Diplomasi

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedubes Australia Gita Kamath Harap Alumni di Aceh Saling Terkoneksi

Alumni dari berbagai kampus di negara tersebut dapat menjaga koneksi dan menjadi jembatan antar kedua negara.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Firdha Ustin
Wakil Duta Besar Australia, Gita Kamath memberikan sambutan pada acara Australian Alumni Networking Dinner di Hotel Hermes, Banda Aceh, Selasa (8/10/2024) malam. 

SERAMBINEWS.COM - Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath bangga dengan warga Indonesia khususnya Aceh yang pernah belajar di Negeri Kanguru dan berharap alumni tersebut dapat menjaga koneksi dan menjadi jembatan antar kedua negara.

Hal tersebut disampaikan Gita Kamath saat acara makan malam bersama alumni Aceh yang pernah berkuliah di Australia, berlangsung di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Selasa (9/10/2024) malam. Kegiatan itu juga sebagai bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia-Indonesia.

"Saya senang bisa berada di sini bersama dengan alumni yang berada di Aceh. Kalian adalah kelompok pemikir dan pemimpin yang luar biasa, memiliki peran penting dalam organisasi dan komunitas. Australia sangat menghargai kontribusi kalian," ujar Gita Kamath

Ia mengungkap, warga Aceh yang menjadi alumni kuliah di Australia disebut berjumlah sekitar 400 orang. Secara umum, Australia memiliki lebih dari 200 ribu alumni dari Indonesia termasuk pemimpin senior di sektor pemerintahan dan bisnis.

Para alumni yang saat ini sudah kembali ke negaranya memiliki peran yang sangat penting dalam kerjasama dan sebagai jembatan antara kedua negara.

"Saya menganggap mereka seperti duta besar Indonesia yang bisa menjelaskan dan juga membantu penduduk dari kedua negara lebih baik saling memahami. Kita memiliki kemitraan sejati yang didasarkan pada kepentingan bersama. Kita berkumpul untuk merayakan sejarah yang kita miliki bersama, bekerja sama dengan agenda yang semakin luas," timpalnya.

Baca juga: Australia dan Indonesia Perluas Kerja Sama dalam Manajemen Risiko Bencana

Baca juga: Besok Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath Kunjungan ke Aceh, Ini Agendanya

Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia (kiri), Gita Kamath dan Alumni Australia Farwiza Farhan memberikan keterangan kepada wartawan pada acara Autralian Alumni Networking Dinner, Selasa  (8/7/2024) malam.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia (kiri), Gita Kamath dan Alumni Australia Farwiza Farhan memberikan keterangan kepada wartawan pada acara Autralian Alumni Networking Dinner, Selasa (8/7/2024) malam. (SERAMBINEWS.COM/Firdha Ustin)

Sementara itu, seorang alumni Australia, Farwiza Farhan, alumni master manajemen lingkungan di University of Queensland menyebutkan, selama kuliah di Australia ia mendapatkan ilmu yang luar biasa hingga mampu membuka luas pola pikirnya, ilmu yang diperoleh pun sangat  berimplikasi pada pekerjaannya saat ini.

Kini, Farwiza mendedikasikan diri untuk bekerja dalam perlindungan kawasan ekosistem Leuser.

Ia tak memungkiri bahwa kualitas pendidikan yang diberikan oleh Universitas di Australia mampu membantu para alumninya memiliki wawasan serta critical thinking yang luar biasa.

Salah satu hal yang dapat dipelajari dari Australia adalah penerimaan terhadap siapapun. Semua orang disebut dapat menjadi dirinya sendiri serta memilih menjadi apapun yang dia inginkan.

"Dan dia bisa diterima apa adanya tanpa ada penolakan. jadi kita bisa belajar banyak dari Australia soal menghargai keragaman," ujar Farwiza.

Selain menghadiri kegiatan alumni, Gita mengaku berkunjung ke Aceh untuk melihat program kerjasama pembangunan Australia - Indonesia, khususnya di bidang penanggulangan dan pengurangan risiko bencana, pemberdayaan perempuan, tata pemerintahan dan juga keadilan.

Australia dan Indonesia Perluas Kerja Sama dalam Manajemen Risiko Bencana

Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, dan Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rustian, hari ini menandatangani pembaruan Subsidiary Arrangement untuk Program SIAP SIAGA hingga tahun 2027 yang berlansgung di Banda Aceh, Rabu (9/10/2024).

Penandatanganan ini menandai komitmen berkelanjutan antara Australia dan Indonesia dalam memperkuat manajemen risiko bencana dan kesiapsiagaan di Indonesia dan di tingkat regional.

“Australia dan Indonesia memiliki kemitraan yang telah lama terjalin dalam bidang manajemen risiko bencana.  Kami memuji upaya BNPB dalam membantu memperkuat kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan risiko bencana dan berharap dapat terus melanjutkan kerja sama yang erat di masa depan,” ujar Gita Kamath, Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia.

Indonesia dan Australia bekerja sama melalui Program SIAP SIAGA untuk meningkatkan kapasitas Indonesia dalam mencegah, mempersiapkan, merespons, dan pemulihan dari bencana alam, baik yang terjadi secara cepat maupun lambat.

Program ini juga bertujuan untuk memperkuat kerja sama Australia-Indonesia dalam aksi kemanusiaan di kawasan Indo-Pasifik.

Penandatanganan hari ini bertepatan dengan Bulan Pengurangan Risiko Bencana, sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh BNPB untuk memperingati Hari Pengurangan Risiko Bencana Internasional.

Tahun ini, Provinsi Aceh menjadi tuan rumah acara tersebut, yang menandai peringatan 20 tahun gempa bumi dan tsunami di Samudera Hindia yang meluluhlantakkan wilayah Aceh.

Program SIAP SIAGA berkolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintah Indonesia, termasuk BNPB, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Luar Negeri, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta organisasi masyarakat sipil.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved