Wapres AS Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, dan tak Ada Pendudukan Kembali Israel

SERAMBINEWS.COM - Calon presiden dari Partai Demokrat AS Kamala Harris menyerukan diakhirinya perang Israel di Gaza dan mengatakan Israel tidak boleh menduduki kembali daerah kantong Palestina yang terkepung itu setelah konflik yang telah berlangsung hampir setahun ini berakhir.

Berbicara di Philadelphia kepada Asosiasi Jurnalis Kulit Hitam Nasional, ia menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, solusi dua negara dan stabilitas Timur Tengah dengan cara yang tidak memberdayakan Iran.

"Kami telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa kesepakatan ini perlu dilakukan demi kepentingan terbaik semua orang di kawasan ini," kata Harris, wakil presiden AS, menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh wartawan.

PBB akan Berikan Suara Akhiri Pendudukan Ilegal Israel di Gaza dan Tepi Barat

Palestina mengimbau Majelis Umum PBB untuk memberikan suara mendukung resolusi yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah Palestina yang diduduki.

Baca juga: Israel Angkat Gubernur Tetap untuk Gaza, Sinyal Rencana Pendudukan Jangka Panjang

"Silakan berdiri di sisi sejarah yang benar dengan hukum internasional, dengan kebebasan, dengan perdamaian. Alternatifnya adalah apa yang Anda saksikan setiap hari di layar TV Anda dan apa yang dialami rakyat Palestina secara langsung," kata Riyad Mansour, utusan Palestina untuk PBB.

"Mereka yang mengira rakyat Palestina akan menerima kehidupan perbudakan, kehidupan apartheid, adalah mereka yang tidak realistis," katanya. 

"Mereka yang mengklaim bahwa perdamaian mungkin terjadi di wilayah kami tanpa penyelesaian yang adil atas masalah Palestina adalah mereka yang tidak realistis."

Duta Besar Israel Danny Danon mengkritik keras tindakan tersebut, dan menyebutnya sebagai upaya untuk menghancurkan Israel melalui terorisme diplomatik.

"Kita berkumpul di sini untuk menyaksikan sandiwara PBB Palestina – sandiwara di mana kejahatan dianggap benar, perang dianggap damai, pembunuhan dibenarkan dan teror dipuji," kata Danon. 

"Beraninya kalian melanjutkan tradisi mengeluarkan resolusi sepihak terhadap Israel tanpa mempertimbangkan apa yang telah dialami rakyat Israel."(*)