KUPI BEUNGOH

Ketika 'Sibak Agam' Menantang Raksasa 'Jalut'

Raja Thalut harus menghadapi Raksasa Jalut yang sangat ditakuti, karena kekuatan fisiknya yang tak tertandingi

FOR SERAMBINEWS.COM
Akademisi Aceh Dr Wiratmadinata SH MH 

Oleh Dr Wiratmadinata SH MH*)

MINGGU25 Agustus 2024, Bakal Calon Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem menyatakan bahwa kandidat yang bakal bertarung dengan dirinya dalam Pilkada 2024 bukanlah lawan yang berat.

"Ureung siblah nyan koen lawan geu tanyoe” (orang sebelah bukan lawan kita), kata Mualem dalam bahasa Aceh yang kental. Jelas sekali, Mualem memiliki keyakinian penuh atas kekuatan politiknya.

Pernyataan tersebut disampaikan Mualem di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, saat ia mendeklarasikan dirinya dan Dek Fad secara resmi sebagai Bakal Cagub dan Cawagub, bersama para calon Bupati/Wali Kota yang diusung PA (Partai Aceh) dari 20 kabupaten/kota se-Aceh. 

Tentu siapapun tahu, yang dimaksudkan Mualem sebagai “orang sebelah” adalah Bustami Hamzah, yang juga sudah membaca “Bismillah!” (Dengan nama Allah), dan tak kalah yakinnya, memastikan dirinya; maju melawan Mualem dalam kontestasi Kursi “Aceh-1”, pada November mendatang.

Positif; “Om Bus dan “Mualem” akan head to head bertarung menuju tahta Gubernur Aceh 2024-2029. Proses politik elektoral telah mengantar kedua nama ini menuju gelanggang puncak kontestasi demokrasi di Aceh.

Di sisi lain,  Bustami Hamzah sendiri, yang akrab dipanggil “Om Bus” adalah satu-satunya figur yang memiliki nyali, atau keberanian, dalam memecahkan kebekuan politik Aceh; ditengah “ketakutan” banyak Parpol dan elit politik lainnya; bersaing menjadi kandidat Gubernur Aceh.

Menariknya, kehadiran Om Bus, yang boleh dikatakan “mengejutkan”, diikuti dengan gerakan agresif dalam penggalangan kekuatan di level bawah.

Hal itu dibuktikan dengan deklarasi secara masif kelompok-kelompok pendukung Om Bus, di seluruh pelosok Aceh.

Maka wajar di tengah kondisi itu banyak pihak menyebut Om Bus dengan istilah “Sibak Agam” dibandingkan figur-figur elit politik Aceh lainnya. 

Bayangkan; alih-alih jadi kompetitor, para Ketua Parpol besar yang ada di Aceh, hanya berani menawarkan diri jadi wakil Mualem, sedihnya ditolak pula, lalu bergelimpangan satu-persatu.

Namun tiba-tiba, di tengah hegemoni Muzakir Manaf itu, datang seorang Om Bus menantang Mualem; menyatakan diri jadi Bakal Calon Gubenur; Maka benarlah akhirnya, sosok Om Bus, jadi “sibak agam” beneran. The true “sibak Agam”, “The one and only”.

Semesta seakan-akan berpihak. Gebrakan “Om Bus” ternyata direspons cepat oleh Partai Nasdem yang tak lama kemudian menawarkan tiket kepada Sekda (Sekretaris Daerah) Aceh,  plus mantan Pj Gubernur Aceh itu, dengan pengumuman; mengusung Bustami Hamzah jadi Bakal Calon Gubernur Aceh 2024-2029.

Trend positif ini bertambah-tambah setelah PAN (Partai Amanat Nasional) dan Golkar (Golongan Karya), akhirnya ikut bergabung di dalam pasukan tempur Om Bus, yaitu suatu koalisi strategis yang kemudian diberi nama; “Koalisi Harapan Baru”. 

Tidak berhenti disitu “gong politik” dari kubu Om Bus ternyata semakin berdentang sangat keras, bahkan melenting ke puncak, ketika ia mengumumkan “Tu Sop” atau Tgk H Muhammad  Yusuf bin A. Wahab, sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur.

“Saya sudah memutuskan, Tu Sop, sebagai Calon Wakil Gubernur,” kata “Om Bus” dengan suara barriton di dalam video pendek yang dipublikasikan laman Facebook, salahsatu tim strategisnya, beberapa Minggu lalu. 

Akhirnya, sosok Om Bus, yang semula dianggap begitu kerdil oleh Mualem secara perlahan melengkapi dirinya dengan kekuatan politik yang diharapkan mumpuni untuk melawan hegemoni Mualem.

Bahkan menurut bocoran “people in” di lingkungan Om Bus, hasil surveynya meningkat tajam menjadi diametral dengan posisi Mualem secara elektoral hingga saat ini. Kelihatannya, pertandingan semakin seru. Demokrasi kita kian meriah.

Tapi Mualem memang terlalu percaya diri, “hana ubat” (tak ada obat) kalau istilah gurauan orang Aceh. Bisa dimaklumi, karena ia ibarat tembok “raksasa”, yang tak tergoyahkan dan terus-menerus menghegemoni perpolitikan Aceh selama 20 tahun terakhir ini; khususnya pasca konflik di Aceh tahun 2005.

Mualem ringan saja menghadapi tantangan seorang Bustami Hamzah yang notabene hanya seorang birokrat yang tak punya Partai Politik, dan dianggap tidak memiliki pengaruh sebesar dirinya.

Buktinya, Mualem masih menyebut Om Bus, sebagai bukan lawan tandingnya. Meskipun masih sempat menyebut; kalaupun ada sedikit persaingan, itu lebih pada pengaruh dari calon wakilnya yaitu; Tu Sop. "Nyoe na meusangkot bak Tu Sop bacut (kalau ada sedikit pengaruh sama Tu Sop sedikit)," ujarnya, sebagaimana dikutip media massa maupun media sosial secara luas. 

Lebih gawat lagi, Mualem meyakini, berdasarkan hasil survei (mungkin survey internal, atau boleh jadi eksternal saya tidak tahu), dirinya bersama Fadhullah (Dek Fad) akan memenangkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2024 ini.

Puncak keyakinan Mualem adalah dengan menyebut bahwa dia bisa menang 72 persen (versi Serambinews.com); "Insya Allah, dengan tidak takabur, kita yakin kita dapat 72 persen. Mudah-mudahan," katanya.

Tapi dalam catatan saya, Mualem pernah kalah dalam Pilkada Gubernur Aceh 2018, saat ia berpasangan dengan TA. Khalid (Ketua Gerindra saat itu).

Pilkada tersebut dimenangkan oleh pasangan Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah yang mengakhiri masa tugas 5 Juli 2022 silam. Artinya, sebenarnya Mualem juga pernah kalah.

Okelah, dengan konfigurasi politik seperti di atas itu, kira-kira akan seperti apakah kontestasi Mualem vs Om Bus pada 27 November nanti? 

Raja Thalut Lawan Jalut

Menjawab pertanyaan ini saya teringat dengan sebuah ilustrasi historis, mengenai pertarungan Raja Thalut, melawan melawan Jalut sebagaimana dikisahkan di dalam Al-Quran.

Kisah Thalut sebagai representasi sosok pahlawan bangsa Israil ini dapat ditemukan dalam QS Al-Baqarah ayat 246 hingga 251.

Selain itu, perincian kisah tersebut juga dapat ditelusuri dalam Al-Kitab dengan inti kisah yang tidak jauh berbeda dari Al-Qur’an. Ibnu Katsir dalam buku Qashash al-Anbiya turut menceritakan secara rinci bagaimana kisah Thalut dan Jalut.

Dalam literatur Barat kisah ini terkenal dengan judul: David vs Goliath. Saking seringnya dikisahkan, banyak yang mengira ini hanyalah kisah dongen anak-anak sebelum tidur atau cerita komik.

Singkat cerita, Raja Thalut harus menghadapi Raksasa Jalut yang sangat ditakuti, karena kekuatan fisiknya yang tak tertandingi, sehingga ia harus bersiap memerangi Jalut dengan kekuatan penuh.

Namun sebelum perang dimulai, muncul seorang anak laki-laki bernama Daud (David) untuk menantang Raksasa Jalut (Goliath).

Ia meminta izin kepada Raja Thalut untuk bertarung melawan Jalut. Dalam pertarungan yang “tidak seimbang” itu, “Sibak Agam”, Daud, akhirnya dapat mengalahkan dan membunuh Raksasa Jalut. 

Dikisahkan bahwa Daud dapat membunuh Jalut dengan ketapel yang selalu dibawanya sebagai senjata. Tiga buah batu meluncur deras ke kepala Jalut hingga ia tewas.

Melihat kematian Jalut, bala tentara musuh kehilangan arah dan akhirnya berhasil dikalahkan dengan mudah. Akhirnya, pasukan Raja Thalut, atas bantuan “Si Kerdil” Daud, berhasil mengalahkan Raksasa Jalut hanya dengan alat ketapel. 

Sebagai analogi sederhana: Apakah “Sibak Agam” Om Bus, dapat melawan Hegemoni  “Orang Kuat” Mualem? Entahlah.

Tapi sejarah memang banyak bercerita, bagaimana orang yang kecil dan lemah selalu memiliki kemungkinan untuk mengalahkan orang besar dan kuat.

Mari kembalikan saja pada Takdir. Allah lah yang memberikan kerajaan pada orang yang dikehendaki, dan Allahlah yang mencabut kerajaan dari orang yang dikehendaki pula.

Kita hanya berharap, semoga Pesta Demokrasi ini berjalan dalam kedamaian, serta kebersihan hati.

Orang Aceh sudah sangat benci dengan segala bentuk konflik kekerasan. Mereka ingin mendapatkan pemimpin cerdas, yang bisa membawa kedamaian lahir dan batin. Semoga.

*) PENULIS adalah akademisi.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved