Cahaya Aceh

Milenial Wajib Datang ke Monumen Radio Rimba Raya, Jejak Kemerdekaan Indonesia di Bener Meriah

Siaran Radio Rimba Raya awalnya dipancarkan dari Krueng Simpur, Bireuen untuk menangkal isu-isu yang disebar Belanda.

DOK TRIBUN GAYO
Monumen Radio Rimba Raya yang terletak di Kampung Rimba Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah. 

Laporan Bustami | Bener Meriah 

SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Monumen Radio Rimba Raya menjadi salah destinasi enarik yang wajib anda kunjungi bila berada di Kabupaten Bener Meriah.

Sebab monumen yang terletak di Kampung Rimba Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah ini adalah bukti sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Lokasi tugu Radio Rimba Raya hanya berjarak 200 meter dari jalan lintas Bireuen-Takengon.

Akses untuk menuju ke lokasi cukup bagus, bahkan kendaraan roda empat bisa di parkir dalam kawasan tugu.

Situs monumen Radio Rimba Raya saat ini sudah menjadi wisata bersejarah, karena dulu Radio ini memancarkan siaran berisikan bantahan-bantahan terhadap klaim Belanda tentang bubarnya negara Indonesia.

Selain kaya akan sejarah, di lokasi destinasi wisata ini pengunjung juga dapat melihat pemandangan pegunungan yang menjulang tinggi. 

Tentunya menawarkan pesona keindahan alam yang dapat memanjakan mata.

Hawa sejuk dan udara yang dingin menjadi pelengkap jika anda berkunjung ke destinasi wisata sejarah Monumen Radio Rimba Raya

Selain itu, di lokasi juga telah tersedia bangku-bangku taman serta tempat untuk lesehan yang bisa pengunjung tepati.

Di lokasi juga terdapat tempat untuk beribadah lengkap tempat berwudhu dan toiletnya.

Serta di sekitar lokasi juga terdapat warung-warung kecil bila ingin sekedar membeli minuman dan makanan.

Bila pengunjung membawa keluarga, khusus anak-anak tentu di sana bisa bercerita dan mengenal sejarah Radio Rimba Raya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sejarah Radio Rimba Raya

Perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan pasca Proklamasi adalah masa-masa yang sangat sulit dan genting.

Setelah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, negara Indonesia masih mendapat Agresi Militer dari Belanda pada tanggal 21 Juni 1947.

Dilansir dari halaman djkn.kemenkeu.go.id, saat itu Belanda masih tidak mengakui kemerdekaan Indonesia sehingga pada tanggal 19 September 1948 Agresi Militer kembali kembali terjadi.

Belanda menyebar berita bohong tentang bubarnya negara Indonesia kepada seluruh dunia.

Sehingga Belanda pun memutus semua akses Indonesia kepada dunia Internasional dengan cara menghancurkan Radio Republik Indonesia (RRI) di Yogyakarta.

Namun, di provinsi Aceh tepatnya di kawasan Aceh Tengah (sekarang Bener Meriah), masih terdapat sebuah radio yang bernama Radio Rimba Raya yang masih mengudara.

Di Radio Rimba Raya inilah yang akhirnya menyuarakan bahwa negara Indonesia masih ada dan merdeka.

Monumen Radio Rimba Raya Bener Meriah 02
Monumen Radio Rimba Raya yang terletak di Kampung Rimba Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah.

Ketika itu, Radio Rimba Raya memancarkan siarannya dengan menggunakan lima bahasa termasuk bahasa Urdu.

Siaran Radio Rimba Raya dilakukan menggunakan stasiun radio dengan berkekuatan 1 kilowatt pada frekuensi 19,25 dan 61 meter.

Siarannya, berisikan bantahan-bantahan terhadap klaim Belanda tentang bubarnya negara Indonesia.

Sementara siaran tersebut dipancarkan sampai ke Malaysia, Singapura, India, Vietnam, Filipina, Australia, hingga Eropa.

Siaran Radio Rimba Raya awalnya dipancarkan dari Krueng Simpur, Bireuen untuk menangkal isu-isu yang disebar Belanda. 

Duel udara Radio Rimba Raya dengan radio-radio milik Belanda di Medan, Batavia (kini Jakarta), radio Hilversium di Belanda disebut berlangsung seru.

Radio Rimba Raya kerap menamakan dirinya dengan 'Suara Indonesia Merdeka'.

Karena alasan itulah, Belanda kemudian memburu dan ingin menghancurkan pemancar Radio Rimba Raya.

Akibatnya, keberadaan radio perjuangan itu kerap berpindah-pindah tempat, termasuk ke wilayah pegunungan Cot Gue di Aceh Besar. 

Ternyata di sana pemancar ini juga tidak aman, hingga akhirnya Radio tersebut damankan di pegunungan Rimba Raya.

Di sana terkenal lokasi yang strategis dan hutan lebat serta sulit ditembus pesawat terbang Belanda.

Singkatnya Radio Rimba Raya terus berperan aktif sampai saat Pemerintahan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949 melalui Konferensi Meja Bundar di Den Haag. 

Begitulah sejarah singkat dari Monumen Radio Rimba Raya yang berada di Kampung Rimba Raya, kecamatan Pintu Rime Gayo, kabupaten Bener Meriah yang wajib anda kunjungi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved