DERAP NUSANTARA
Merevitalisasi Tari Binih Aceh Tamiang yang Punah
Tari binih merupakan tari rakyat sebagai salah satu bentuk identitas masyarakat Aceh Tamiang, yang telah punah dan hilang dari tengah-tengah......
Iringan yang semula menggunakan suara syech atau petue binih, dapat di gabungkan dengan alat musik tradisi seperti alat tiup serunei, rapai, dan sebagainya.
Untuk revitalisasi tekstual seni tari rakyat yang meningkatkan fungsi terhadap teks-teks yang ada, misalnya, dengan meningkatkan kemampuan seni tari rakyat yang semula dipersembahkan untuk kepentingan masyarakat tradisi, ditingkatkan untuk melayani masyarakat modern dengan cara menambahkan fungsi baru atau mengubah fungsinya yang lama.
Misalnya, tari rakyat yang semula berfungsi sebagai tari upacara dan hanya dilakukan pada upacara-upacara tertentu atau acara-acara sakral, kemudian ditingkatkan atau dilakukan perubahan dalam sajiannya sebagai seni sekuler atau pertunjukan.
Dalam hal ini, tari binih yang awalnya ditampilkan dalam kegiatan pemotongan padi, maka dapat ditingkatkan fungsinya menjadi seni pertunjukan dalam acara-acara hiburan rakyat atau festival budaya, diajarkan di kegiatan-kegiatan ekstra sekolah, dan lainnya.
Sebagaimana pada tari sining sebagai tari tradisi masyarakat Aceh Tengah, semula ditarikan untuk kepentingan upacara pembangunan rumah yang ditarikan di atas sebuah balok kayu yang tinggi.
Perubahan fungsi di sini dari fungsi sakral, yang semula untuk kepentingan pembangunan rumah, berubah menjadi ke fungsi sekuler secara umum yaitu ditampilkan untuk tontonan dalam festival-festival seni atau budaya atau seni wisata.
Dengan adanya revitalisasi seni tari tradisi atau seni rakyat maka banyak manfaat yang dapat dirasakan, baik itu oleh pelaku seni atau seniman sendiri, masyarakat umum, kalangan akademisi khususnya di bidang seni, dan pemerintah.
Manfaatnya, antara lain, dapat memberikan peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup pelaku seni yang mana tidak hanya dapat menghidupi diri sendiri tapi juga dapat menghidupi orang lain karena tari binih akan tampil di festival budaya masyarakat, diajarkan untuk kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang ada di kabupaten Aceh Tamiang yang dapat ditampilkan dalam perlombaan seni sekolah.
Tarian ini juga dapat mengisi acara-acara bergengsi, membuka lahan usaha baik itu sesuai bidangnya ataupun di luar itu, juga mendapat kesempatan bekerja sama dengan kelompok-kelompok seni lainnya.
Tak kalah penting dapat menghadirkan rangsangan diri untuk lebih meningkatkan kemahirannya sehingga memunculkan daya kreatif (penciptaan), pengungkapan (ekspresi) dan penikmatan (apresiatif) peribadi sebagai kepuasan rohani si pelaku seni atau seniman.
Masyarakat Aceh Tamiang juga merasakan manfaatnya sebagai hiburan dari sebuah kegiatan seni rakyat. Bagi kritikus ataupun penulis, bisa menjadikan seni tari rakyat khususnya tari binih sebagai bahan kritikan dalam tulisannya.
Bagi orang yang terlibat dalam dunia hiburan seperti televisi, maka tari rakyat seperti tari binih akan dijadikan paket-paket khusus untuk dapat mengisi program-program acaranya.
Selain itu manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat akademik khususnya bidang seni tari, seperti ISBI Aceh dan Jurusan seni FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, sangat besar.
Manfaat itu, antara lain, untuk penelitian, apresiasi, tulisan makalah, tulisan dalam jurnal atau koran, pengabdian pada masyarakat, bahan ajar, sebagai bahan mata perkuliahan, bahan perbandingan dalam mata kuliah, bahan acuan dalam proses kreatif berolah cipta seni (tari rakyat) baik untuk kepentingan akademik maupun pertunjukan secara peribadi.
Kemudian manfaat yang dapat dirasakan oleh Pemerintah, dapat dijadikan seni sebagai komoditas industri yang siap tampil untuk program-program khususnya untuk seni wisata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.