Cahaya Aceh

Milenial Wajib Datang ke Monumen Radio Rimba Raya, Jejak Kemerdekaan Indonesia di Bener Meriah

Siaran Radio Rimba Raya awalnya dipancarkan dari Krueng Simpur, Bireuen untuk menangkal isu-isu yang disebar Belanda.

DOK TRIBUN GAYO
Monumen Radio Rimba Raya yang terletak di Kampung Rimba Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah. 

Dilansir dari halaman djkn.kemenkeu.go.id, saat itu Belanda masih tidak mengakui kemerdekaan Indonesia sehingga pada tanggal 19 September 1948 Agresi Militer kembali kembali terjadi.

Belanda menyebar berita bohong tentang bubarnya negara Indonesia kepada seluruh dunia.

Sehingga Belanda pun memutus semua akses Indonesia kepada dunia Internasional dengan cara menghancurkan Radio Republik Indonesia (RRI) di Yogyakarta.

Namun, di provinsi Aceh tepatnya di kawasan Aceh Tengah (sekarang Bener Meriah), masih terdapat sebuah radio yang bernama Radio Rimba Raya yang masih mengudara.

Di Radio Rimba Raya inilah yang akhirnya menyuarakan bahwa negara Indonesia masih ada dan merdeka.

Monumen Radio Rimba Raya Bener Meriah 02
Monumen Radio Rimba Raya yang terletak di Kampung Rimba Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah.

Ketika itu, Radio Rimba Raya memancarkan siarannya dengan menggunakan lima bahasa termasuk bahasa Urdu.

Siaran Radio Rimba Raya dilakukan menggunakan stasiun radio dengan berkekuatan 1 kilowatt pada frekuensi 19,25 dan 61 meter.

Siarannya, berisikan bantahan-bantahan terhadap klaim Belanda tentang bubarnya negara Indonesia.

Sementara siaran tersebut dipancarkan sampai ke Malaysia, Singapura, India, Vietnam, Filipina, Australia, hingga Eropa.

Siaran Radio Rimba Raya awalnya dipancarkan dari Krueng Simpur, Bireuen untuk menangkal isu-isu yang disebar Belanda. 

Duel udara Radio Rimba Raya dengan radio-radio milik Belanda di Medan, Batavia (kini Jakarta), radio Hilversium di Belanda disebut berlangsung seru.

Radio Rimba Raya kerap menamakan dirinya dengan 'Suara Indonesia Merdeka'.

Karena alasan itulah, Belanda kemudian memburu dan ingin menghancurkan pemancar Radio Rimba Raya.

Akibatnya, keberadaan radio perjuangan itu kerap berpindah-pindah tempat, termasuk ke wilayah pegunungan Cot Gue di Aceh Besar. 

Ternyata di sana pemancar ini juga tidak aman, hingga akhirnya Radio tersebut damankan di pegunungan Rimba Raya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved