Berita Bireuen

9 Gampong Lingkar Paya Nie, Kutablang, Bireuen Bentuk Bundesma, Ini Nama-nama Desanya

Disebutkan, Bundesma Paya Nie Bireuen yang tergabung  sembilan desa yang bersentuhan dengan rawa basah gambut Paya Nie.

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nur Nihayati
Istimewa
Pertemuan- Para kepala desa lingkaran Paya Nie, Kutablang Bireuen bersama TAPM dan lainnya, Kamis (3/10/2024) melakukan pertemuan di kawasan Paya Nie membahas pembentukan Bundesma dan program lainnya. 

Disebutkan, Bundesma Paya Nie Bireuen yang tergabung  sembilan desa yang bersentuhan dengan rawa basah gambut Paya Nie.

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Kawasan Paya Nie, Kutablang Bireuen yang luasnya mencapai 262 hektar dilingkari sembilan desa perlu dipertahankan, karena lahan basah tersebut sebagai area dapat mengurangi emisi dan juga dapat melaksanakan berbagai program lainnya dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM), Zulfikar SE dalam pertemuan koordinasi perencanaan program kerja dengan perangkat desa lingkaran Paya Nie, Kamis (3/10/2024) dengan berbagai unsur membahas pembentukan Badan Usaha Milik Usaha Bersama (Bundesma) Paya Nie.

Disebutkan, Bundesma Paya Nie Bireuen yang tergabung  sembilan desa yang bersentuhan dengan rawa basah gambut Paya Nie.

Bundesma sudah digagas dan dibentuk beberapa waktu lalu namun belum ada pengesahan.

Disebutkan,  lahirnya Bumdesma Paya Nie terbentuk setelah terjadinya MoU PIM dengan Pemkab  Bireuen mengingat beberapa desa di Kutablang yang bersentuhan dengan Rawa Basah Gambut Payanie menjadi desa binaan perusahaan Pupuk Iskandar Muda (PIM).

Sembilan desa tergabung dalam Bundesma yaitu Desa Blang Me, Tingkem Manyang, Kulu Kuta, Glee Putoh, Buket Dalam, Paloh Peuradi, Paloh Raya, Crung Kumbang dan Tanjong Siron yang diketuai oleh Abdul Halim dari desa Glee Putoh.

Kawasan Paya Nie katanya perlu dijaga dan dipelihara  karena dapat menyerap emisi karbon dalam jumlah besar.

Tenaga Ahli P3MD Pusat,  Anggun Herawan dalam pertemuan tersebut menyampaikan Bundesma Payanie perlu lahirnya rancangan regulasi dan agreement yang kuat dan bagus baik terkait emisi karbon, ekoduwisata rawa basah gambut Paya Nie, serta hal-hal lain sebagai pendukung usaha Bundesma seperti souvenir.

Kemudian teknis promosi marketing usaha yang selama ini akan lebih cepat lewat aplikasi digital baik aplikasi
youtube, tiktok, lazada dan lainnya.

Ketua Bundesma Paya Nie, Abdul Halim menyambut baik rencana dan alur kerja yang ditawarkan tersebut dengan awal pelaksanaan akan di gunakan dana desa yang mewakili Bumdesma.

Pertemuan  tersebut meminta kepada para keuchik untuk bersama-sama menyusun instrumen regulasi dan
agreement yang kuat serta menyusun program kerja terkait emisi karbon, pengelolaan alur mengaliri air untuk semua sawah serta pusat ekoduwisata dan hal lain kegiatan untuk mendukung kerja Bumdesma Paya
Nie.

Yusmadi Yusuf selaku Direktur AWF Aceh salah satu lembaga pengelola Paya Nie kepada Serambinews.com mengatakan, waduk alam atau rawa gambut Paya Nie  salah satu area terluas  yang dapat menyerap emisi
dalam jumlah besar.

Maka perlu dilakukan berbagai langkah agar kawasan tersebut menjadi kawasan terjaga dan terlindungi selain sebagai
penyerap emisi karbon juga berbagai program pemberdayaan ekonomi dapat dilaksanakan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved