Breaking News

Pilkada Pidie 2024

87 Ribu Warga tidak Memilih Pilkada di Pidie, Ini Kecamatan Paling Banyak Golput

Jumlah warga Pidie tidak memilih atau golput pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024, sekitar 87 ribu orang atau sekitar 28 persen. 

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Komisioner KIP Pidie, Sufyan memantau minat warga sebagai pemilih pada Pilkada 2024, di TPS Gampong Cut, Kecamatan Padang Tiji. 

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Jumlah warga Pidie tidak memilih atau golput pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024, sekitar 87 ribu orang atau sekitar 28 persen. 

Ada pun jumlah perolehan surat suara sah sekitar 225.253 lembar, atau 72 persen dari 313.149 jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Pidie

"Angka warga tidak memilih pada Pilkada 2024, masih bersifat sementara," kata Ketua Divisi Perencanaan, Data dan Informasi serta Wakil Ketua Divisi Keuangan, Umum dan Rumah Tangga KIP Pidie, Sufyan kepada Serambinews.com, Jumat (29/11/2024).

Ia menyebutkan, jumlah warga Kabupaten Pidie yang tidak memilih sekitar 87 ribu orang. 

Jumlah tersebut sangat berbeda dengan pemilih pada pemilihan legislatif (pileg), Februari 2024 mencapai 90 persen. 

"Untuk jumlah surat suara tidak sah cagub-cawagub dan cabup-cawabup, saya belum mengetahui angkanya," sebut dia.

Ia menjelaskan, faktor warga tidak memilih pada Pilkada 2024, ditengarai ramai warga Pidie tidak pulang dari perantauan lantaran faktor ekonomi. 

Kecuali itu, banyak mahasiswa tidak pulang saat dilakukan pemilihan cagub-cawagub dan cabup-cawabup. 

Juga masyarakat disibukkan kerja, pergi ke sawah, dan ke kebun, sehingga timbul malas saat jadwal pencoblosan.

"Kita telah mensosialisasikan kepada warga, bahwa pentingnya kita memilih pemimpin karena akan menentukan pembangunan Kabupaten Pidie dan Aceh untuk lima tahun ke depan," ujarnya. 

Zian Mustaqim, salah seorang penggiat olahraga dan wisata di Pidie kepada Serambinews.com, Jumat (29/11/2024), mengungkapkan, tingginya angkat golput di Pidie pada Pilkada 2024, salah satunya karena tidak adanya serangan fajar di Pidie. Sehingga warga menanti disawer money (uang). 

Pada pileg, money politic cukup tinggi.

"Karena uang tidak disawer sehingga masyarakat tidak datang ke TPS. Ini akibat kurangnya sosialisasi KIP sehingga mental masyarakat hanya uang,” papar dia.

“Tentunya, mental warga telah dipengaruhi pada pileg yang telah dilaksanakan pada Februari 2024," jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved