Perang Israel vs Lebanon
Eskalasi Konflik Lebanon dan Israel Kembali Tewaskan Tokoh Hizbullah, Mohammad Afif
Mohammad Afif, yang telah lama berperan sebagai penasihat media untuk Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Ansari Hasyim
Tujuan dari serangan ini adalah untuk melemahkan kekuatan Hizbullah, yang dianggap sebagai ancaman besar bagi keamanan Israel.
Serangan ini telah menewaskan lebih dari 3.800 orang dan melukai hampir 15.000 lainnya, menurut kementerian kesehatan Lebanon. Angka ini mencakup korban dari kalangan warga sipil dan pejuang, tanpa ada pembeda yang jelas antara keduanya.
Selama serangan udara ini, banyak warga Lebanon yang terpaksa mengungsi, terutama dari kawasan selatan Beirut yang menjadi sasaran pemboman intensif.
Hezbollah, sebagai respons terhadap serangan Israel, terus meluncurkan roket ke wilayah Israel, terutama ke wilayah perbatasan. Serangan roket ini telah menyebabkan puluhan korban jiwa di pihak Israel, baik tentara maupun warga sipil.
Meskipun Israel melaporkan sejumlah korban, pihak Hizbullah mengklaim bahwa mereka telah berhasil menghancurkan beberapa posisi militer dan fasilitas strategis Israel.
Serangan roket Hezbollah juga menjadi bagian dari taktik kelompok tersebut dalam melawan serangan Israel yang semakin intens. Meskipun kekuatan militer Israel jauh lebih besar, Hizbullah telah menunjukkan ketangguhan dan kesiapan untuk bertahan dalam pertempuran yang berlangsung lama.
Konflik ini sudah berlangsung lebih dari setahun, sejak Hizbullah mulai meluncurkan roket ke target militer Israel pada Oktober 2023, sehari setelah sekutu mereka, Hamas, menyerang Israel selatan.
Serangan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.200 orang itu memicu respons besar dari Israel, yang mulai menggempur posisi Hizbullah di Lebanon.
Situasi ini telah menciptakan ketegangan yang sangat tinggi di kawasan Timur Tengah, dengan kemungkinan perang terbuka yang semakin besar.
Konflik ini tidak hanya melibatkan Israel dan Hizbullah, tetapi juga berpotensi menarik kekuatan regional dan internasional lainnya, yang mengkhawatirkan banyak pihak tentang dampak lebih lanjut dari eskalasi ini.
Dengan tewasnya Mohammad Afif dan meningkatnya jumlah korban jiwa, baik di Lebanon maupun Israel, konflik ini menunjukkan tanda-tanda semakin memburuk.
Serangan Israel yang menargetkan pejabat tinggi Hizbullah dan infrastruktur militer serta serangan roket balasan dari Hizbullah menggambarkan ketegangan yang terus berkobar antara kedua belah pihak.
Dalam beberapa bulan terakhir, situasi ini semakin membingungkan dan berbahaya, dengan banyak nyawa yang hilang dan kota-kota yang hancur.
Tidak ada tanda-tanda yang jelas bahwa salah satu pihak akan mundur, dan pertempuran ini berisiko untuk berkembang lebih jauh, menyebabkan lebih banyak korban jiwa dan kerusakan.
Dunia internasional, terutama negara-negara besar, harus semakin waspada terhadap potensi eskalasi lebih lanjut, karena dampaknya tidak hanya dirasakan di kawasan tersebut, tetapi juga bisa merembet ke tingkat global.(*)
Pemimpin Hizbullah Nyatakan Kemenangan Melawan Israel |
![]() |
---|
Netanyahu Perintahkan Militer Bersiap Hadapi Perang Sengit di Lebanon jika Gencatan Senjata Bubar |
![]() |
---|
Gencatan Senjata Israel dan Hizbullah tidak akan Bertahan Secara Permanen |
![]() |
---|
Gencatan Senjata Sudah Dimulai, Israel Larang Warga Sipil Lebanon Kembali ke Rumah |
![]() |
---|
Hizbullah Gagal Hentikan Genosida di Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.