Haba Dinkes Aceh

Sukses Turunkan Angka Stunting, Pidie Jaya Masuk Daftar Daerah Penanganan Stunting Hingga 100 Persen

Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie Jaya telah berhasil menurunkan angka stunting mencapai 8,4%.

|
Penulis: Idris Ismail | Editor: Yeni Hardika
FOR SERAMBINEWS
Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Pijay, Eddy Azwar SKM MKes. 

"Jadi, penurunan stunting angkanya sama dengan Provinsi Aceh 29,4 persen," sambungnya.

Berdasarkan Laporan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pemerintah Aceh Semester I Periode Januari-Juni 2024, hasil survei nasional Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan angka stunting di Pidie Jaya pada 2021 lalu 29,0 % .

Angka tersebut lebih rendah dari provinsi Aceh yang berada pada 33,2 persen, namun lebih tinggi dari angka nasional 24,4 persen.

Kendati demikian, jika merujuk pada data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasi masyarakat (e-PPGBM), Pidie Jaya berada diangka 21 persen.

Pada 2023, angka stunting di Pidie Jaya sempat meningkat 8,8 % menjadi 37,8 % . Lalu pada 2023 turun menjadi 29,4 % .

Baca juga: Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan pada Calon Pengantin agar Bebas Stunting

Gerakan pencegahan yang terintegrasi

Pencapaian Pidie Jaya dalam menanggulangi masalah stunting hingga 100 persen ini tidak datang begitu saja. 

Eddy menjelaskan, berbagai upaya dilakukan oleh Pemkab Pijay untuk menurunkan angka stunting di daerahnya dan mencapai target nasional 14 % .

Mulai dari pembentukan Tim Percepatan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten hingga gampong (desa), pemberian makanan tambahan lokal bagi balita dan ibu hamil selama 3 bulan, pemberian tablet zat besi (FE) bagi remaja dan edukasi stunting bagi calon pengantin.

Selain itu, Pidie Jaya juga membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) di 222 gampong, Bapak atau Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) bagi kepala SKPK, menjalankan program dompet amal stunting serta penelitian dari kampus terkait strategi penurunan stunting.

Sejak 13 Juni 2025, lanjut Eddy, Pidie Jaya telah memulai gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting yang diluncurkan di Gampong Rumpuen, Kemukiman Beuracan, Kecamatan Meureudu.

Gerakan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Pemberdayaan Masyarakat, serta organisasi kemasyarakatan dan relawan.

"Dengan komitmen semua pihak serta instansi terkait dalam jajaran Pemkab Pijay, maka Pijay masuk dalam 6 besar Kabupaten/Kota di Aceh yang telah 100?rhasil pelaksanaannya stunting," pungkasnya.

Baca juga: Forikan Salurkan 1 Ton Ikan Segar untuk Penanganan Stunting dan Pengendalian Inflasi di Aceh Barat

Penyebab stunting 

Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya stunting, antara lain aktor asupan gizi ibu dan anak, status kesehatan balita, ketahanan pangan, lingkungan sosial dan kesehatan, lingkungan pemukiman, kemiskinan, dan lain-lain 

Dikutip dari laman yankes.kemkes, asupan gizi yang baik tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga tetapi juga dipengaruhi oleh pola asuh seperti pemberian kolostrum (ASI yang pertama kali keluar), inisiasi menyusu dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, dan pemberian makanan pemdamping ASI (MP-ASI) secara tepat.

Ibu hamil dengan konsumsi asupan gizi yang rendah dan mengalami penyakit infeksi akan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan atau panjang badan bayi di bawah standar.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved