Salam
Belajar Kesabaran dari SMPN 28 Takengon
Selain para pelajar, kita juga memberikan apresiasi kepada dewan guru yang juga memiliki semangat yang sama dalam mendidik anak-anaknya
Sebuah kesabaran yang dilandasi semangat pantang menyerah telah ditunjukkan oleh para pelajar SMPN 28 Takengon, Aceh Tengah. Mereka rela mengikuti asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) di jalan raya akibat tidak ada fasilitas pendukung, seperti listrik dan juga internet.
Bagi pelajar SMPN 28 dan juga dewan gurunya ketiadaan fasilitas tersebut yang memadai adalah bukan rintangan untuk bisa meraih sebuah harapan yang lebih baik. Semangat untuk bangkit agar tidak tertinggal dari orang lain adalah lebih utama.
Makanya, ketika ada kondisi yang mengharuskan mereka ikut ujian di jalan raya, itu sama sekali tidak menyurutkan semangatnya untuk meraih cita-cita. Semakin besar tantangan, maka semakin besar pula keinginan yang tumbuh dan mengalir di tubuh para penerus bangsa tersebut.
Selain para pelajar, kita juga memberikan apresiasi kepada dewan guru yang juga memiliki semangat yang sama dalam mendidik anak-anaknya untuk tidak gampang menyerah. Sikap yang seperti ini hendaknya terus dipupuk, dijaga, dan dijadikan sebuah kebutuhan bersama.
Sebelumnya diberitakan, nasib miris dialami pelajar SMP Negeri 28 Takengon, di Kemukiman Pamar, Kecamatan Rusip Antara, Aceh Tengah. Akibat tak memiliki fasilitas, para pelajar di kawasan pedalaman itu terpaksa mengikuti ujian ANBK ujian di jalanan.
Kepala SMPN 28 Takengon, Handani MPd, kepada harian ini, Rabu (11/9/2024) menjelaskan, ujian ANBK digelar secara online selama dua hari, Senin dan Selasa (9-10/9/2024).
Handani mengaku dilanda kegundahan pada hari pertama ujian ANBK. Pasalnya, aliran listrik di daerah mereka saat itu padam. Jaringan internet juga ikut padam. “Gimana cara anak-anak bisa ujian ANBK, kalau listrik padam jaring internet juga padam,” katanya
Agar para pelajar bisa ujian, Handani dan para guru mencari jaringan internet hingga keluar wilayah Pamar. Mereka memanfaatkan lokasi-lokasi ketinggian agar para peserta didik bisa mengikuti ujian tersebut.
Dikatakan, perlu waktu lebih dua jam untuk menuju lokasi yang ada jaringan internetnya. “Ini sangat melelahkan dan banyak membuang energi. Kasihan anak-anak harus bersusah panyah untuk bisa mengikuti ujian ANBK. Untuk bisa menjawab soal-soal ujian yang diberikan, tak sedikit pelajar SMPN 28 itu harus naik ke atas pohon.
Handani menambahkan, kendala tak hanya terjadi di hari pertama ujian. Pada hari kedua ujian, Selasa (10/9/2024), masalah kembali datang. Di mana, wilayah Kemukiman Pamar tengah diguyur hujan.
Dikatakan, untuk bisa tetap mengikuti ujian, para pelajar pun harus naik ke atas mobil pikap beratap tenda. Di bawah rintik hujan itu, mereka menjawab soal-soal yang diberikan.
“Kami bagi setiap hari sebanyak tiga sesi. Dalam satu sesi terdiri 7 pelajar, waktunya dua jam harus selesai 70 soal," kata Handani. Sekali lagi, tidak berlebihan jika kita katakan bahwa sebuah ujian tentang kesabaran telah ditunjukkan oleh pelajar SMPN 28 Rusep Antara tersebut. Sikap ikhlas dan pantang menyerah selalu menjadi modal utama dalam meraih kesuksesan, artinya tidak ada sikap cengeng di sana. Begitu!
POJOK:
Palestina dapat kursi di Sidang Umum PBB
Di RI, PBB itu partai bulan bintang atau pajak bumi dan bangunan
Atlet tiga provinsi puji kinerja panitia PON Aceh
Terus, soal nasi gimana, gimana soal nasi?
Listrik dan internet padam, siswa SMPN Takengon ujian di badan jalan
Ini sebenarnya ujian kesabaran wahai anak-anakku..
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.