Sejuknya Air di Lokasi Pemandian Putri Naga Panjupian

Oleh: Jon Darmawan MPd, Pengurus PW IGI Aceh dan Pemuda ICMI Aceh, Mahasiswa S-3 Teknologi Pendidikan Unimed, Guru SMAN 7 Lhokseumawe, dan Anggota FAMe Chapter Lhokseumawe, melaporkan dari Tapaktuan, Aceh Selatan 

AWAL Agustus 2024 saya mendapat tugas memfasilitasi para guru SMKN 1 Aceh Barat Daya (Abdya) dalam pembelajaran berbasis literasi dan numerasi. Kesempatan emas ini saya manfaatkan bersama keluarga untuk pulang ke rumah orang tua di Kluet Utara, Aceh Selatan.

Selain kerinduan yang sangat mendalam terhadap orang tua, saya juga bermaksud mengajak kelaurga untuk menikmati keindahan alam Aceh Selatan yang masih alami.

Kabupaten Aceh Selatan memiliki geografis yang sangat unik. Kabupaten ini sepanjang perjalanan dibatasi oleh gunung dan Samudra Hindia.

Kondisi geografis yang unik ini justru memberikan anugerah yang luar biasa bagi kabupaten penghasil pala tersebut. Anugerah ini berupa ‘spot-spot’ wisata alami yang sangat rancak dan nyaman. Di antaranya adalah Panorama Hatta dengan pemandangan Kota Tapaktuan dari atas gunung dan Samudra Hindia pada sisi lainnya.

Selain itu, Aceh Selatan juga memiliki air terjun di Batu Itam (Air Terjun Tingkat Tujuh), Trumon, Meukek, Sawang, dan beberapa kecamatan lainnya. Aceh Selatan juga memiliki garis pantai yang panjang. Garis pantai ini menawarkan berbagai jenis lanskap seperti tebing, bukit pasir, dan teluk yang menambah keindahan visual. Di antaranya Pantai Pasir Putih, Ujong Batee, Terbangan, Kuala Ba’u, Ujong Mangki, Bakongan, dan beberapa pantai indah lainnya. Beberapa pantai dihiasi oleh ribuan pohon cemara yang bersusun rapi. Daerah ini juga memiliki ‘spot’ wisata Pulau Dua di Bakongan.

Garis pantai yang panjang menciptakan lebih banyak ruang untuk berbagai aktivitas pantai, seperti berselancar dan berjalan-jalan sehingga pengalaman beraktivitasdi  pantai lebih menyenangkan.

Garis pantai yang panjang ini juga melahirkan pemandangan laut yang luas dan tidak terhalang sehingga memberikan ketenangan dan keindahan.

Pegunungan yang berdiri tegak sepanjang Aceh Selatan menciptakan tempat-tempat pemandian alam yang asri dan sejuk. Salah satu di antaranya adalah Pemandian Putri Naga Panjupian.

Lokasi pemandian ini selalu ramai dikunjungi para wisatawan, terutama saat liburan datang. Panjupian merupakan sebuah desa yang berjarak 6 km dari Tapaktuan. Desa ini unik karena diapit oleh gunung dari tiga sisi mata angin dan Samudra Hindia di sisi lainnya.

Perjalanan menuju Panjupian dari arah Kotafajar akan memanjakan mata. Hal ini disebabkan terdapatnya pantai yang indah di Ujong Batee Terbangan, jalan dengan pemandangan laut di sebelah kiri, desa wisata Lhok Rukam, dan Jambo Hatta.

Demikian juga dengan perjalanan dari Tapaktuan. Pengunjung akan disuguhi pemandangan Samudra Hindia, Air Terjun Tingkat Tujuh di Batu Itam, dan jalan di lereng gunung denga pemandangan eksotis.

Pegunungan yang memagari desa wisata ini, menyuguhkan beberapa ‘spot’ pemandian yang alami nan sejuk. Pemandian yang paling terkenal adalah Putri Naga. Saat kecil, saya selalu senang diajak orang tua berkunjung ke Panjupian. Tentu saja karena memperoleh kesempatan mandi di kolam alami Putri Naga. Biasanya kami memilih tempat di bawah pohon-pohon pala yang dahannya menjurus ke sungai-sungai kecil ini.

Air yang mengalir berasal dari mata air di atas air pegunungan sehingga selalu dingin dan sangat jernih. Hal ini membuat pengunjung sangat betah untuk berlama-lama mandi di kolam ini. Pengunjung tidak perlu khawatir akan bau kaporit karena kolam ini dialiri air langsung dari pegunungan sehingga tidak perlu diberikan obat penjernih.

Pegunungan di Panjupian ini umumnya merupakan kebun-kebun warga yang ditanami pohon pala. Selain mandi, pengunjung pada dasarnya juga dapat menikmati wisata kebun pala sebagai komoditas unggulan Aceh Selatan.