Perang Gaza

Israel Sengaja dan Sistematis Lancarkan Serangan Bom Membidik Keluarga di Gaza saat Tengah Malam

Kantor berita Sanad Al Jazeera menemukan bahwa Israel menggunakan bom MK-84 seberat 2.000 pon (907 kg) buatan AS di al-Mawasi, menewaskan sedikitnya 1

Editor: Ansari Hasyim
Fotografer Gaza/X/@Mahmoud_Bassam8
Anggota Bulan Sabit Merah melakukan proses evakuasi korban serangan rudal Israel di kamp pengungsi Palestina di Al Mawasi, Khan Yunis, Jalur Gaza pada Selasa (10/9/2024) dini hari. 

Masih belum jelas apa yang menyebabkan jatuhnya helikopter, meskipun IAF menggambarkannya sebagai kecelakaan. 

Sebuah penyelidikan telah diluncurkan untuk menentukan mengapa helikopter menghantam tanah di perkemahan alih-alih mendarat dengan benar.

Nama-nama prajurit yang tewas belum dirilis tetapi keluarga mereka telah diberitahu.

Kolonel Israel di Balik Berita Palsu Pemenggalan Bayi dan Pemerkosaan pada 7 Oktober Terluka Parah di Gaza

Kolonel Golan Vach, perwira Israel yang menarik perhatian internasional atas klaim palsunya tentang pemenggalan kepala bayi dan insiden pemerkosaan dalam operasi militer Hamas pada 7 Oktober, dilaporkan mengalami luka serius di Gaza. 

Vach, 50 tahun, mengalami cedera yang mengancam jiwanya ketika sebuah terowongan runtuh menimpanya saat berada di Jalur Gaza bagian tengah, demikian dilaporkan media Israel

Menurut sumber, batang logam menembus tubuhnya, membuatnya dalam kondisi kritis.

Vach, mantan komandan unit penyelamatan khusus militer Israel, adalah orang pertama yang menyebarkan narasi yang kini telah dibantah tentang pemenggalan kepala bayi dan pemerkosaan terhadap perempuan setelah operasi militer yang dipimpin Hamas di lokasi militer Israel di permukiman tetangga. 

Pada tanggal 7 Oktober, Vach mengklaim bahwa ia secara pribadi menyaksikan pemenggalan kepala bayi, sebuah pernyataan yang kemudian dibantah oleh para penyintas dan sumber-sumber lainnya.

Pada hari-hari setelah operasi tersebut, Kolonel Vach mengatakan kepada pers internasional bahwa ia telah menyaksikan jenazah bayi yang dipenggal di Kibbutz Be'eri. 

Uraiannya tentang kengerian yang diduga dilakukan oleh pejuang perlawanan menyebar dengan cepat di media global, memicu kemarahan dan membenarkan perang genosida Israel di Gaza. 

"Saya sendiri yang menggendong bayi yang dipenggal itu," kata Vach kepada wartawan dalam tur media yang diselenggarakan oleh militer Israel, menggambarkan akibat dari operasi militer tersebut.

Namun, para penyintas dan saksi kemudian membantah pernyataannya, dengan menyatakan bahwa tidak ada bayi atau balita di antara korban tewas. 

Menurut para penyintas, total 13 pemukim tewas dalam serangan di rumah Cohen di pemukiman Be'eri, semuanya berusia setengah baya atau lebih tua, kecuali anak kembar remaja yang dibawa oleh pejuang perlawanan saat militer Israel menembaki semua orang.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved