Kupi Beungoh
Mualem dan Brutus dalam Drama Pilkada 2024
Laksana Brutus. Mereka masuk menjadi bagian inti Mualem, kemudian berbalik menyerangnya. Mualem tetap tegar dan tegak melangkah
Wali Nanggroe Hasan Tiro sepagai pemimpin tertinggi GAM, menilai bakat Muzakir Manaf cocok menjadi salah satu pelatih yang disebut Mualem.
Waktu itu, ada sejumlah tentara GAM yang ditabalkan sebagai mualem di Libya hingga ke Aceh. Namun atribusi Mualem hanya melekat pada Muzakir Manaf.
Atribusi Mualem semakin melekat pada Muzakir Manaf setelah Wali Naggroe Hasan Tiro menunjuknya sebagai pengganti Panglima GAM Abdullah Syafii yang gugur pada 2002.
Hingga kini atribusi Mualem melekat pada Muzakir Manaf, bahkan lebih popular dari nama aslinya. Di Aceh, tidak ada pemimpin yang disapa Mualem selain Muzakir Manaf.
Di Aceh hanya ada tiga panggilan yang paling popular, yaitu Wali Nanggroe, Meuntroe, dan Mualem.
Wali Nanggroe melekat pada Tgk Hasan Tiro, Meuntro melekat pada Tgk Malik Mahmud Al Haytar (sekarang menjadi Wali Nanggroe setelah wafatnya Hasan Tiro), dan Mualem telah menjadi legitimasi kepada Muzakir Manaf.
Sebetulnya, jika membacanya dari sudut pandang ilmu sosiologi Max Weber, maka poin utama legitimasi Mualem terletak pada kharisma dan otoritas kharismatiknya.
Pemimpin kharismatik biasanya berperan dalam bidang agama dan politik.
Mualem, dalam hal ini, dapatlah disebut sebagai pemimpin berkharisma dalam bidang politik yang dikuatkan oleh sejumlah pemimpin berkharisma dalam bidang agama, misalnya Abu Paya Pasi.
Baca juga: Om Bus Nomor 1, Mualem Nomor 2
Max Weber mengidentifikasikan pemimpin dengan otoritas kharisma muncul di masa situasi krisis. Memang Mualem muncul di era konflik Pemerintah RI-GAM.
Selain itu, pemimpin dengan otoritas kharisma memiliki kesadaran misi dan panggilan yang terwujud dalam ide; pengakuan pengikut mendorong mereka mengikuti, mentaati, dan setia terlibat dalam misi itu; otoritas kharisma dijalankan bersama pengikut setia; kharisma itu bersifat extra-legal; relasi dalam komunitas bersifat personal; dan tidak mengutamakan uang karena lebih mengutamakan misi.
Seperti itulah kekuatan kepemimpinan yang melekat pada Mualem, artinya alam membesarkannya melalui perilaku-perilakunya yang berjalan selama ini.
Tentu saya memahami, bahwa di pihak yang sekarang menjadi lawan Mualem dalam politik Pilkada, terdapat intelektual yang memahami ilmu sosiologi politik. Sehingga dalam menjalankan misi politiknya terlihat sangat kuat dalam memainkan jurus-jurus sosiologi.
Misalnya, mereka sangat memahami bahwa dalam prihal pemimpin kharismatik yang muncul dalam situasi krisis, maka di situ ada harapan-harapan bagi pengikutnya.
Jika harapan itu tak terpenuhi, maka dapat mengikis kharisma si pemimpin. Sebaliknya, jika hatapan-harapan itu terpenuhi maka kharismanya bertahan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.