Kesehatan
Sering Dilakukan, Mulai Sekarang Hindari Kebiasaan Makan Mi Campur Nasi, Efeknya Bahaya
Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB University Ali Khomsan mengatakan, mengonsumsi mi bersama nasi dapat menimbulkan
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Di Indonesia, mi telah menjadi salah satu makanan favorit yang digemari berbagai kalangan, meski sering kali dianggap memiliki efek samping yang merugikan. Mi sering dipilih sebagai pengganjal perut ketika lapar atau sebagai camilan.
Menariknya, banyak masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan mencampur mi dengan nasi, bahkan menganggap bahwa makan mi tanpa nasi belum lengkap.
Namun, kombinasi ini menuai kritik, karena keduanya sama-sama merupakan sumber karbohidrat, yang bisa berpotensi berlebihan jika dikonsumsi bersama.
Meskipun demikian, mi tetap menjadi pilihan yang populer di meja makan masyarakat.
Lantas, apa efek samping makan mi campur nasi?
Baca juga: Ini Penjelasan Ahli Gizi Menjawab Pertanyaan soal Mi Instan dan Bumbunya Mana yang Lebih tak Sehat
Efek samping makan mi dicampur nasi
Dilansir dari Kompas.com, Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB University Ali Khomsan mengatakan, mengonsumsi mi bersama nasi dapat menimbulkan rasa kenyang berlebihan.
"Efek sampingnya kekenyangan karena keduanya sumber karbohidrat untuk energi tubuh," ujarnya.
Ali menambahkan, membiasakan diri makan mi plus nasi juga dapat menimbulkan risiko kegemukan karena asupan didominasi karbohidrat.

Belum lagi, risiko defisiensi unsur gizi mikro, seperti zat besi, seng, vitamin A, dan vitamin C, dapat menghambat pertumbuhan anak.
Kebiasaan mengonsumsi double carbo seperti ini pun dapat berimbas pada penyakit kronis.
"Bila muncul kegemukan karena dampak konsumsi karbo berlebihan, ada ancaman penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes," ungkap Ali.
Tidak sesuai gizi seimbang
Senada, dokter gizi komunitas Tan Shot Yen menjelaskan, makan mi campur nasi tidak sesuai dengan konsep "Isi Piringku" yang digagas Kementerian Kesehatan.
Baca juga: VIRAL Pemuda 20 Tahun Serangan Jantung Kebanyakan Mi Instan, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter
"Tidak sesuai gizi seimbang, apalagi konsep Isi Piringku," kata Tan masih dikutip dari sumber yang sama, Kompas.com
Menurutnya, konsep Isi Piringku menggambarkan porsi sekali makan yang terdiri dari 50 persen buah dan sayuran serta 50 persen, sisanya makanan pokok dan lauk-pauk.
Menurut Kementerian Kesehatan yang dikutip dari laman resminya, Isi Piringku mengharuskan suatu makanan memenuhi:
- 1/6 piring makan berupa buah berbagai jenis dan warna
- 1/3 piring makan berupa berbagai jenis sayuran
- 1/6 piring merupakan lauk-pauk protein, baik hewani maupun nabati
- 1/3 piring berupa makanan pokok yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti biji-bijian dan beras, sebaiknya bukan karbohidrat simpleks, termasuk tepung dan gula.
Sementara mi, jelas dr. Tan, terbuat dari tepung atau karbohidrat rafinasi yang bukan merupakan bahan pangan utuh.

Berbeda dengan karbohidrat kompleks, makanan jenis ini lebih mudah dicerna tubuh menjadi gula, sehingga kadar glukosa darah lebih cepat naik.
Saat gula darah naik, tubuh akan segera bereaksi dengan "memerintahkan" pankreas untuk melepaskan insulin, yang membuat kadarnya cepat turun.
Kondisi tersebut, lanjut Tan, dapat menyebabkan kegemukan karena lonjakan kadar gula berlebihan.
Baca juga: Ahli Gizi Ungkap Efek Samping Makan Mi Campur Nasi, Mulai Sekarang Jangan Dibiasakan Lagi
Makan mi dan nasi justru lebih mudah lapar
Lebih lanjut Tan menjelaskan, hanya mengonsumsi karbo tanpa adanya sumber protein dan serat dari bahan pangan lain, justru akan meningkatkan rasa lapar.
"Mudah lapar dan mudah sakit. Ya karena tidak ada serat, protein dan lemak jadi dipecah, gula darah naik kecepatan. Gula yoyo (naik turun)," tuturnya.

Bukan hanya itu, meski tidak terjadi dalam jangka pendek, konsumsi dua sumber karbo secara bersamaan juga dapat memicu diabetes.
Tan menambahkan, terlalu sering makan kombinasi nasi dan mi pun secara tidak langsung meningkatkan risiko penyakit jantung.
"Masalah jantung bukan penyakit dadakan yang disebabkan pola makan saat itu juga. Tapi orang-orang yang makan nasi dan mi bisa saja masih belum paham soal gizi seimbang," kata dia.
Jika kebiasaan tak mengikuti asupan gizi seimbang terus berlanjut, menurutnya, akan membawa efek samping yang dapat merambat ke mana-mana.
"Diawali dengan gula darah yoyo, sindrom metabolik atau kegemukan, dan ujung-ujungnya masalah jantung dan pembuluh darah," ungkap Tan.
"Dan sekali lagi, kebiasaan. Orang yang doyan makan mi punya kebiasaan juga makan produk jadi lainnya. Bihun, kwetiau, aneka jenis mi lain," tandasnya.
(Serambinews.com/Yeni Hardika/Kompas.com)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
Air Kelapa Punya Banyak Khasiat, tapi Orang dengan 6 Kondisi Ini Perlu Hati-hati sebelum Minum |
![]() |
---|
Tips Meningkatkan Energi di Pagi Hari, Olahraga Pagi hingga jangan Skip Sarapan |
![]() |
---|
Dr Boyke Sebut Boarding School Lebih Rentan Gay, Edukasi Seks Sejak SD & Peran Keluarga Jadi Kunci! |
![]() |
---|
Dr Boyke: Anak Laki-Laki yang Terlalu Dekat dengan Ibu Rentan Jadi Gay Jika Figur Ayah Lemah |
![]() |
---|
Soal Menyusui, Illiza Ingatkan Ibu-Ibu Jangan Egois, Tak Usah Khawatir Payudara Kendor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.