Info BKKBN Aceh

Kemendukbangga dan Kemensos Sepakat Bersinergi Program dan Mewujudkan Satu Data

Kesepakatan tersebut diambil atas arahan Presiden Prabowo Subianto agar semua data yang ada di setiap kementerian dan lembaga dapat terintegrasi. 

|
Editor: IKL
Ist
Kemendukbangga/BKKBN Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, dan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, sepakat bersinergi dalam mewujudkan Satu Data dan menyinergikan program-program yang telah di susun. 

Untuk diketahui, Keluarga Risiko Stunting atau KRS adalah keluarga sasaran (keluarga dengan pasangan usia subur/balita/ibu hamil) yang memiliki faktor risiko stunting. Sementara  Program Keluarga Harapan (PKH)  menjadi program prioritas Kemensos, karena memberikan perlindungan sosial sepanjang hayat. 

Disebut perlindungan sosial sepanjang hayat karena akan menyasar mulai dari ibu hamil, anak usia dini, masa pendidikan, hingga lansia dan disabilitas.

Jika melihat sasaran program, maka Kemensos dan Kemendukbangga/BKKBN memiliki program yang beririsan. Gus Ipul, sapaan akrab Menteri Sosial, menyampaikan beberapa program yang beririsan dengan  kinerja Kemendukbangga/BKKBN.

Disebutkan, irisan program itu terdapat pada Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga), Indeks Kerentanan Keluarga, Indeks Kemandirian Ekonomi Keluarga, dan jumlah lansia yang mendapatkan pendidikan sepanjang hayat.

"Dengan saling bersinergi dan berbagi, diharapkan akan dapat dilakukan graduasi lebih banyak lagi, agar dapat dikeluarkan dari data penerima bantuan,” jelas Gus Ipul. 

Terakhir, Kemensos dan Kemendukbangga/BKKBN  sama-sama memiliki pendamping daerah yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Gus Ipul  menekankan untuk melakukan integrasi terkait wawasan dan standar pendamping yang ada di daerah. 

Kemendukbangga mempunyai 600.000 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara Kemensos mempunyai 120.767 orang yang tercatat sebagai pilar kesejahteraan sosial (termasuk pendamping PKH, Tagana, Pelopor Pendampingan, Pendamping Rehsos, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan dan Pekerja Sosial Masyarakat). 

Baca juga: BKKBN Aceh: Ada KB, Ada Bidan

Kemendukbangga/BKKBN dan Kemensos juga dapat bekerjasama dengan membuat peningkatan kapasitas pendamping dengan kurikulum dan standar yang sama.

● Quick Win Kemendukbangga

Dalam kunjungannya, Mendukbangga Wihaji juga memaparkan program 'quick win' Kemendukbangga/BKKBN yang ke depan dapat beririsan dengan program Kemensos. Seperti penyediaan fasilitas 'day care' bagi pegawai di K/L dan swasta (Pentas Day Care) dengan harapan kelompok pekerja mendapatkan pelayanan perawatan anak pada saat bekerja.

Berikutnya, Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting untuk Satu Juta Anak Indonesia (Genting) yang manfaatnya dapat diterima balita berisiko stunting dengan mendapatkan bantuan dari orang tua asuh;  Sertifikasi Calon Pengantin (Serbu Catin) agar calon pengantin mendapatkan edukasi, layanan konseling dan pemeriksaan kesehatan secara gratis.

Baca juga: Kaper BKKBN Aceh Ingatkan Pentingnya Cegah Anemia kepada Mahasiswa UTU

Ada pula program Lansia Prima: layanan bagi Lansia menjadi sehat, produktif, mandiri dan bahagia. Melalui program ini lansia mendapatkan edukasi dan pelayanan kesehatan (termasuk home care). 

Termasuk juga pembuatan SuperApps Pelayanan Keluarga Sejahtera Berbasis AI (Siap Bahagia). Layanan ini ditujukan bagi Gen-Z dan Millenial untuk mendapatkan akses edukasi dan pelayanan konsultasi serta ketersediaan data yang 'up to date'. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved