Perang Gaza

Israel Tawarkan Jasad Pimpinan Hamas Yahya Sinwar Ditukar dengan Sandera

Jasad Sinwar mungkin menjadi kunci untuk mengamankan kembalinya sandera, kata dua sumber kepada CNN

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/AFP
Pemimpin Hamas di Jalur Gaza Yahya Sinwar berbicara saat rapat umum memperingati Hari Al-Quds (Yerusalem), di Kota Gaza, 14 April 2023. 

SERAMBINEWS.COM - Sebuah sumber kepada CNN Sabtu mengatakan Israel menyambut positif apabila pihak Hamas mau menukar tubuh dari Pemimpin Hamas Yahya Sinwar untuk menjamin pembebasan sandera dari penawanan Gaza.

Jasad Yahya Sinwar saat ini ditahan di lokasi yang dirahasiakan.

Jasad Sinwar mungkin menjadi kunci untuk mengamankan kembalinya sandera, kata dua sumber kepada CNN. 

Pihak berwenang Israel dilaporkan sedang mendiskusikan bagaimana memanfaatkan peluang itu. 

Lebih dari 100 sandera masih ditahan di Hamas dan kelompok pejuang lainnya di Gaza.

“Jika Hamas ingin menukar jenazahnya dengan warga Israel, hidup atau mati, maka baiklah,” menurut sumber diplomatik Israel.

Salah satu sumber mengatakan kepada CNN bahwa kembalinya Sinwar ke Gaza mungkin bergantung pada kesepakatan tersebut, dengan mengatakan, “Jika tidak, peny

Baca juga: Ketika Sang Mujahid Yahya Sinwar Melempar Tongkat ke Drone Israel di Saat-saat Terakhir Perlawanan

erahannya tidak akan terjadi.”

Kematian Sinwar telah memberikan harapan kepada para pemimpin Israel bahwa pembebasan sandera dapat dilakukan tanpa persyaratan yang sama seperti yang diberlakukan dalam kesepakatan bulan November atau ketentuan yang ditetapkan dalam proposal sejak saat itu.


Sampai Nafas Terakhir, Yahya Sinwar Bertempur Bersama Rakyatnya di Gaza

Israel mengklaim telah membunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam satu bentrokan bersenjata di Rafah, Jalur Gaza, Kamis (17/10/2024). 

Peristiwa syahidnya Yahya Sinwar dalam pertempuran itu semakin menegaskan bahwa pimpinan Hamas yang menggantikan Ismail Haniyeh setelah dibunuh oleh Israel di Iran pada bulan Juli itu terlibat langsung dalam pertempuran garis depan bersama pejuang Hamas lainnya. 

Bagi rakyat Palestina, Yahya Sinwar digambarkan sebagai seorang pahlawan, dan mujahid yang mengorbankan nyawanya dan seluruh jiwanya untuk mempertahankan tanah air dan rakyat Palestina dari penindasan penjajah Israel. 

Bahkan hingga detik nafas terakhir kesyahidannya, Yahyah Sinwar terus berjuang memanggul senjata dan memakai rompi militer pertanda ia aktif terlibat di medan tempur memerangi pasukan penjajah Israel di Gaza. 

Koresponden urusan Palestina dan analis untuk Kan 11 Israel, Elior Levy, mengomentari rekaman drone yang menunjukkan saat-saat terakhir pemimpin Hamas Yahya Sinwar sebelum dia terbunuh. 

Dia mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa Sinwar akan dianggap sebagai seorang pria yang berjuang sampai saat-saat terakhir. Dia juga menambahkan bahwa "kita - sebagai orang Israel - mengalami kesulitan memahami Hamas." 

Masjid-masjid Kota Jenin di Tepi Barat berkabung atas kemartiran Yahya Sinwar yang oleh Israel dianggap sebagai dalang pada peristiwa 7 Oktober yang dikenal dengan Operasi Banjir Al-Aqsa yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel. 

Sejak saat itu Jalur Gaza telah mejadi target kehancuran yang parah karena invasi darat, udara dan laut pasukan Israel. Pasukan Israel bertemu seorang pria yang diyakini Yahya Sinwar selama operasi militer rutin di Jalur Gaza, dua sumber Israel yang mengetahui masalah ini mengatakan. 

Jenazah Yahya Sinwar dikenali terbunuh setelah pasukan infantry Israel bertemu dengan tiga militan di dekat sebuah gedung di Gaza dan  mereka terlibat bentrok senjata, kata sebuah sumber itu. 

Setelah pertempuran berakhir, pasukan menemukan tubuh yang menyerupai Sinwar dan memperingatkan para komandan senior. Militer dan dinas intelijen Israel sejak itu telah bekerja untuk mengidentifikasi apakah tubuh itu memang milik Sinwar melalui analisis DNA, kata sumber tersebut. 

Namun Israel telah mengklaim pria yang terbunuh dalam bentrok senjata itu adalah benar Yahya Sinwar. Hingga kini belum ada komentar dari Hamas mengenai Sinwar, yang menggantikan Ismail Haniyeh  setelah dibunuh oleh Israel pada bulan Juli lalu. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan “ini bukan akhir perang di Gaza”, setelah mengklaim Sinwar terbunuh.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved