Opini
Pencegahan Kekerasan Seksual terhadap Anak dalam Perspektif Keluarga, Masyarakat, dan Islam
Fenomena ini tidak hanya mencoreng nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga melanggar prinsip keadilan dan kasih sayang yang diajarkan dalam agama.
Oleh: Neva Sempena*)
KEKERASAN seksual terhadap anak di bawah umur merupakan salah satu kejahatan paling tragis yang meninggalkan dampak psikologis, fisik, dan sosial jangka panjang pada korban.
Dalam pandangan Islam, anak adalah amanah Allah SWT yang harus dijaga dan diperlakukan dengan penuh kasih sayang serta penghormatan.
Fenomena ini tidak hanya mencoreng nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga melanggar prinsip keadilan dan kasih sayang yang diajarkan dalam agama.
Oleh karena itu, pencegahan kekerasan seksual terhadap anak menjadi tanggung jawab kolektif, baik bagi keluarga, masyarakat, maupun lembaga pendidikan.
Kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak sering kali terjadi di lingkungan yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi mereka, seperti keluarga, sekolah, atau komunitas.
Misalnya, di Aceh, terdapat kasus 20 siswa yang menjadi korban kekerasan seksual oleh gurunya sendiri.
Hal ini sangat ironis karena guru seharusnya menjadi pembimbing moral dan pelindung bagi murid-muridnya, bukan pelaku kekerasan.
Lebih mengejutkan lagi, pelaku dalam beberapa kasus juga adalah anggota keluarga dekat, termasuk orang tua sendiri.
Fenomena ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap anak memerlukan upaya yang lebih sistematis dan menyeluruh.
Dalam Islam, menjaga dan melindungi anak adalah kewajiban utama bagi orang tua dan masyarakat. Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..." (QS. At-Tahrim: 6)
Ayat ini menegaskan tanggung jawab setiap individu, terutama orang tua, untuk menjaga keluarganya dari segala bentuk kerusakan, termasuk tindakan yang melanggar kehormatan anak.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi korban kekerasan seksual.
Beberapa di antaranya adalah lemahnya pengawasan orang tua, penyalahgunaan kepercayaan oleh orang dekat, serta kondisi lingkungan yang rusak, seperti kemiskinan atau konflik keluarga.
Komunikasi yang terbuka dalam keluarga adalah salah satu langkah paling efektif untuk mencegah kekerasan seksual terhadap anak.
Dalam Islam, keluarga adalah tempat pertama di mana anak mendapatkan pendidikan moral dan spiritual.
Orang tua perlu mendidik anak-anak mereka tentang pentingnya menjaga aurat, memahami batasan dalam interaksi sosial, serta mengenali perilaku yang tidak pantas.
Rasulullah SAW mencontohkan pentingnya mendidik anak dengan lembut dan penuh perhatian. Beliau bersabda:
"Tidaklah seorang ayah memberikan pemberian yang lebih baik kepada anaknya daripada pendidikan yang baik." (HR. Tirmidzi)
Selain pendidikan, pengawasan juga menjadi hal yang tidak kalah penting. Islam mengajarkan bahwa orang tua adalah pemimpin bagi keluarganya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Pengawasan terhadap anak tidak hanya mencakup aktivitas mereka di dunia nyata tetapi juga di dunia digital.
Orang tua harus memastikan anak-anak tidak terpapar konten yang tidak sesuai, termasuk pornografi, yang dapat menjadi pintu masuk bagi predator seksual.
Lingkungan sosial yang sehat juga memainkan peran penting dalam melindungi anak.
Dalam masyarakat Islam, prinsip amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan) adalah fondasi untuk menciptakan komunitas yang peduli dan saling melindungi.
Sekolah, sebagai salah satu institusi penting dalam pendidikan anak, juga harus menjadi tempat yang aman.
Guru dan staf pendidikan harus dibekali pemahaman tentang tanda-tanda kekerasan seksual serta cara melaporkannya.
Pencegahan kekerasan seksual juga memerlukan sistem hukum yang kuat dan adil.
Islam memberikan sanksi tegas terhadap pelaku kejahatan seksual untuk melindungi masyarakat dari kerusakan moral yang lebih luas.
Penerapan hukum yang tegas sesuai syariat tidak hanya memberikan efek jera kepada pelaku tetapi juga menunjukkan komitmen untuk melindungi korban dan mencegah kejahatan serupa.
Akhirnya, pencegahan kekerasan seksual terhadap anak adalah tugas yang membutuhkan kolaborasi antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Islam mengajarkan bahwa setiap individu memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi generasi penerus.
Dengan memadukan pendidikan moral, komunikasi yang baik, pengawasan yang ketat, dan penerapan hukum yang adil, diharapkan kejahatan ini dapat ditekan dan anak-anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan perlindungan.
*) Penulis mahasiswi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar Raniry
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.