Berita Banda Aceh
Guru Besar UI Beri Kuliah Tentang Faal Paru Kepada Calon Dokter Paru Aceh
Prof. Faisal yang juga dokter pertama di Indonesia yang memperkenalkan terapi nebulizer pada pasien asma dan PPOK.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kelompok Staf Medis (KSM) pulmonologi dan kedokteran Respirasi Fakuktas kedokteran USK RSUZA menggelar kegiatan kuliah tamu Faal Paru, fungsi dan kerja paru-paru di RSUDZA Banda Aceh dan FK USK sejak Kamis 31 Oktober Hingga Sabtu 2 November.
Keynote speaker yang memberikan kuliah bagi dokter di Aceh, yaitu guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof dr Faisal Yunus PhD Sp.P(K),FISR,FAPSR.
Prof. Faisal yang juga dokter pertama di Indonesia yang memperkenalkan terapi nebulizer pada pasien asma dan PPOK.
Nebulizer adalah alat medis yang mengubah obat cair menjadi uap untuk dihirup ke dalam saluran pernapasan.
Nebulizer yang berfungsi mengobati gangguan pernapasan, seperti asma, batuk pilek, atau reaksi alergi berat dan juga sebagai obat secara efektif dan cepat langsung ke dalam saluran pernapasan.
Prof Faisal adalah salah satu tokoh ilmu kedokteran nasional yang telah banyak berkontribusi dalam penelitian dan pengembangan pendidikan kedokteran di Indonesia khususnya dalam bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi.
Ia menamatkan pendidikan S1 Dokter Umum di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta pada tahun 1976.
Pendidikan S2 Post Graduate Course Bagian Penyakit di Fakultas Kedokteran Universitas Hiroshima, Jepang pada tahun 1983.
Beliau mendapatkan gelar S3 Ijazah Dokter (PhD) dan Spesialis Penyakit Paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Hiroshima, Jepang.
Baca juga: Apa Dampak bagi Kesehatan jika Anda Berenang Saat Haid? Dokter Boyke Beri Jawaban Blak-blakan
Saat ini, beliau menjadi guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Beliau pernah menjabat Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dan Ketua Dewan Asma Indonesia (DAI).
Dalam kuliah pakar tersebut, Prof Faisal juga mengingatkan bahwa tantangan dokter spesialis paru kedepan semakin berat.
Terutama semakin banyaknya penyakit paru yang berbasis dengan paparan zat iritan seperti PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) dan penyakit yang didasari alergi seperti asma.
“Perkembangan teknologi juga menuntut dokter paru untuk senantiasa memperbaharui kemampuan baik secara keilmuan di bidang kesehatan maupun bidang teknologi sendiri agar pemanfaatan teknologi bisa dimaksimalkan dengan baik. Yang mana secara keseluruhan akan berdampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Dr. dr Budi Yanti Sp.P(K) selaku Ketua Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK USK/RSUZA menyampaikan bahwa Faal paru merupakan ilmu dasar yang wajib dikuasai oleh seluruh dokter terutama dokter paru, dengan level kompetensi 4.
Yaitu mampu melakukan pemeriksaan faal paru secara mandiri, menginterpretasi hasil uji faal paru dan menatalaksana pasien dengan kelainan fungsi paru berdasarkan hasil yang ditemukan.
2 Warga Aceh di Malaysia Jatuh dari Lantai 39, Insyaallah Jenazah Dipulangkan Hari Ini |
![]() |
---|
Ombudsman Aceh Ingatkan Pejabat Jangan Masuk Jalan Tol Sigli-Banda Aceh Lewat Jalur Ilegal |
![]() |
---|
Ombudsman Panggil dan Periksa Kepala Sekolah Wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar |
![]() |
---|
Satreskrim Polresta Banda Aceh Ringkus IRT Penadah Sepmor Curian |
![]() |
---|
Angkut Kayu tanpa Dokumen, Petani Asal Seulimuem Ditangkap Satreskrim Polresta Banda Aceh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.