Breaking News

Liga 2

Pelatih Sriwijaya FC Komplain Latihan di SHB Dipantau Drone tak Dikenal, Sebut Langgar Aturan FIFA

Sriwijaya FC bakal menantang Persiraja Banda Aceh dalam lanjutan Liga 2 musim 2024/2025 pada Selasa (24/9/2024) besok, di Stadion Harapan Bangsa Banda

|
Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/Rianza Alfandi
Pelatih kepala Sriwijaya FC, Jafri Sastra. 

Laporan wartawan magang, Rianza Afandi Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pelatih Kepala Sriwijaya FC Jafri Sastra mengaku risih dan mengajukan komplain karena latihan anak asuhnya di Stadion Harapan Bangsa dipantau drone tidak dikenal, Senin (23/9/2024) pagi. 

“Mereka melakukan perekaman tepat di lokasi lapangan tempat kita berlatih (Stadion Harapan Bangsa),” kata Jafri dalam konferensi pers jelang laga Liga 2 di Banda Aceh, Senin (23/9/2024). 

Sriwijaya FC bakal menantang Persiraja Banda Aceh dalam lanjutan Liga 2 musim 2024/2025 pada Selasa (24/9/2024) besok di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh.

Menurut Jafri, keberadaan pesawat nirawak tersebut saat suatu tim sedang melakukan official training tidak diperbolehkan dalam aturan federasi sepak bola internasional atau FIFA. 

Persoalan itu, kata Jafri, juga pernah terjadi pada Olimpiade Paris 2024 lalu, di mana tim sepak bola putri Kanada dihukum karena terbukti melakukan upaya memata-matai menggunakan drone.

Baca juga: Persiraja vs Sriwijaya FC di Stadion Harapan Bangsa Tanpa Penonton, Live di Indosiar dan Vidio.com

“Itu memang sangat tidak dibolehkan, FIFA, juga sangat tidak membolehkan melakukan hal-hal seperti ada drone tadi,” ujarnya. 

Jafri menuturkan, pihaknya sempat berdiskusi dengan perwakilan LIB yang ada di Aceh perihal keberadaan drone itu. Bahkan pihak LIB juga berhasil menemukan pilot dari drone tersebut. 

“Sayangnya orangnya (pilot drone) tidak dipertemukan dengan kita dengan alasan dia cuma memoto stadion. Itu alasan yang tidak kami terima,” ungkapnya. 

Atas kejadian itu, kata Jafri, tim pelatih telah melaporkan kepada manajemen Sriwijaya FC untuk melakukan penelusuran dan mengambil lanhkah lebih lanjut. 

“Karena memata-matai sebuah tim ketika dia melakukan OT itu tidak boleh, jangankan drone media saja saat melakukan OT hanya diberikan waktu 15 menit. Selepas 15 menit mereka harus keluar," kata Jafri.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved