PON 2024

PON XXI Aceh-Sumut: Harmoni Budaya dan Sportivitas yang Tak Terlupakan

Tak sedikit orang memandang Aceh sebagai provinsi dengan keistimewaan tersendiri, terutama dalam penerapan syariat Islam.

|
Editor: IKL
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.
Sejumlah penari tampil pada upacara penutupan PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Stadion Utama Sumatera Utara, Sumut Sport Centre, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (20/9/2024). Pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut 2024 resmi berakhir dan selanjutnya PON XXII akan diselenggarakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2028. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tak sedikit orang memandang Aceh sebagai provinsi dengan keistimewaan tersendiri, terutama dalam penerapan syariat Islam.

Banyak peserta Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang mempersiapkan diri untuk menghargai adat dan budaya setempat. 

Namun, begitu tiba di Serambi Mekkah, mayoritas dari mereka justru mengalami pengalaman indah yang melampaui ekspektasi.

Adat Peumulia Jamee, yang menekankan penghormatan kepada tamu, menjadi salah satu inspirasi terbesar bagi para peserta.

Yesni Luek, Pelatih Kempo dari Nusa Tenggara Timur (NTT), berbagi pengalamannya dalam dialog santai di Media Center Utama PON XXI, Jumat (20/9/2024).

"Slogan memuliakan tamu bukan hanya sekadar slogan. Semoga apa yang kami dapat di sini bisa dilaksanakan di NTT agar PON nanti lebih baik," ungkap Yesni dengan penuh semangat.

PON XXI bukan hanya sekadar ajang olahraga, melainkan juga menjadi pertemuan akbar yang merajut persatuan bangsa. 

Para atlet dari seluruh Indonesia datang membawa semangat sportivitas, yang dipadukan dengan kehangatan sambutan tuan rumah. 

"Aceh berada di ujung barat Indonesia, dan sebelumnya Papua di ujung timur. Sekarang, Nusa Tenggara berada di tengah. Kita rajut Indonesia untuk kita bangun bersama," ujar Yesni.

Tidak hanya dari aspek kebudayaan, kopi Aceh juga menjadi sorotan.

Ni Kadek Ernawati, atlet angkat berat asal Bali, yang berhasil meraih perunggu, mengungkapkan kekagumannya terhadap cita rasa kopi Aceh yang khas.

“Kopi Aceh benar-benar unik. Saya sudah mencoba kopi dari berbagai daerah, tapi yang ada di Aceh ini sangat berkesan,” ujarnya.

Pengalaman luar biasa juga dirasakan oleh kontingen lainnya. Manajer Kempo Kalimantan Timur, Panti Suhartono, memberikan apresiasi terhadap Liaison Officer (LO) yang sangat akomodatif dan membantu selama acara.

“Penyambutan di sini benar-benar luar biasa, seperti menyambut keluarga sendiri,” ujar Rismanto, atlet angkat berat dari Yogyakarta.

Keamanan di Aceh pun menjadi poin positif yang sering diangkat.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved