Perang Gaza

Israel Tawarkan Hadiah Jutaan Dolar ke Hamas untuk Satu Sandera yang Berhasil Dibebaskan dari Gaza

Namun, perwakilan Hamas Taher al-Nono menggambarkan tawaran tersebut sebagai "lelucon" dalam percakapan dengan dpa dan mengatakan para sandera hanya a

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Courtesy
Foto tanpa tanggal yang memperlihatkan empat tentara pengintai IDF yang disandera Hamas di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang dipublikasikan oleh keluarga mereka pada 16 Juli 2024. Dari kiri: Liri Albag, Agam Berger, Daniella Gilboa, dan Karina Ariev. 

SERAMBINEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin menawarkan kepada para penyandera Hamas di Jalur Gaza dengan hadiah uang jutaan dolar untuk pembebasan setiap sandera dan penarikan pasukan dengan aman bersama keluarga mereka.

Sumber pemerintah Israel mengonfirmasi laporan tersebut, yang disiarkan oleh Channel 12, kepada dpa.

Namun, perwakilan Hamas Taher al-Nono menggambarkan tawaran tersebut sebagai "lelucon" dalam percakapan dengan dpa dan mengatakan para sandera hanya akan dibebaskan dengan kesepakatan yang akan mengakhiri perang, mencabut blokade di Gaza, dan memungkinkan pembangunan kembali jalur pantai yang dilanda pertempuran.

Dari sekitar 250 orang yang diculik dari Israel selama pembantaian yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, sekitar 100 orang masih ditahan di Jalur Gaza, meskipun banyak yang diperkirakan telah meninggal.

Baca juga: Ratusan Tentara Israel Mogok, Desak Netanyahu Hentikan Perang dan Bebaskan Sandera

Kerabat mereka menuduh Netanyahu telah memblokir kesepakatan pembebasan mereka sementara ia menyalahkan Hamas.

Ribuan pengunjuk rasa mengangkat bendera dan plakat selama unjuk rasa antipemerintah yang menyerukan pembebasan warga Israel yang disandera oleh militan Palestina di Gaza sejak Oktober, di Tel Aviv pada 1 September 2024. - Keluarga sandera Israel telah menyerukan pemogokan umum nasional yang dimulai pada malam 1 September untuk memaksa pemerintah mencapai kesepakatan guna mengamankan pembebasan tawanan yang masih ditawan di Gaza.
Ribuan pengunjuk rasa mengangkat bendera dan plakat selama unjuk rasa antipemerintah yang menyerukan pembebasan warga Israel yang disandera oleh militan Palestina di Gaza sejak Oktober, di Tel Aviv pada 1 September 2024. - Keluarga sandera Israel telah menyerukan pemogokan umum nasional yang dimulai pada malam 1 September untuk memaksa pemerintah mencapai kesepakatan guna mengamankan pembebasan tawanan yang masih ditawan di Gaza. (AFP/JACK GUEZ)

Sekitar 1.200 orang tewas oleh militan Palestina selama serangan 7 Oktober di komunitas Israel selatan tahun lalu. 

Israel menanggapi dengan menggempur Gaza dengan serangan udara dan melancarkan serangan darat ke wilayah pesisir, menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar Gaza menjadi reruntuhan.

Tujuh orang tewas di Tepi Barat

Jumlah korban tewas kemudian meningkat menjadi tujuh orang di Tepi Barat setelah operasi militer Israel, menurut laporan Palestina.

Kementerian Kesehatan di Ramallah mengatakan dua orang tewas dalam serangan pesawat tak berawak di selatan Jenin, dua warga Palestina lainnya tewas di dekat Tubas dan tiga orang di kota Qabatiya.

Militer Israel mengatakan sebuah pesawat tanpa awak menyerang "sekelompok orang bersenjata" di selatan Jenin dan dua orang bersenjata dan kemudian seorang lainnya tewas.

Terjadi juga baku tembak dengan orang-orang bersenjata di dekat pemukiman Israel di Alfe Menashe dan Shomron, kata militer Israel.

Situasi yang sudah tegang di Tepi Barat telah memburuk secara signifikan sejak dimulainya perang di Gaza

Presiden Iran: Serangan ke Israel Bisa Ditunda jika Tercapai Gencatan Senjata di Gaza dan Hizbullah

Presiden Iran Masud Pezeshkian mengatakan Teheran bisa saja mengubah kebijakan militernya untuk menyerang Israel jika gencatan senjata antara Israel dan kelompok-kelompok sekutu Teheran seperti Hamas dan Hizbullah terwujudu, kantor berita pemerintah Iran, IRNA melaporkan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved