Lebih Sehat Mana Antara Air Galon, Isi Ulang dan Air PDAM yang Dimasak? Ini Penjelasan Ahli IPB

SERAMBINEWS.COM - Selain makanan sebagai sumber energi, tubuh membutuhkan cairan untuk menjaga dan melancarkan metabolisme.

Air menjadi elemen vital yang tidak hanya berfungsi sebagai pelepas dahaga, tetapi juga mendukung berbagai proses penting dalam tubuh, termasuk pengaturan suhu tubuh dan pembuangan zat-zat sisa.  

Namun, menjaga kesehatan dan metabolisme tubuh tidak hanya bergantung pada jumlah air yang dikonsumsi, tetapi juga pada kualitas sumber air minum.

Selama ini, masyarakat memiliki berbagai pilihan sumber air minum, mulai dari air galon kemasan yang dibeli di swalayan, air isi ulang dari depot, hingga air sumur atau air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).  

Untuk air galon kemasan, konsumen umumnya memilihnya karena kepraktisan dan jaminan kualitas yang sudah terstandarisasi.

Sementara itu, air isi ulang dari depot juga menjadi pilihan populer karena harganya yang lebih ekonomis. Namun, penting untuk memastikan kebersihan depot dan kualitas air yang dijual agar aman dikonsumsi.  

Sebagian masyarakat lainnya memanfaatkan air sumur atau air PDAM sebagai sumber utama air minum.

Biasanya, sebelum dikonsumsi, air dari kedua sumber ini direbus terlebih dahulu untuk membunuh kuman dan bakteri yang mungkin terkandung.  

Dalam memilih sumber air minum, masyarakat perlu memperhatikan aspek kebersihan dan keamanannya. Air yang terkontaminasi dapat membawa risiko penyakit seperti diare, kolera, atau infeksi lainnya.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa air yang diminum bersih, aman, dan sesuai dengan standar kesehatan.  

Namun muncul pertanyaan, diantara air galon, air isi ulang dan air sumur atau PDAM yang direbus, mana yang lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi?

Baca juga: Yuk Cari Tahu Air Minum Mana yang Sehat dan Aman: Air Tanah, PDAM atau Air Galon? Ini Kata Ahli IPB

Penjelasan Ahli IPB

Profesor Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang mendalami bidang air, Suprihatin mengatakan, pada dasarnya air minum jenis apapun tetap memiliki risiko bagi kesehatan bila diminum.

"Terutama jika sumber air tidak terjamin kualitasnya dan cara pengolahan atau pananganannya tidak dilakukan secara higienis," ujar Suprihatin dilansir Kompas.com, Selasa (30/7/2024).

Suprihatin menjelaskan, potensi cemaran atau kontaminasi air minum paling tinggi biasanya disebabkan kontaminan mikrobiologis atau bakteri.

Sebab, perpindahan bakterinya dari air sangat mudah. Efek yang ditimbulkan pun terasa cepat, misalnya seperti sakit perut.