Jurnalisme Warga
Serunya Lomba Kompetisi Berbasis Revolusi Industri 4.0 hingga Future Skill
Mereka berkompetisi di 37 cabang lomba pada berbagai lokasi di Jakarta dan Jawa Barat pada 27 Juli hingga 1 Agustus 2025.
FERI IRAWAN, M.Pd., Kepala SMKN 1 Jeunieb, melaporkan dari Jakarta
Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dan Jawa Barat kembali menjadi panggung unjuk bakat anak bangsa. Dalam ajang bergengsi Lomba Kompetensi Siswa Nasional (LKSN) 2025, para siswa terbaik dari seluruh provinsi bertarung menunjukkan kemampuan mereka.
LKSN 2025 melibatkan 1.076 peserta dari 38 provinsi dan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN). Mereka berkompetisi di 37 cabang lomba pada berbagai lokasi di Jakarta dan Jawa Barat pada 27 Juli hingga 1 Agustus 2025.
Ajang ini menjadi batu loncatan bagi peserta untuk berkiprah di kancah internasional, seperti mewakili Indonesia ke ASEAN Skills (Kompetisi Keahlian Tingkat ASEAN), Worldskills Asia Competition (Kompetisi Keahlian Tingkat Asia), dan World Skills International Competition (Kompetisi Keahlian Tingkat Dunia).
Ajang ini bukan sekadar lomba, melainkan juga menjadi barometer kekuatan pendidikan vokasi, penguatan talenta nasional, dan penyiapan SDM unggul untuk Indonesia Emas 2045.
Kompetisi ini juga menjadi bagian dari Desain Besar Manajemen Talenta Indonesia (DBMTI), menjadikan ajang ini bukan sekadar lomba, melainkan bagian dari pembangunan SDM nasional.
Dengan tema “Talenta Vokasi Memajukan Bangsa”, LKSN 2025 memadukan semangat kompetisi, inovasi, dan kolaborasi antara peserta didik, sekolah, dunia industri, dan pemerintah.
Tujuannya jelas, menjadikan pendidikan vokasi setara dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja nasional hingga internasional.
Dibandingkan dengan LKSN 2024 di Lampung, transformasi LKSN 2025 terlihat jelas dalam struktur dan pelaksanaannya. Pertama, jumlah bidang lomba ada 37 (30 WorldSkills Competition dan 7 lokal). Kedua, peserta tidak hanya dari SMK, tetapi juga SMA/MA/MAK/sederajat.
Bagi SMK, LKS adalah ajang prestisius untuk mengukur dan mengembangkan kompetensi tertinggi siswa-siswi SMK di berbagai bidang keahlian.
Ketiga, dilaksanakan secara daring dan luring. Keempat, durasi lomba maksimum sepuluh jam efektif dalam dua hari. Kelima, jumlah bidang keahlian meningkat dari enam menjadi sepuluh.
Tahun ini, kompetisi menguji keterampilan berbasis Revolusi Industri 4.0, meliputi: kecerdasan buatan (AI), Internet of things (IoT), big data dan otomatisasi, hingga ‘sustainability’, dan ‘green industry[.
Selain itu, peserta juga diuji dalam 'future skills' seperti kreativitas, berpikir kritis, ‘problem-solving’, dan kolaborasi keterampilan yang sangat dibutuhkan di era modern.
Adapun bidang keahlian mencakup teknologi konstruksi dan rekayasa (robotik, mekatronik, pengelasan), dan teknologi informasi (‘cyber security, cloud computing’).
Selanjutnya, ada bidang keahlian kesehatan dan sosial (farmasi, keperawatan), agribisnis, kemaritiman, pariwisata, fashion, hingga 3D Game Art.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.