Berita Pidie
Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh Isi Tausiah di Pidie, Sampaikan Tentang Hancurnya Suatu Bangsa
Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Tgk H Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA mengisi tausiah agama di Masjid Al-Ikhlas
Penulis: Idris Ismail | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Idris Ismail I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Tgk H Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA mengisi tausiah agama di Masjid Al-Ikhlas Perumnas Lhok Keutapang, Kecamatan Pidie, Kabupaten, Sabtu (21/9/2024).
Tausiah agama tersebut diselenggarakan oleh Suluh Fajar Barakah Dewan Dakwah Islam (SFB - DDI) Kabupaten Pidie.
Dalam tausiah sepanjang 1 jam tersebut, putra kelahiran Adan, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie itu, secara gamblang menyinggung hancurnya suatu bangsa atau daerah di karenakan generasinya tidak melestarikan bahasa dan budaya.
Termasuk kondisi yang terjadi di Aceh saat ini semakin tergerus oleh indentitas dua hal tersebut (Budaya dan Bahasa). Kini justru, semakin hilang harga diri.
Baca juga: Haji Uma Salurkan Bantuan Kepada Penggungsi, Akibat Air Pasang Laut di Lhok
"Catat, identitas bangsa dan daerah sangat ditentukan oleh bahasa dan budaya," ujarnya di hadapan ratusan jamaah.
Kondisi Aceh saat ini telah kehilangan harga diri dalam penguasaan bahasa dan budaya yang telah digerus oleh budaya nasional dan barat.
Maka dampak dari perubahan budaya nasional dan kebarat-baratan yang semakin kental tersebut telah memperangaruhi generasi muda.
Jati diri sebagai putra khas Aceh selama ini semakin tak menentu.
Demikian pula halnya para pemangku kebijakan juga menutup dan bahkan lupa diri dari kepedulian terhadap khazanah budaya dan bahasa 'Endatu' Aceh yang semakin surut dari tatanan peredaran sosial.
Ini dibuktikan para generasi banyak yang luput dari bahasa petuah baik lewat hadits madja serta adat istiadat yang menyimpan edukasi dalam bingkai syariat Islam.
"Jika persoalan ini terus berkelanjutan, maka tidak disangsikan lagi bahasa dan budaya Endatu Atjeh akan raib dari Nangroe berjuluk Serambi Mekkah tercinta ini," jelasnya.
Baca juga: Pj Wali Kota Lhokseumawe Launching Balai Rehabilitasi Moral dan Akhlak, Bina Remaja Bermasalah
Sama halnya Islam kokoh di Andalusia, Spanyol. Namun karena gerusan moral, budaya dan bahasa, akhirnya Islam raib dari bumi Andalusia.
Maka sejarah yang telah terjadi menjadi iktibar atau pelajaran berharga untuk senantiasa menjaga budaya dan bahasa suatu daerah atau Negeri. Sebab, dua perihal itu merupakan 'Intan' paling berharga dalam kehidupan.
"Ketika jati diri telah hilang maka Eksistensi moral luar dengan mudah merasuki jiwa serta dengan mudah pula dapat dihancurkan,"ungkapnya. (*)
Baca juga: Mengatasi Kerusakan Moral dalam Masyarakat
Jaksa Periksa Puluhan Kepala Sekolah di Pidie |
![]() |
---|
Kasus ASN di Pidie Diduga Predator Anak di Bawah Umur, Polisi Periksa Lima Saksi |
![]() |
---|
Ketika Kapolres Pidie dan Istri Masak Kuliner Mi Suree di Ujong Pie Laweung |
![]() |
---|
Polisi Usut Dugaan Korupsi Dana Eks PNPM di Pidie Rp2,4 Miliar, Dikelola Sejak 2015 Hingga 2020 |
![]() |
---|
Murid SD 1 Sigli Dipangku Bunda PAUD Saat Diimunisasi, Dinkes Sebut Cakupan Rendah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.