Berita Aceh Barat

Konflik Gajah Liar di Aceh Barat Meluas, Kerusakan Tanaman Masyarakat Meningkat

"Kita berharap masyarakat tetap waspada, mengingat aktivitas kawanan gajah liar cenderung meningkat, terutama di malam hari. Tanaman sawit yang...

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Nurul Hayati
Foto/dok BPBD.
Tim WRU menemukan jejak gajah liar yang telah merusak tanaman di Kawasan Desa Pulo Teungoh, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (18/9/2024).   

"Kita berharap masyarakat tetap waspada, mengingat aktivitas kawanan gajah liar cenderung meningkat, terutama di malam hari. Tanaman sawit yang baru ditanam menjadi salah satu makanan favorit gajah," ujarnya.

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Konflik antara gajah liar dan masyarakat di Kabupaten Aceh Barat kembali meningkat, kali ini terjadi di Gampong Pulo Teungoh, Kecamatan Pante Ceureumen, insiden ini mulai terjadi sejak 16 September 2024.

Tim Wildlife Response Unit (WRU) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat segera melakukan patroli dan pemantauan ke lokasi kejadian pada 17 September 2024.

Dari hasil pengamatan, terdata kerusakan tanaman sawit milik warga mencapai sekitar 300 batang.

Pj Bupati Aceh Barat, Mahdi Efendi, Kamis (19/9/2024) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap konflik dengan satwa liar, terutama gajah.

"Kita berharap masyarakat tetap waspada, mengingat aktivitas kawanan gajah liar cenderung meningkat, terutama di malam hari. Tanaman sawit yang baru ditanam menjadi salah satu makanan favorit gajah," ujarnya.

Sebagai langkah antisipatif, Mahdi telah menginstruksikan BPBD dan instansi terkait lainnya untuk terus memantau kondisi di wilayah rawan konflik gajah.

"Tim WRU harus siaga penuh, terutama di daerah yang dikenal rawan konflik satwa liar. Pemantauan intensif dan langkah-langkah mitigasi harus segera dilakukan," tegasnya.

Baca juga: Bayi Gajah Persulit Pengusiran Gajah Liar

Plt Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronald Nehdiansyah, menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti instruksi tersebut dengan mengintensifkan pemantauan di daerah rawan.

Tim lapangan akan berusaha menghalau gajah yang berpotensi mengganggu pemukiman dan perkebunan masyarakat.

"Saat ini, tim WRU-BPBD bersama dengan Tim BKSDA Aceh terus melakukan penanganan darurat untuk menghalau gajah liar dari kawasan perkebunan warga," tambahnya. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari petugas jika konflik semakin memburuk.

Ronald menekankan perlunya metode penanganan yang lebih permanen, seperti pemasangan kawat kejut khusus satwa (Power Fence) di wilayah yang sering dilalui gajah dan pemasangan GPS pada gajah liar.

"Dengan GPS, pergerakan gajah dapat dipantau sehingga petugas dapat lebih cepat bertindak jika kawanan gajah mendekati pemukiman," tutupnya.

Konflik antara gajah liar dan manusia di Aceh Barat menjadi isu serius yang memerlukan perhatian semua pihak, untuk mencegah kerugian lebih lanjut bagi masyarakat dan menjaga kelestarian satwa liar.(*)

Baca juga: Karsini Ibu Hamil 5 Bulan Tewas Terinjak Kawanan Gajah Liar di Musi Rawas Saat Menyadap Karet


 
 
 
 

 
 
 
 
BalasBalas ke semuaTeruskan 
Tambahkan reaksi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved