Mujiburrahman juga mendorong upaya penerbitan ensiklopedi Aceh dalam dua bahasa, Indonesia dan Aceh, sebagai referensi komprehensif yang dapat digunakan oleh masyarakat luas. “Dengan menghargai warisan budaya, kita membangun batu loncatan menuju kemajuan Aceh di masa depan,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Museum Aceh, Mudha Farsyah, menyampaikan bahwa pameran ini merupakan bagian dari program rutin museum untuk mendekatkan peran dan fungsi museum kepada masyarakat, khususnya di lingkungan kampus.
Pameran menampilkan 76 koleksi yang diklasifikasikan dalam 10 kategori, seperti geologika, biologika, etnografika, dan filologika. Selama pameran, akan diadakan kegiatan edukatif dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas di UIN Ar-Raniry.
“Setelah pameran selesai, Museum Aceh akan menghibahkan sarana dan prasarana kepada Museum UIN Ar-Raniry sebagai bentuk dukungan keberlanjutan,” ungkap Mudha.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.