Perang Gaza

Hizbullah Ingatkan Ratusan Ribu Warga Israel akan jadi Pengungsi jika Memperluas Perang di Lebanon

Kelompok bersenjata Lebanon tersebut mengatakan serangannya terhadap Israel merupakan bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza dan akan berak

Editor: Ansari Hasyim
MNA/screenshot
Kota Safed di wilayah utara negara pendudukan Israel mengalami pemadaman listrik secara massal saat diguyur serangan roket besar-besaran gerakan perlawanan Hizbullah, Jumat (13/9/2024). 

SERAMBINEWS.COM - Wakil pemimpin Hizbullah telah memperingatkan Israel bahwa perang skala penuh di Lebanon akan menyebabkan “kerugian besar di kedua belah pihak” dan menyebabkan ratusan ribu warga Israel mengungsi di wilayah utara negara itu.

Pernyataan Naim Qassem pada hari Sabtu muncul saat Channel 13 Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “hampir” melancarkan “operasi yang luas dan kuat” di perbatasan utara negara itu dengan Lebanon.

Hizbullah dan militer Israel telah saling serang hampir setiap hari di perbatasan Israel-Lebanon sejak Israel melancarkan perang mematikan di Gaza pada bulan Oktober. 

Kelompok bersenjata Lebanon tersebut mengatakan serangannya terhadap Israel merupakan bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza dan akan berakhir segera setelah pasukan Israel mengakhiri perang mereka dan menarik diri dari daerah kantong pantai tersebut.

Konflik Hizbullah-Israel telah menewaskan puluhan orang di Israel, ratusan di Lebanon dan membuat puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.

Baca juga: Israel Panik, Rudal Hipersonik Yaman Tiba di Tel Aviv dalam Waktu 11,5 Menit dengan Jarak 2.040 Km

Qassem, yang berbicara di ibu kota Lebanon, Beirut, mengatakan Hizbullah tidak berniat berperang, “karena kami menganggap hal itu tidak akan berguna”, menurut kantor berita AFP.

“Namun, jika Israel benar-benar melancarkan perang, kami akan menghadapinya – dan akan ada kerugian besar di kedua belah pihak,” katanya.

“Jika mereka mengira perang semacam itu akan memungkinkan 100.000 orang yang mengungsi untuk kembali ke rumah … kami mengeluarkan peringatan ini – bersiaplah untuk menghadapi ratusan ribu orang yang mengungsi lagi.”

Hamas: Warga Palestina harus Bersama-sama Memimpin Gaza Pascaperang

Osama Hamdan mengatakan bahwa kelompok tersebut menginginkan pemerintahan bersama Palestina di Gaza setelah perang Israel di wilayah yang terkepung itu berakhir.

"Jelas kami katakan bahwa hari berikutnya harus menjadi hari Palestina... hari setelah pertempuran adalah hari Palestina," kata pejabat senior Hamas kepada AFP saat diwawancarai di Istanbul.

Namun Hamdan mengatakan AS tidak berbuat cukup banyak untuk memaksa Israel memberikan konsesi yang dapat mengarah pada gencatan senjata dalam perang.

"Pemerintah Amerika tidak memberikan tekanan yang cukup atau tepat pada pihak Israel," katanya kepada kantor berita tersebut. 

"Sebaliknya, mereka mencoba membenarkan penghindaran pihak Israel dari komitmen apa pun."

Osama Hamdan mengatakan kelompoknya memiliki sumber daya yang cukup untuk terus memerangi Israel meskipun mengalami kerugian selama lebih dari 11 bulan perang di Gaza.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved