Salam

Narkoba, Ancaman Nyata bagi Masa Depan Aceh!

Fakta yang disampaikan oleh Kepala Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Aceh, Bier Budy Kismulyanto, sungguh mengkhawatirkan.

|
Editor: mufti
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi narkoba. 

ACEH, yang selama ini dikenal dengan semangat perjuangan dan kekayaan budaya, kini sedang menghadapi tantangan besar yang mengancam masa depan generasi mudanya, yakni maraknya peredaran narkoba. 

Fakta yang disampaikan oleh Kepala Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Aceh, Bier Budy Kismulyanto, sungguh mengkhawatirkan. Hampir separuh dari total narkoba yang berhasil digagalkan masuk ke Indonesia berasal dari Aceh, dengan jenis barang haram mulai dari ganja, sabu-sabu, hingga ekstasi.

Data ini bukan sekadar angka statistik yang harus dicatat, melainkan panggilan nyata untuk bertindak. Kondisi ini jelas bukan persoalan sepele, melainkan darurat sosial yang membutuhkan perhatian serius dari semua lapisan masyarakat dan pemerintah. 

Aceh yang pernah berjuang merebut hak dan martabatnya melalui sejarah panjang kini harus berjuang kembali, melawan ancaman yang jauh lebih berbahaya, yakni penyalahgunaan narkoba yang dapat menghancurkan tatanan sosial dan masa depan anak bangsa.

Peredaran narkoba di Aceh tidak lepas dari faktor geografis dan jalur-jalur kecil yang rawan penyelundupan. Namun, alasan geografis tidak boleh menjadi kambing hitam semata. Upaya bersama harus ditingkatkan, mulai dari penguatan aparat keamanan, pemberdayaan masyarakat, hingga program edukasi dan rehabilitasi yang menyentuh akar persoalan.

Lebih dari itu, diperlukan sinergi nyata antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, aparat hukum, tokoh agama, dan masyarakat sipil. Pendidikan tentang bahaya narkoba harus menjadi bagian dari kurikulum, sementara korban penyalahgunaan harus mendapat pendampingan dan rehabilitasi yang memadai.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Aceh, Bier Budy Kismulyanto, mengungkap fakta terkait maraknya peredaran narkoba di Tanah Rencong. 

Menurutnya, hingga 31 Agustus 2025, dari total 10,6 ton narkoba yang masuk ke Indonesia, sekitar 5,3 ton atau hampir separuhnya berasal dari Aceh. Jenis barang haram yang berhasil digagalkan tersebut mayoritas berupa sabu-sabu, ganja, dan ekstasi.

Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada acara Cofee Morning, Forum Konsultasi Publik Dan Pencanangan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), di Kantor DJBC Aceh, Selasa (23/9/2025).  Bier merincikan bahwa 5,3 ton barang haram yang ditindak pada tahun 2025 ini terdiri dari 3,6 ton ganja; 1,6 ton sabu-sabu; dan 168 gram ekstasi. 

Ia juga mengungkap, berdasarkan data, tren penyelundupan narkoba melalui Aceh mengalami fluktuasi dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2023 Aceh menyumbang 2,3 ton narkoba dari 24 kali penindakan. 

Sementara pada 2024, total barang bukti yang diamankan turun menjadi 1,6 ton. Namun jumlah kasus penindakan meningkat menjadi 39 kali. Kemudian sepanjang tahun 2025 ini, jumlah narkoba yang berhasil diamankan di Aceh melonjak tajam hingga mencapai 5,3 ton dengan jumlah penindakan sebanyak 75 kali. “Di tahun 2025 ini sangat luar biasa. Jumlahnya meningkat signifikan dibanding dua tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Untuk itu, sekali lagi, mari kita satukan kekuatan untuk membebaskan Aceh dari belenggu narkoba. Sebab, jika generasi muda Aceh rusak oleh narkoba, maka masa depan Aceh pun akan suram. Ini tentu saja bukan pilihan kita. Semoga ke depan akan ada perbaikannya!

 

POJOK

Partai Nasdem tak persoalkan IKN jadi ibu kota politik

Jangan salah, ini pernyataan politik, kan?

Penerima bansos yang terlibat judi online dicoret, kata Kadinsos Aceh Barat

Sejumlah kaum ibu juga mencoret penjudi online dari daftar suami, tahu?

PLN: Jangan pakai galah besi saat petik buah dekat kabel listrik

Ingat, semua besi mengandung arus listrik, kecuali Besitang…

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Revisi UUPA Urusan Kita Bersama

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved