga dapat menyebabkan penularan melalui partikel pernapasan. 

Seseorang dengan banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi tertular Mpox. 

Selain itu, Mpox bisa menular melalui benda-benda yang terkontaminasi seperti pakaian atau linen, cedera jarum suntik dalam perawatan kesehatan, atau di tempat-tempat umum seperti studio tato.

Selama kehamilan atau persalinan, virus Mpox dapat menular ke bayi, yang dapat menyebabkan risiko serius seperti keguguran, lahir mati, kematian bayi baru lahir, atau komplikasi pada orang tua.

Adapun penularan Mpox dari hewan ke manusia terjadi melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi, atau melalui aktivitas seperti berburu, menguliti, menjebak, memasak, bermain dengan bangkai, atau mengonsumsi hewan tersebut. 

Gejala parah yang perlu diwaspadai?

Gejala umum Mpox biasanya ditandai dengan ruam kulit atau lesi mukosa yang dapat berlangsung 2–4 minggu disertai demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, energi rendah, dan pembengkakan kelenjar getah bening. 

Berikut ini disadur dari laman Times of India, deretan gejala parah lainnya yang juga perlu diwaspadai dari bahaya Mpox.

  1. Peradangan di Dalam Rektum

Ruam Mpox dapat menyebar ke wajah, telapak tangan, telapak kaki, selangkangan, hingga ke daerah genital atau anus. Lesi ini tidak jarang ditemukan di mulut, tenggorokan, anus, rektum atau vagina, atau di mata.

Beberapa orang mungkin mengalami proktitis atau peradangan di dalam rektum yang dapat menyebabkan nyeri hebat, serta peradangan pada alat kelamin yang dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil.


2. Peradangan otak

Ensefalitis merupakan komplikasi yang tidak umum dari infeksi virus cacar monyet. Pasien dengan kondisi tertentu yang disebut PVEM (Picornavirus-associated Encephalomyelitis), sering kali mengalami gejala neurologis pada minggu kedua yang meliputi - Ensefalitis (radang otak), Myelitis (radang sumsum tulang belakang), dan Meningitis (radang selaput otak dan sumsum tulang belakang).

Penelitian menunjukkan, virus tersebut mungkin tidak secara langsung menyebabkan gejala neurologis, tetapi memicu respons imun yang secara keliru menyerang lapisan pelindung serabut saraf (mielin), yang menyebabkan peradangan dan kerusakan.

3. Infeksi parah dari lesi kulit

Salah satu komplikasi Mpox yang jarang dibahas adalah infeksi bakteri parah yang dapat terjadi akibat lesi kulit. Menurut PMC Mpox Collection, perkembangan alami lesi kulit dengan ulserasi dapat menciptakan portal masuk bagi infeksi bakteri pada kulit dan dapat menyebabkan morbiditas pada pasien.

4. Infeksi paru-paru

Mpox dapat menimbulkan komplikasi pernapasan pada kelompok rentan. Gejalanya meliputi batuk, sesak napas, nyeri dada, dispnea, radang amandel akut, dan bronkopneumonia. Komplikasi ini dapat terjadi pada orang yang tidak divaksinasi, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, atau mengidap HIV.

5. Peradangan otot jantung

Mpox juga dapat memengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah. Miokarditis atau radang otot jantung dapat menyebabkan nyeri dada, sesak napas, dan detak jantung cepat atau tidak teratur. Kondisi yang serius ini dapat menyebabkan peradangan pada miokardium atau lapisan otot jantung. Hal ini meningkatkan risiko gagal jantung, kardiomiopati dilatasi, dan aritmia akut.

6. Masalah mata

Meskipun masalah mata ringan akibat virus monkeypox, seperti konjungtivitis, blefaritis, dan lesi konjungtiva vokal biasanya sembuh dengan sendirinya, dalam beberapa kasus yang jarang, kondisi ini bisa berkembang menjadi ulserasi kornea, fotofobia, dan keratitis, yang dapat berujung pada gangguan penglihatan atau bahkan kehilangan penglihatan.

Apakah Monkeypox Bisa Diobati?

Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk cacar monyet secara spesifik. Pasalnya, kondisi ini dapat pulih dengan sendirinya dalam 2-4 minggu. Sebagaimana diungkap oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH.

Cacar monyet ini bisa sembuh sendiri setelah 2-4 minggu pasca masa inkubasinya selesai. Penyakit ini akan sembuh sendiri tidak terlalu berat. Dari negara-negara yang melaporkan kasus monkeypox hanya sekitar 10 persen pasien dirawat di rumah sakit,” seperti dikutip dari laman kemkes.go.id.

Adapun masa inkubasi monkeypox sendiri terjadi sekira 5 hingga 13 hari atau 5 hingga 21 hari. Ada dua periode masa inkubasi terjadi. Pertama, periode masa invasi yang terjadi 0-5 hari dan ditandai dengan gejala demam tinggi, sakit kepala berat, hingga adanya benjolan di area leher, ketiak, atau bahkan selangkangan.

Kedua, periode masa erupsi yang terjadi 1-3 hari pasca demam. Di mana ditandai dengan ruam pada kulit, ruam pada wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, dan selaput lendir mata.

Meski belum ditemukan obat Monkeypox secara spesifik, sejumlah negara menggunakan tercovirimat sebagai obat yang dapat menghambat virus Mpox berkembang biak dan menyebar ke orang lain.

Selain itu, terdapat pula vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah wabah Mpox. Mengutip dari laman WHO,  vaksin mpox membantu mencegah infeksi dan dianjurkan bagi mereka yang berisiko tinggi, terutama selama wabah. 

Kelompok berisiko meliputi tenaga kesehatan, orang yang tinggal dekat dengan penderita mpox, orang dengan banyak pasangan seksual, dan pekerja seks serta klien mereka. Vaksin juga bisa diberikan setelah kontak dengan penderita mpox, idealnya dalam waktu 4 hari, dan hingga 14 hari jika tidak menunjukkan gejala.

Beberapa antivirus sedang dievaluasi dalam uji klinis dan telah mendapat izin penggunaan darurat di beberapa negara, tetapi belum ada yang terbukti efektif. Fokus utama adalah melanjutkan evaluasi terapi dan meningkatkan perawatan suportif. Orang dengan HIV dan mpox perlu melanjutkan terapi antiretroviral (ART), yang harus dimulai dalam 7 hari setelah diagnosis HIV.

 

Artikel ini telah tayang di TribunHealth.com dengan judul Waspada Wabah Monkeypox, Ini Deretan Gejala yang Perlu Diwaspadai!

Baca juga: (FULL) Mengenal Monkeypox, Mulai Dari Gejala Hingga Cara Mengobati - Tips Cantik Islami

Baca juga: Perbedaan Kentara Monkeypox dengan Cacar Biasa, Mulai dari Isi Benjolan hingga Lokasi Sebaran 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved