Perang Gaza

Pilih Netral, Raja Abdullah II: Yordania tak akan Menjadi Medan Perang Konflik Regional

Juga pada pertemuan tersebut, yang dihadiri oleh Putra Mahkota Al Hussein bin Abdullah II, Raja memperingatkan bahwa pembunuhan dan penghancuran yang

Editor: Ansari Hasyim
AFP/File
Raja Abdullah II dari Jordania 

SERAMBINEWS.COM - Raja Yordania Abdullah II pada hari Rabu menegaskan selama pertemuannya di Amman dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi bahwa negaranya tidak akan menjadi medan perang konflik regional, sementara juga menekankan perlunya de-eskalasi regional.

Juga pada pertemuan tersebut, yang dihadiri oleh Putra Mahkota Al Hussein bin Abdullah II, Raja memperingatkan bahwa pembunuhan dan penghancuran yang terus berlanjut akan membuat wilayah tersebut menjadi sandera kekerasan dan perluasan konflik.

Ia menegaskan perlunya menghentikan perang Israel di Gaza dan Lebanon sebagai langkah pertama menuju ketenangan menyeluruh.

Baca juga: Iran Siap Serang Balik dan Hancurkan Israel jika Tetap Bersikeras Menyerang Teheran

Raja Abdullah II kemudian menyatakan keinginan kuat Yordania untuk mengerahkan semua upaya dengan negara-negara mitra guna memulihkan stabilitas di wilayah tersebut dan menciptakan cakrawala politik untuk masalah Palestina.

Ia menyoroti pentingnya meningkatkan respons kemanusiaan di Gaza, serta memastikan aliran bantuan yang berkelanjutan untuk mengurangi bencana kemanusiaan.

Yordania Akan Menanggapi Setiap Pelanggaran

Pada setiap pertemuan diplomatik, politisi Yordania menegaskan kembali posisi ini, dengan mengatakan bahwa Yordania tidak akan menjadi medan pertempuran untuk konflik regional.

Mereka menyatakan posisi yang sama kepada Menteri Luar Negeri Iran.

Yordania sangat ingin tetap sepenuhnya netral menghadapi eskalasi Israel-Iran.

Yordania menolak segala bentuk pelanggaran kedaulatan dan wilayah udaranya atau ancaman terhadap keamanan warga negaranya.

Amman telah memberi tahu Iran dan Israel bahwa mereka akan "menembak jatuh target apa pun" di wilayah udaranya jika konfrontasi meningkat antara kedua negara.

Sementara itu, para analis tidak mampu memahami posisi Teheran yang kontroversial.

Sementara Iran telah terlibat dalam pembicaraan diplomatik di kawasan tersebut untuk meredakan konflik, Iran terus mendukung perang di beberapa bidang di tengah risiko terlibat di dalamnya.

Kunjungan Araghchi ke Amman pada hari Rabu didahului oleh pertemuan tertutup antara raja Yordania dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian di sela-sela Sidang Umum PBB di New York bulan lalu. Namun, rincian pembicaraan mereka tidak diungkapkan.

Amman, Teheran: Hubungan Baik

April lalu, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi melakukan kunjungan langka dan mengejutkan ke Iran beberapa hari setelah pembunuhan kepala Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dengan permohonan agar eskalasi kekerasan diakhiri dan agar kawasan tersebut dapat hidup dalam "perdamaian, keamanan, dan stabilitas."

Selama kunjungan tersebut, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan mereka, menteri Yordania mengatakan bahwa Raja Abdullah II "menugaskan saya untuk menerima undangan ke Teheran, sehingga kita dapat terlibat dalam pembicaraan persaudaraan yang jelas dan jujur ​​tentang mengatasi perbedaan antara kedua negara."

Kunjungan Safadi ke Teheran juga ditujukan kepada Israel, karena Israel mengirimkan klarifikasi bahwa Yordania "memiliki beberapa opsi politik untuk mempertahankan kedaulatannya, termasuk membuka saluran komunikasi dengan Teheran dan pihak-pihak terkait di kawasan tersebut," kata sumber kepada Asharq Al-Awsat.

Rudal Teheran di Wilayah Udara Yordania

Israel tidak memiliki kedalaman geografis untuk menanggapi penembakan rudal balistik Iran ke Israel. 

Oleh karena itu, sistem antirudal Israel dapat menyebabkan jatuhnya rudal di daerah berpenduduk di wilayah Yordania.

Angkatan Udara Kerajaan Yordania dan sistem pertahanan udara telah menanggapi sejumlah rudal dan pesawat nirawak yang memasuki wilayah udara Yordania dengan mendorongnya ke daerah tak berpenduduk di padang pasir.


Pada tanggal 13 April dan 1 Oktober, Iran menembakkan rudal ke Israel, dan pemerintah Yordania menanggapi dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan negara itu menjadi medan perang.⁠

Dua minggu lalu, juru bicara pemerintah Mohammad Momani mengatakan kepada media lokal bahwa melindungi Yordania dan warga Yordania adalah tanggung jawab utama kabinet.

Dia mengatakan, “Posisi Yordania jelas dan permanen bahwa negara itu tidak akan menjadi arena konflik bagi pihak mana pun.”(*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved