Cahaya Aceh
Manis dan Lembutnya Roti Selai Samahani, Ikon Kuliner yang Wajib Dicoba Jika Bekunjung ke Aceh
Roti selai ini dulunya hanya dikenal sebagai jajanan kampung yang dinikmati oleh masyarakat lokal di Samahani, sebuah kawasan kecil di Kecamatan Kuta
Laporan Gina Zahrina | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, ACEH BESAR - Di sepanjang jalan lintas Banda Aceh-Medan, tepatnya di pinggiran jalan KM 18, Pasar Samahani, Aceh Besar, ada sebuah warung sederhana yang tak pernah sepi oleh pengunjung.
Warung ini menjual roti selai Samahani, jajanan yang telah menjadi oleh-oleh ikonik dari Banda Aceh.
Namun, di balik kesederhanaan roti ini, tersimpan kisah panjang perjuangan, tradisi, dan cinta akan cita rasa yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Khairunnas, sang pemilik warung Cita Rasa, yakni warung legendaris yang menjual roti selai Samahani.
Khairunnas telah mewarisi tradisi dan usaha keluarganya sejak 1988. Usaha tersebut dimulai dari kakeknya.
Menurut ceritanya, saat itu sang kakek bekerja di tempat orang lain sebelum akhirnya memutuskan membuka usaha roti sendiri.
Roti selai ini dulunya hanya dikenal sebagai jajanan kampung yang dinikmati oleh masyarakat lokal di Samahani, sebuah kawasan kecil di Kecamatan Kuta Malaka.
Kisahnya mulai berubah setelah bencana tsunami melanda Aceh pada tahun 2004.
Baca juga: Berwisata ke Kapal di Atas Rumah Lampulo, Saksi Bisu Tragedi Tsunami Aceh 2004
Seperti halnya banyak warga Aceh lainnya, keluarga Khairunnas harus berjuang bangkit dari tragedi tersebut.
Namun, di tengah kesulitan itu, roti selai Samahani justru mulai dikenal luas.
Mobil-mobil yang melintasi jalur Banda Aceh-Medan kerap berhenti di warung Khairunnas untuk membeli roti selai sebagai oleh-oleh.
"Orang-orang dari Banda Aceh bahkan datang khusus ke sini. Mereka beli untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh," jelasnya dengan penuh kebanggaan.
Selain sejarah panjangnya, rahasia popularitas roti selai Samahani terletak pada cita rasa unik yang ditawarkan.
Roti lembut yang dioleskan selai kuning terbuat dari bahan-bahan alami seperti telur ayam kampung, santan, dan gula.
Tak ada tambahan penyedap rasa ataupun bahan pengawet.

Selai dibuat setiap hari sejak pukul tiga subuh untuk memastikan kelezatan dan kesegarannya tetap terjaga.
“Kami buat selai setiap hari, biar tetap fresh. Kalau roti, bisa tahan 1,5 hari di suhu ruangan,” kata Khairunnas.
Karena kesederhanaan dan kualitas bahan-bahan itulah, banyak pengunjung merasa makanan ini sangat khas Aceh.
Menurut salah satu pengunjung, roti selai Samahani bukan hanya soal rasa, tetapi juga pengalaman.
Baca juga: Menikmati Keindahan Waduk Keuliling, Daya Tarik Objek Wisata Baru di Aceh Besar yang Semakin Dikenal
“Roti ini benar-benar beda. Manisnya pas, dan selainya sangat lembut. Ini makanan khas Aceh yang nggak bisa ditemukan di tempat lain,” kata Kausar Marreli, seorang pengunjung asal Riau.
Baginya, setiap kali berkunjung ke Aceh, membawa pulang roti selai Samahani sudah menjadi kebiasaan yang wajib dilakukan.
Banyak pengunjung lain juga sependapat, bahkan beberapa dari mereka membawa selai hingga ke luar daerah, seperti Jawa Barat dan Jakarta, untuk dibagikan kepada keluarga dan teman.
Seiring waktu, permintaan terhadap roti selai Samahani terus meningkat.
Di hari biasa, Khairunnas mampu menjual 600 hingga 700 porsi roti, sedangkan di hari libur jumlahnya bisa mencapai 1.000 porsi.
Setiap porsi roti dihargai 8.000 rupiah, sementara selainya sendiri dijual terpisah dengan harga 50.000 rupiah per kilogram.
Roti selai ini tidak hanya menjadi oleh-oleh khas, tetapi juga simbol ketangguhan dan kesederhanaan masyarakat Aceh.
Setelah tsunami, usaha kecil seperti milik Khairunnas menjadi contoh nyata bagaimana komunitas lokal dapat bangkit dan melestarikan tradisi, sekaligus memperkenalkan kuliner khas mereka ke khalayak yang lebih luas.
Roti Selai Samahani kini bukan sekadar jajanan.
Bagi Khairunnas dan keluarganya, ini adalah simbol warisan yang terus hidup, menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Baca juga: Kapal PLTD Apung, Monumen Sejarah Saksi Bisu Tsunami Aceh 2004 dan Daya Tarik Wisata di Banda Aceh
Bagi pengunjung, roti selai ini adalah kenangan manis dari Banda Aceh yang tak tergantikan.
Dengan rasa yang khas dan sentuhan tradisi, Roti Selai Samahani akan terus mewarnai kuliner Aceh dan menjadi bagian dari cerita perjalanan setiap orang yang singgah di sana.
Warung ini buka setiap hari mulai dari jam 04.00 pagi hingga habis, menyambut setiap pengunjung dengan kehangatan dan cita rasa yang tak terlupakan. (*)
CEK ARTIKEL LAINNYA TENTANG WISATA ACEH DI SINI
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Cahaya Aceh
Roti Selai Samahani
Kuliner Khas Aceh Besar
Kuliner Khas Aceh
Samahani
Kecamatan Kuta Malaka
jajanan khas Aceh
Serambi Indonesia
Serambinews
Aceh Optimalkan Wisman Malaysia |
![]() |
---|
Dalam 4 Bulan, Sudah 7,3 Juta Wisatawan Kunjungi Aceh |
![]() |
---|
Kunjungan Wisatawan ke Aceh Meningkat Tajam, Capai 7,3 Juta pada Awal 2025 |
![]() |
---|
Dari Jamuan Malam ke Arah Masa Depan: Wagub Aceh Ajak Dunia Tengok Keindahan Aceh |
![]() |
---|
Aceh Travel Mart 4.0, Gubernur Tegaskan Komitmen Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.