Cahaya Aceh
Pantai Cemara Gandapura Bireuen, Objek Wisata Keluarga Rindang dan Bersih
Pohon-pohon cemara yang berjejer menjadikan kawasan tersebut rindang dan bersih. Hamparan pesisir pantai juga menjadi area tersendiri untuk bersantai.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Safriadi Syahbuddin
Laporan Yusmandin Idris | Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Di Kabupaten Bireuen terdapat belasan bahkan puluhan objek wisata, baik wisata pantai, sungai maupun tempat bersejarah mulai dari Kecamatan Samalanga sampai Kecamatan Gandapura.
Di Kecamatan Gandapura, beberapa objek wisata yang familiar antara lain Pante Cemara berlokasi di Desa Lingka Kuta, Pante Pangah di Desa Ie Rhob.
Objek wisata Pantai Cemara awalnya kawasan alami berupa pantai, kemudian "dipoles" pada tahun 2019 lalu dan menjadi salah satu objek wisata keluarga.
Lokasinya hanya terpaut 1 Km arah utara Pasar Gandapura. Jalan untuk menuju ke lokasi ini juga sudah lumaya bagus.
Objek wisata tersebut diresmikan sebagai Desa Wisata di Bireuen oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi atau Mendes PDTT pada Agustus 2023 lalu.
Amatan Serambinews.com, Sabtu (22/9/2024) pagi, kawasan tersebut telah ditata sedemikian rapi. Pohon-pohon cemara yang berjejer menjadikan kawasan tersebut rindang dan juga bersih.

Hamparan pesisir pantai juga menjadi area tersendiri untuk bersantai. Deretan kios dan juga jambo di lokasi tersebut juga rapi dan menarik.
Ada sembilan kios berukuran 3 x 3,5 meter dan juga satu balai tradisional 6 x 11 meter.
Hadirnya objek wisata tersebut menjadikan destinasi wisata baru ini sebagai favorit wisatawan lokal.
Belakangan ini, animo wisatawan yang mayoritasnya dari kalangan keluarga, relatif tinggi untuk berekreasi di pantai tersebut.
Fasilitas bagi pengunjung boleh disebut sudah lengkap, seperti kamar mandi untuk anak-anak, WC, tempat wudhu, mushalla dan tempat parkir cukup rapi, menjadikan objek tersebut nyaman untuk dikunjungi.
Pantai tersebut dikelola oleh pemuda desa setempat. Ini menjadikan peluang baru bagi pemuda yang masih pengangguran untuk mendapatkan penghasilan setiap hari dari pengelolaan tempat wisata.
Inisiator pengembangan objek wisata, Surya Dharma SH mengatakan, pengelolaan dilakukan BUMG Pinto Laot.
Pengelolaan wisata tersebut cukup terkontrol. Pendapatan yang diperoleh setiap harinya, juga dijadikan sebagai kas untuk keperluan dikemudian hari.
Selain itu sudah menampung sebanyak 70 tenaga kerja, 30 diantaranya sebagai petugas parkir dan lainnya secara silih berganti.
Kios disewakan, sewanya hanya Rp 5.000/hari, tempat duduk atau jambo tidak dikenakan biaya bagi pengunjung.
"Hasil tersebut akan dikelola dengan baik demi kemajuan desa," katanya.

Surya Darma yang didampingi Pj Keuchik Lingka Kuta, Abdul Hadi SKM menambahkan, objek wisata ini dibuka setiap hari, kecuali pada hari Jumat ditutup.
Selain itu, pantai ini juga ditutup setengah hari saat ada kegiatan sosial, seperti ketika ada masyarakat yang meninggal dunia maupun kenduri di Gampong Lingka Kuta.
Bagi warga yang hendak ke objek wisata tersebut dikenakan biaya parkir sepeda motor Rp 2.000, kendaraan roda empat Rp 5.000 khusus hari Sabtu dan Minggu, sedangkan hari lain nya tidak ada pungutan biaya parkir.(*)
Duta Besar Belanda dan Konjen Jepang Kagumi Museum Tsunami Aceh |
![]() |
---|
Museum Keliling Masuk Sekolah, Alternatif Edukasi Kesadaran Mitigasi Bencana |
![]() |
---|
Selama Enam Bulan ke Depan, BPBA dan Disbudpar Aceh Gelar Pameran Kebencanaan |
![]() |
---|
Menyusuri Sabang, Surga Bahari di Ujung Barat Indonesia |
![]() |
---|
Aceh Perkusi 2025 di Aceh Utara Meriah, Acara Hingga Besok, Gubernur Mualem Tabuhkan Rapai Pasee |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.