KUPI BEUNGOH
Sarjani-Alzaizi Menang, Rakyat Pidie Mau Apa?
Sejatinya anggaran yang begitu besar tersebut tidak hanya melahirkan kepala daerah yang akan menakhodai sebuah pemerintahan
Oleh: Luthfi Hamdan )*
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Pidie telah usai, masyarakat Pidie pun kini telah melihat “hilal” terkait pemimpinnya untuk lima tahun ke depan.
Ya, perhelatan pesta demokrasi yang tidak terlalu memakan waktu yang lama, akan tetapi melelahkan tersebut telah menghantarkan H. Sarjani Abdullah, SH, MH didampingi Alzaizi yang menghandalkan paradigma ideologis “TAPUGA” Pidie memimpin untuk menangani berbagai problema yang dihadapi masyarakat selama ini.
Perlu kita catat bahwa biaya demokrasi sebagai jalan yang kita pilih tidaklah murah, Pemerintah Kabupaten Pidie telah menghabiskan anggaran sebanyak Rp 67 Miliar dalam rangka pelaksanaan Pilkada 2024.
Sejatinya anggaran yang begitu besar tersebut tidak hanya melahirkan kepala daerah yang akan menakhodai sebuah pemerintahan, juga sangat penting untuk memastikan jalannya roda pembangunan Kabupaten Pidie ke arah yang lebih baik. Setiap pelaksanaan Pilkada, rakyat tentu menginginkan munculnya pemimpin daerah yang dapat memberi harapan akan perubahan, perbaikan, serta kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Namun kenyataan yang terjadi selama ini seharusnya mewujudkan berbagai harapan masyarakat, justru yang seringkali dirasakan adalah setiap kali Pilkada selesai selalu saja menyisakan berbagai persoalan di bidang pembangunan. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika janji politik yang disampaikan ketika masa kampanye tidak selaras dengan penerapan kebijakan yang disampaikan ketika telah menjadi Pemimpin Pidie. Apabila kebijakan pembangunan yang diambil tidak tepat, maka masyarakat yang akan menjadi korban dari produk kebijakan tersebut.
Bupati dan Wakil Bupati terpilih pasca dilantik nantinya perlu mencermati secara seksama bahwa perencanaan pembangunan merupakan tahapan penting dan kritis dalam proses pembangunan, sehingga pada proses ini harus dilakukan secara komprehensif dengan didukung oleh data-data statistik yang memadai.
Hal ini disebabkan perencanaan pembangunan akan menentukan arah pembangunan Kabupaten Pidie ke depan, program pembangunan yang dijalankan nantinya harus dapat menjawab berbagai permasalahan yang selama ini terdapat di masyarakat.
Saat ini, sebagai masyarakat Pidie kita tidak boleh larut dalam euphoria yang berlebihan, yang menang jangan jemawa dan petantang-petenteng, yang kalah juga terima dengan lapang dada dan penuh dengan kesabaran, semua pihak harus menahan diri untuk merayakan pesta kemenangan.
Di depan mata, musibah banjir beberapa saat yang lalu telah menyebabkan kerusakan dan kerugian di berbagai sektor kehidupan masyarakat Pidie. Belum lagi terkait persoalan penegakan hukum, inflasi, pengangguran, ketimpangan, kemiskinan, pendidikan, kesehatan, kerusakan lingkungan dan persoalan lainnya yang mendera masyarakat Pang Ulee Buet Ibadat, Pang Ulee Hareukat Meugoe.
Pasangan H. Sarjani Abdullah, SH., MH – Alzaizi, kini saatnya untuk kembali merekonsiliasi seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Pidie dalam rangka mewujudkan “TAPUGA” Pidie. Ingat bahwa Allah SWT Tuhan yang Maha Segalanya telah menakdirkan Anda untuk menjadi pemimpin di Kabupaten Pidie lima tahun mendatang, terkhusus untuk H. Sarjani Abdullah, SH., MH ikutilah risalah kepemimpinan Anda sebagaimana dikenal “AWAN” dalam perjuangan Gerakan Aceh Merdeka yang didapuk selaku Panglima Wilayah Pidie tempo doeloe.
Rakyat Pidie berharap kepada Bupati dan Wakil Bupati terpilih agar mampu memimpin dengan integritas, kebijaksanaan, adil dan tanggung jawab. Rakyat semua berharap agar pemimpin terpilih dapat mendengarkan suara rakyat, memperjuangkan keadilan sosial, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Semoga H. Sarjani Abdullah, SH., MH – Alzaizi dapat mengemban amanah ini dengan penuh kesungguhan dan menjadikan Kabupaten Pidie yang Islami, adil, maju, sejahtera, dan berkelanjutan bagi seluruh rakyatnya.
*) PENULIS adalah masyarakat Pidie
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI
| Ketika Perpustakaan Kehilangan Suaranya di Tengah Bisingnya Dunia Digital |
|
|---|
| Dibalik Kerudung Hijaunya Hutan Aceh: Krisis Deforestasi Dan Seruan Aksi Bersama |
|
|---|
| MQK Internasional: Kontestasi Kitab, Reproduksi Ulama, dan Jalan Peradaban Nusantara |
|
|---|
| Beasiswa dan Perusak Generasi Aceh |
|
|---|
| Menghadirkan “Efek Purbaya” pada Penanganan Stunting di Aceh |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.