Breaking News

Berita Banda Aceh

Fadhil Rahmi Menangis Ceritakan Sosok Tu Sop: Ayah tidak Tergantikan, Saya Hanya Meneruskan

Suasana keharuan menyelimuti para jamaah yang hadir pada kegiatan samadiah dan doa bersama untuk almarhum Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop

Penulis: Muhammad Hadi | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD HADI
Anggota DPD RI, Fadhil Rahmi saat menyampaikan pendapatnya dalam kegiatan samadiah dan doa bersama untuk almarhum Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop, di Hotel Kryad Muraya, Banda Aceh, Senin (16/9/2024) malam. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Suara Fadhil Rahmi tiba-tiba terhenti. Anggota DPD RI asal Aceh ini terlihat menyeka air matanya. 

Dengan terbata-bata ia memaksa melanjutkan kisah dan pendapatnya tentang sosok Tgk Muhammad Yusuf bin Abdul Wahab atau Tu Sop, ulama Aceh yang meninggal dunia beberapa waktu lalu.

Seisi ruangan pun hening. Beberapa jamaah perempuan yang hadir terlihat ikut menyeka air matanya.

Suasana keharuan menyelimuti para jamaah yang hadir pada kegiatan samadiah dan doa bersama untuk almarhum Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop, di Hotel Kryad Muraya, Banda Aceh, Senin (16/9/2024) malam. 

Acara samadiah, doa bersama, dan kajian serta pandangan umat Islam tentang Tu Sop ini, dilaksanakan oleh Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh.

Foto bersama seusai kegiatan samadiah dan doa bersama untuk almarhum Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop, di Hotel Kryad Muraya, Banda Aceh, Senin (16/9/2024) malam
Foto bersama seusai kegiatan samadiah dan doa bersama untuk almarhum Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop, di Hotel Kryad Muraya, Banda Aceh, Senin (16/9/2024) malam (SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD HADI)

Samadiah dan doa bersama dipimpin oleh Tgk. H. Umar Rafsanjani, pimpinan Dayah Mini Banda Aceh.

Seperti diketahui, ulama Aceh yang juga bakal calon wakil gubernur Aceh, Teungku H Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop) berpulang ke Rahmatullah pada, Sabtu (7/9/2024).

Tu Sop meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Jakarta.

 Ia tiba di Jakarta pada Jumat (6/9/2024) sore, bersama bakal calon gubernur Aceh, Bustami Hamzah untuk melakukan checkup.

Baca juga: Semua Pemimpin Aceh Diajak Wujudkan Lima Peta Jalan Dakwah almarhum Tu Sop

Ketua ISAD, Tgk Mustafa Husein Woyla kepada Serambinews.com mengatakan, acara samadiyah dan doa bersama kepada Tu Sop ini dilaksanakan di Hotel Kryad Muraya bersamaan dengan agenda kajian rutin ISAD.

“Malam ini kajian rutin kita ganti dengan agenda samadiyah dan doa bersama kepada guru kita bersama, Ayah Sop.

Sekaligus memenuhi permintaan umat yang belum sempat bertakziah ke Dayah Babussalam Jeunieb,” ungkap Mustafa Woyla.

Dalam kaitan itu, kata dia, pihaknya mengundang secara khusus beberapa guru dan santri Dayah Babussalam Jeunieb untuk hadir pada kegiatan itu.

Terlihat hadir Tgk H. Muhammad Zikri, salah satu murid Tu Sop yang paling sering ikut mendampingi Tu Sop di banyak kesempatan.

Tgk Zikri diundang untuk menyampaikan pandangan dan bercerita tentang kisah hidup Ayah Sop.

Selain Tgk Zikri, panitia juga mengundang Anggota DPD RI, HM Fadhil Rahmi, serta dua mantan komisioner KIP Aceh, Tgk Akmal Abzal dan Robby Syahputra, yang juga dikenal dekat dengan Tu Sop.

Tidak Tergantikan

Fadhil Rahmi yang berbicara selama hampir 20 menit, berbagi kisah dan pendapatnya tentang sosok Tgk Yusuf bin Abdul Wahab.

Menurutnya, Tu Sop adalah sosok ulama yang kerap menyuarakan politik santun, politik cerdas, dan politik adu gagasan. 

Dalam pandangan Fadhil, saat ini sangat sulit mendapatkan sosok ulama yang memahami politik dengan sangat baik seperti Tu Sop.

Tidak hanya menguasai politik, Tu Sop juga memiliki ketertarikan dan menguasai ilmu ekonomi, sosial, hingga multimedia.

Baca juga: Sah! M Fadhil Rahmi Gantikan Tu Sop Sebagai Wakil Bustami, Antar Berkas ke KIP Aceh

Di bidang ekonomi,  Tu Sop mendirikan Yayasan Dayah Bersaudara untuk menciptakan dayah yang mandiri dari sisi ekonomi.

Di bidang sosial, Tu Sop membangun jaringan jamaah Sirul Mubtadin dan Barisan Muda Ummat (BMU) yang bergerak di bidang kajian keagamaan dan kegiatan sosial.

Sementara di bidang multimedia, Tu Sop mendirikan radio Yadara dan ruang digital bagi santri Dayah Babussalam Al-Aziziyah.

“Tu Sop adalah ulama yang interaksi sosial dengan internal maupun eksternal dayah hampir tidak ada celanya,” ungkap Fadhil Rahmi.

“Beliau memiliki komunikasi baik dengan siapa saja,” lanjutnya.

“(maka ketika) Ada yang mengatakan (saya menggantikan) untuk..” suara Fadhil Rahmi terhenti.

“Bukan menggantikan. Ayah tidak tergantikan. Tidak ada yang mampu menggantikannya, saya hanya meneruskan,” lanjut Fadhil Rahmi dengan terbata-bata.  

Baca juga: TASTAFI Aceh Adakan Doa Bersama untuk Tu Sop di Masjid Raya Baiturrahman

“Dan saya juga bukan yang paling pantas untuk meneruskan. Banyak guru-guru yang lain, banyak ulama, abi, abati, abiya yang lain yang pantas untuk meneruskan,” lanjut Fadhil Rahmi sambil menyeka air matanya. 

“Tapi qadarullah, hari ini saya diberi amanah, direstui untuk coba menjadi penerus untuk mewujudkan mimpi-mimpi Ayah Sop untuk melahirkan ekonomi dayah.”

“Ini adalah bala bagi saya. Semoga, saya mohon doa semuanya, ini menjadi bala yang hasanah. Menjadi sesuatu yang bisa sama-sama kita rasakan kehadiran Ayah Sop di mana pun. 

Bisa kita rasakan, bahwa memang Muhammad Yusuf bin Abdul Wahab ada bersama kita. Pemikirannya ada di mana-mana, gerakannya sosial yang digagasnya ada di mana-mana. 

Kebaikannya, ilmu-ilmu, dan kata-kata hikmahnya tetap hidup selamanya,” ungkap Fadhil Rahmi.

Dikunjungi Puluhan Ribu Orang

Tgk H. Muhammad Zikri, salah satu guru Dayah Babussalam yang paling sering ikut mendampingi Tu Sop di banyak kesempatan, berbagi kisah tentang hari demi hari yang dialaminya semenjak ditinggal pergi sang guru.

Tgk Zikri memulai kisah ketika ia melihat puluhan ribu umat menunggu kedatangan jenazah Ayah Sop semenjak dari Bandara Sultan Iskandar Muda, saat shalat jenazah di Masjid Raya Baiturrahman, hingga di jalan-jalan sepanjang perjalanan dari Banda Aceh ke Jeunieb.

“Sepanjang jalan, kami melihat masyarakat berkumpul dan menunggu di ujung-ujung lorong dan pasar-pasar. Suasana itu berlangsung hingga tengah malam ketika kami masih dalam perjalanan,” ujarnya.

Baca juga: Melanjutkan Jalan Dakwah Tu Sop

Dayah Babussalam Al-Aziziyah, lanjut Tgk Zikri, hari demi hari ini juga selalu dipenuhi oleh umat yang datang dari berbagai daerah di Aceh maupun luar Aceh, hingga luar negeri.

“Kami melihat setidaknya ada 25.000 hingga 30.000 orang yang datang setiap harinya,” kata dia.

Ia menyebut, ini menunjukkan kecintaan umat kepada Ayah Sop sangat besar.

Karena selama hidupnya, Ayah Sop nyaris tidak pernah menyakiti hati orang lain.

“Bahkan, kepada kami para muridnya pun beliau tidak pernah marah. Beliau sangat menghargai siapa pun, apapun profesi dan status sosial,” ujarnya.

“Ayah juga tidak pernah membicarakan keburukan orang lain. Jika Ayah menerima tamu, dan tamu itu berbicara keburukan orang lain di hadapan beliau, maka untuk menghargai tamu, beliau hanya diam. 

Tapi jika kami muridnya bercerita tentang keburukan orang lain, beliau menasihati kami.”

“Kami juga menyaksikan dengan mata kami sendiri, bahwa apapun yang beliau ucapkan, itu beliau terapkan dulu dalam kehidupannya,” tambah Tgk Zikri.

Ia pun menyebut sosok Ayah Sop ini memiliki ciri-ciri hidup seperti aulia Allah. 

“Seorang aulia Allah akan diperlihatkan kebaikannya setelah beliau pergi,” ungkap Tgk Zikri.(*)

Baca juga: VIDEO Daftar ke KIP, Syech Fadhil Dampingi Bustami Jadi Cawagub Gantikan Almarhum Tu Sop

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved