Lika-liku Perjalanan Tiyong Sang Politikus Ulung, dari Kombatan GAM menuju Senayan

13 Anggota DPR RI daerah pemilihan Aceh telah resmi dilantik. Salah satunya yang menarik untuk diulas adalah Samsul Bahri Ben Amiren alias Tiyong.

Penulis: Yocerizal | Editor: Yocerizal
Serambinews.com
Anggota DPR RI asal Aceh, Samsul Bahri Ben Amiren (Tiyong) menerima suapan dari putrinya. Istri dan seluruh anak-anaknya ikut menghadiri pelantikan Tiyong di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (1/10/2024). 

SERAMBINEWS.COM - 13 Anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Aceh, telah resmi dilantik pada Selasa, 1 Oktober 2024, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.

Salah satunya yang menarik untuk diulas adalah Samsul Bahri Ben Amiren atau sering disapa Tiyong.

Maju melalui Partai Golkar, Tiyong menjadi satu-satunya sosok mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang terpilih sebagai wakil rakyat Aceh di tingkat pusat.

Dia maju dari Dapil Aceh 2 yang meliputi, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Tamiang.

Tiyong lahir pada 20 Januari 1972 di Samalanga, Kabupaten Bireuen. 

Ia resmi mengangkat senjata bergabung dengan GAM pada tahun 1999, dengan jabatan terakhir sebagai Panglima Daerah 1 Wilayah Bate Iliek.

Sejak damai antara GAM dan Pemerintah Indonesia terwujud tahun 2005, Tiyong lalu mengalihkan perjuangannya di gedung parlemen.

Baca juga: Diperbolehkan Menunda Mandi Wajib Bagi Pria dan Wanita Asal Tidak Lewat Waktu Ini, Ini Penjelasannya

Baca juga: Jangan Sembarangan Beli, Ini 12 Link Resmi Penyedia E-Meterai untuk Daftar PPPK 2024,Simak Cara Beli

Baca juga: Pelapor PBB: Bagi Israel Semua Teroris, Pantas Mati, Pria, Wanita, dan Anak-anak

Saat pemilu pertama di masa damai, tahun 2009 silam, Tiyong berhasil terpilih sebagai Anggota DPRA. Saat itu ia maju melalui Partai Aceh (PA).

Di partai yang dipimpin Muzakir Manaf alias Mualem ini, Tiyong pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPW Bireuen dari tahun 2007 hingga 2012. 

Tapi perjalanan politik Tiyong di Partai Aceh tidak berlangsung lama setelah diterpa gejolak internal.

Sejumlah pentolan GAM kemudian mendirikan partai lokal lain yang diberi nama Partai Nasional Aceh (PNA) dengan Ketua Umum Irwansyah atau dengan nama lain Muksalmina.

Tiyong ikut terlibat membidani lahirnya partai ini bersama Irwandi Yusuf, Muharram Idris, Ligadinsyah, Amni bin Ahmad Marzuki, Tarmizi, Lukman Age, Thamren Ananda dan lainnya.

Pada Pemilu pertamanya tahun 2014, PNA hanya mampu mengirim tiga kadernya ke DPRA yaitu Darwati A Gani (istri Irwandi Yusuf), Samsul Bahri Ben Amiren, dan Dedi Safrizal.

Tahun 2017, Partai Nasional Aceh berubah nama partai menjadi Partai Nanggroe Aceh karena pada Pemilu 2014 tidak berhasil melewati ambang batas Pemilu.

Baca juga: Garuda Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk S1 Posisi Cabin Crew, Ini Persyaratannya

Baca juga: Seleksi PPPK 2024, Berikut 48 Soal Latihan PPPK Teknis 2024, Lengkap dengan Kunci Jawabannya

Baca juga: Konflik Pecah, Apa Penyebab Mahasiswa Aceh di Lebanon Belum Pulang ke Kampung Halaman?

Dalam struktur kepengurusan, Irwandi Yusuf selaku ketua umum menempatkan Tiyong sebagai ketua harian PNA. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved