Perang Gaza
Warga Gaza Kian Menderita Hadapi Cuaca Dingin, Tenda-tenda Penampungan tak Layak Huni Hadapi Hujan
Perkiraan cuaca dari otoritas setempat menunjukkan bahwa hujan dan suhu rendah diperkirakan akan berlangsung dari 27 Oktober 2024 hingga setidaknya No
Laporan Gina Zahrina
SERAMBINWS.COM - Krisis kemanusiaan di Gaza kini semakin buruk menyusul hujan deras dan cuaca dingin yang membuat tenda-tenda darurat tak lagi layak huni.
Ribuan warga sipil yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik berkepanjangan terpaksa tinggal di tenda-tenda darurat yang tersebar di seluruh wilayah Gaza, yang terus dikepung dan dibombardir.
Selain menghadapi krisis kemanusiaan yang parah, termasuk kelangkaan pangan, kurangnya pasokan air bersih, dan gangguan pada pelayanan kesehatan, warga kini harus menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
Perkiraan cuaca dari otoritas setempat menunjukkan bahwa hujan dan suhu rendah diperkirakan akan berlangsung dari 27 Oktober 2024 hingga setidaknya November 2024, dengan curah hujan tinggi di beberapa hari tertentu yang dapat memperparah banjir di kawasan pengungsian.
Kondisi ini menambah beban berat bagi pengungsi yang tinggal di tenda-tenda yang sangat terbatas perlindungannya terhadap hujan dan angin.
“Tenda-tenda ini kebanjiran akibat air hujan, membuatnya tidak dapat ditempati. Kebanyakan warga sudah kehilangan harta benda mereka. Kondisi ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan hidup mereka," ungkap Samar Mahmoud, seorang dokter relawan yang saat ini bekerja di Gaza kepada Wafa News Agency, Minggu, (27/10/2024).
Baca juga: Menteri Gila Israel Serukan Ratusan Ribu Pemukim Baru dari Yahudi Duduki Tepi Barat dan Gaza
Mahmoud menjelaskan bahwa anak-anak dan lansia menjadi kelompok paling rentan dalam kondisi ini.
Banyak dari mereka terpaksa bertahan di tempat-tempat berlindung yang tidak layak, bahkan dalam kondisi basah dan lembab, yang dapat memperburuk kesehatan mereka.
Masalah kesehatan semakin memburuk karena fasilitas medis di Gaza sudah sangat terbatas dan kekurangan pasokan, termasuk obat-obatan penting, vaksin, dan perlengkapan medis.
Kondisi ini mengancam kelangsungan hidup banyak warga, terutama di kalangan anak-anak yang membutuhkan perhatian khusus dan pengobatan rutin.
Situasi ini diperburuk oleh ketidakmampuan otoritas setempat untuk menyediakan bahan pangan yang cukup bagi pengungsi.
Menurut temuan terbaru dari Integrated Food Security Phase Classification, satu tahun setelah konflik dimulai, ancaman kelaparan masih mengintai Gaza.
Lebih dari 1,8 juta warga Gaza saat ini mengalami ketidakamanan pangan akut, dengan hampir 133.000 di antaranya berada dalam situasi krisis pangan yang mengancam jiwa.
Laporan dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan bahwa tingkat malnutrisi akut di wilayah ini kini telah mencapai angka 10 kali lebih tinggi dibandingkan sebelum konflik terjadi.
“Malnutrisi akut kini 10 kali lebih tinggi daripada sebelum perang,” tulis laporan tersebut.
Rendahnya akses ke makanan bergizi dan suplai yang terus menyusut membuat warga menghadapi risiko kesehatan yang sangat serius, yang dapat memperparah kondisi anak-anak, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya.(*)
Jajak Pendapat, Mayoritas Warga Israel Yakin tidak ada Orang tak Bersalah di Gaza |
![]() |
---|
Brigade Qassam Sergap Patroli Tentara Israel dengan Bom Tanam, 5 Tewas 20 Luka-luka |
![]() |
---|
Macron kepada Netanyahu: Anda telah Mempermalukan Seluruh Prancis |
![]() |
---|
PBB Sebut Memalukan Penyangkalan Israel atas Kelaparan di Gaza |
![]() |
---|
Tentara Israel Terus Merangsek ke Kota Gaza, Bunuh dan Usir warga Palestina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.