Opini
Ketika Cuaca 'Protes' di Penghujung Perhelatan PON XXI Aceh-Sumut 2024
Sebagian besar lokasi, termasuk lapangan outdoor dan parkir, terendam oleh banjir. Selain itu, talang air di Lapangan Tembak dalam ruangan bahkan hanc
Namun, sangat disayangkan pandangan masyarakat Aceh terhadap bencana akibat cuaca ekstrem ini disebabkan oleh penyelenggaraan PON XXI 2024. Hal ini dapat dibuktikan di beberapa komentar sosial media oleh masyarakat di postingan terkait kejadian hujan yang disertai angin kencang di wilayah Aceh.
Hal ini bukan fenomena baru, dikarenakan kebudayaan dengan bencana alam sering dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa besar oleh tindakan manusia yang dianggap mengganggu keseimbangan alam atau melanggar norma-norma adat.
Di Aceh, yang memiliki tradisi dan keyakinan religius yang kuat, sebagian masyarakat meyakini adanya hubungan spiritual antara penyelenggaraan PON XXI 2024 dan cuaca ekstrem yang terjadi baru-baru ini. Aceh dikenal sebagai wilayah yang sangat religius, dengan mayoritas penduduknya menganut agama Islam secara ketat. Dalam kepercayaan masyarakat Aceh, keseimbangan antara alam dan manusia adalah hal yang sangat dihormati.
Pandangan ini muncul karena masyarakat Aceh memegang teguh keyakinan bahwa tindakan manusia yang dianggap berlebihan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai spiritual setempat dapat mempengaruhi alam. Dalam hal ini, penyelenggaraan PON XXI mungkin dipandang oleh sebagian masyarakat Aceh sebagai acara besar yang dianggap "tidak selaras" dengan suasana spiritual daerah Aceh.
Cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari terakhir pun dianggap sebagai bentuk protes alam atau peringatan dari Tuhan, yang mengingatkan masyarakat Aceh untuk kembali menjaga keseimbangan tersebut.
Keyakinan ini berakar pada pandangan religius bahwa alam bukan hanya sekadar lingkungan fisik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual, di mana harmoni antara manusia dan alam harus dipertahankan. Jika keseimbangan ini terganggu, misalnya melalui tindakan yang dianggap tidak pantas, alam dapat merespons dengan bencana.
Selain itu, media sosial sering menjadi platform untuk memperkuat pandangan-pandangan semacam ini, di mana masyarakat dapat dengan cepat berbagi pandangan mereka tentang kejadian-kejadian alam yang terjadi bersamaan dengan acara besar seperti PON XXI 2024.
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa cuaca ekstrem secara ilmiah dapat dijelaskan melalui fenomena meteorologis dan perubahan iklim seperti yang telah dijelaskan oleh pihak BMKG. Tetap saja bagi sebagian masyarakat Aceh, interpretasi spiritual tetap memegang peran penting dalam memahami fenomena alam.
Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara menunjukkan interaksi kompleks antara elemen alam dan budaya masyarakat selain kompetisi olahraga. Cuaca ekstrem yang terjadi selama peristiwa tersebut menunjukkan betapa pentingnya kesiapsiagaan dan penanganan bencana serta pemahaman mendalam tentang dampak perubahan iklim. Meskipun penjelasan ilmiah tentang cuaca memberikan wawasan yang objektif, keyakinan spiritual orang Aceh menunjukkan hubungan erat antara manusia dan alam.
Dalam menghadapi masalah ini, kolaborasi antara pengetahuan ilmiah dan kearifan lokal dapat menciptakan solusi yang lebih menyeluruh, menjunjung tinggi kearifan lokal dan pengetahuan ilmiah. Semoga pengalaman ini menjadi pelajaran berharga untuk mengadakan acara serupa di masa mendatang dan mengingatkan kita semua tentang pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam.
*) Penulis Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.