Konflik Palestina vs Israel

Mantan Kepala Staf IDF: Israel Diambang Kehancuran Sejak Didirikan, Perang Gaza Habiskan Banyak Uang

Kedua tokoh oposisi pemerintah Israel itu juga mengecam sikap ngotot Netanyahu untuk tetap mempertahankan kendali IDF atas Koridor Philadelphia.

Editor: Faisal Zamzami
khaberni
Pasukan Israel (IDF) dalam agresi militer di Gaza - Pasukan Israel mundur dari Khan Younis, Gaza selatan, Sabtu (24/8/2024), setelah menghancurkan wilayah tersebut. 

SERAMBINEWS.COM - Mantan Kepala Staf Militer Israel (IDF), Gadi Eisenkot memberikan kritik menohok ke Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan mengatakan kalau “Israel berada pada titik terendah sejak didirikan”.

Pernyataan Eisenkot itu dilontarkan dengan alasan ketidakmampuan Israel untuk mencapai tujuan perang yang sudah berlangsung 11 bulan di Jalur Gaza, ditambah pengerahan kekuatan besar-besaran IDF di Tepi Barat dalam dua pekan terakhir.

Dalam konferensi pers bersama dengan kepala Partai Persatuan Nasional, Benny Gantz, Eisenkot juga mengatakan ancaman Iran telah diabaikan selama Netanyahu menjabat sebagai Perdana Menteri.

Kedua tokoh oposisi pemerintah Israel itu juga mengecam sikap ngotot Netanyahu untuk tetap mempertahankan kendali IDF atas Koridor Philadelphia.

Eisenkot mengatakan kalau Netanyahu “mendelegitimasi” Menteri Pertahanan Yoav Gallan dan perwira militer Israel dalam pernyataannya mengenai kendali perbatasan Gaza-Mesir tersebut.

Baca juga: VIDEO Israel Rugi Besar Dibuat Hamas, Keluarkan Biaya Rp 1.048 Triliun selama Konflik di Gaza


Perang Gaza Habiskan Keuangan Israel

Dalam konteks perang di Jalur Gaza yang sudah berlangsung dalam 11 bulan terakhir, postur anggaran baru Israel mengungkap kalau Gaza sebagai tempat Operasi Militer termahalnya.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyampaikan usulan anggaran negara untuk tahun 2025 dalam konferensi pers pada hari Selasa, yang menguraikan langkah-langkah penghematan yang signifikan sebagai tanggapan atas perang yang berkepanjangan dan mahal di Gaza.

Usulan anggaran tersebut muncul setelah berminggu-minggu diskusi internal yang intens, ditandai dengan kritik Smotrich terhadap pejabat senior di kementeriannya dan pengecualian mereka dari proses pengambilan keputusan, Middle East Monitor melaporkan .

Anggaran yang diusulkan mencerminkan tekanan ekonomi yang disebabkan oleh apa yang digambarkan Smotrich sebagai perang terpanjang dan termahal dalam sejarah Israel, dengan biaya langsung diperkirakan antara NIS 200-250 miliar (USD 54-68 miliar).

Untuk mengatasi tantangan keuangan, anggaran tersebut mencakup beberapa langkah penghematan yang ditujukan untuk menstabilkan perekonomian.

Langkah-langkah utama dalam usulan anggaran tersebut meliputi:

Membekukan kurva pajak penghasilan: Untuk mencegah kenaikan tarif pajak.

Pembekuan gaji sektor publik: Penghentian kenaikan gaji untuk pegawai publik.

Pembekuan upah minimum: Tidak ada kenaikan upah minimum.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved