Menuju Pilkada Aceh 2024

Pilkada Curang akan Melahirkan Pemimpin Curang, Masyarakat Aceh Diminta Ikut Mengawal 

Aceh sebagai nanggroe syariat, sambungnya, harus mengedepankan prinsip-prinsip syariat Islam dalam memilih pemimpin.

Editor: IKL
Serambinews.com
Tgk Mukhtar Syafari 

SERAMBINEWS.COM - Pilkada serentak akan digelar dalam hitungan hari, tepatnya pada Rabu 27 November 2024. 

Untuk konteks Aceh, Pilkada akan digelar untuk memilih pasangan gubernur-wakil gubernur, bupati-wakil bupati, serta wali kota-wakil wali kota di 23 kabupaten/kota.

Terkait hal ini, Ketua Umum Relawan UMUM (Umara-Ulama), Tgk Mukhtar Syafari SSos MA mengajak semua pihak, khususnya penyelenggara Pilkada mulai dari KIP hingga KPPS, dan tim pasangan calon agar menghadirkan pilkada yang berkualitas, jujur dan adil tanpa kecurangan.

"Biarkan masyarakat Aceh menentukan pilihan sesuai hati nuraninya untuk masa depan Aceh dan anak cucu kita nantinya,"

"Tanpa bayaran (politik uang), ancaman, pembohongan dan kecurangan yang bisa merusak kualitas demokrasi kita," kata Tgk Mukhtar.

Aceh sebagai nanggroe syariat, sambungnya, harus mengedepankan prinsip-prinsip syariat Islam dalam memilih pemimpin. 

Apalagi semua paslon memiliki visi dan misi penegakan syariat di Aceh. Islam melarang dengan tegas melakukan kecurangan bagi siapapun.

Memilih pemimpin dijelaskan Tgk Mukhtar, merupakan persoalan paling penting dalam Islam. 

Ada amanah besar dari Allah bagi masyarakat yang memilih dan bagi tokoh yang akan kita pilih yang akan dipertanggung jawabkan di dunia dan di akhirat nanti. 

Baca juga: Simbol Kesinambungan Perdamaian Aceh,  Sofyan Dawood Dukung Pasangan Mualem-Dek Fadh

Baca juga: Kemenangan Prancis, Kepergian Pogba, dan Kejayaan Jorge Martin Dalam MotoGP 2024

"Pilkada curang hanya akan melahirkan pemimpin yang curang dan pemimpin yang berani berbuat jahat saat memimpin nantinya," ujarnya.

"Melakukan kecurangan dengan mengurangi timbangan yang hanya merugikan seorang pembeli saja diancam akan ditempatkan di suatu lembah (wailun) di neraka Jahannam,"

"Apalagi berlaku curang saat dan setelah Pilkada untuk memilih pemimpin yang memiliki amanah besar untuk kemaslahatan rakyatnya di dunia dan di akhirat nantinya," jelas Tgk Mukhtar lagi.

Tgk Mukhtar menyebutkan bahwa Allah tidak akan menolong pemimpin yang berambisi meraih kekuasaannya dengan menghalalkan segala cara.

"Jika pemimpin yang terpilih dengan cara curang tidak ditolong Allah dalam kepemimpinannya, maka yang rugi nantinya adalah seluruh rakyat yang dipimpinnya karena tidak mendapatkan pertolongan Allah," imbuhnya.

Masyarakat Aceh dikatakan Tgk Mukhtar, tidak boleh terjebak politik uang dalam memilih pemimpin. 

"Jangan jual masa depan Aceh dengan sejumlah nilai uang, apalagi dengan nilai yang sangat murah," tukas Tgk Mukhtar.

Masyarakat harus mengawal dan tidak membiarkan apapun bentuk kecurangan yang terjadi saat proses dan setelah Pilkada.

Karena ini akan merugikan semua paslon dan masyarakat Aceh dalam waktu yang lama. 

Baca juga: Rabu Malam, Persiraja dan Bekasi FC akan Berebut Pemuncak Klasemen

Baca juga: Terima Laporan Judi Online via WA Curhat Kapolresta Banda Aceh, Polisi Lidik Lokasi Ini

Allah sambung dia, tidak ridha terhadap pemimpin yang lahir dari pelaksanaan pemilihan curang. Aceh ke depan harus bisa bangkit dari keterpurukan dan hidup lebih sejahtera dengan berharap pertolongan dari Allah.

"Kita mengharapkan dalam debat terakhir agar setiap paslon dapat memberikan closing statement kepada timsesnya dan penyelenggara Pilkada,"

"Agar tidak melakukan kecurangan dalam bentuk apapun, karena ini akan merugikan semua kita," pungkas Tgk Mukhtar.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved