Haba Dinkes Aceh
Fokus Bappeda dalam Percepatan Penurunan Stunting di Aceh Besar, Pentingnya Asi Eksklusif hingga PMT
Menekan angka stunting, pihaknya melahirkan sejumlah program intuk intervensi spesifik atasi stunting yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Aceh Besar.
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Firdha Ustin
“Dan kita temukan pada November 2024 ada 5.017 balita di Aceh Besar stunting atau 16,9 persen,” kata Rahma kepada Serambinews.com, Kamis (5/12/2024).
Jumlah tersebut sedikit mengalami peningkatan dibanding pada Oktober 2024 yang hanya 16,3 persen atau 4.902 balita di Aceh Besar berisiko stunting.
Dikatakan Rahma, persentase tahun 2023 berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) persentase angka stunting di Aceh Besar sebesar 30,2 persen.
Baca juga: Turunkan Angka Stunting, Pemkab Aceh Tengah Terapkan Program TPPS & Rumah Gizi di Setiap Kampung
Dikatakannya, untuk menekan angka stunting di Aceh Besar, pihaknya melahirkan sejumlah program. Dimana upaya yang dilakukan untuk intervensi spesifik atasi stunting yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Aceh Besar, adapun program tersebut adalah:
- Melakukan skrining anemia dan pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil
- Melakukan skrining anemia dan pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri (peserta didik perempuan)
- Pemenuhan gizi ibu hamil, pemberian makanan tambahan (PMT), edukasi pola hidup kepada masyarakat.
“Selain itu kita bersama Dinkes dan stakeholder di Aceh Besar juga rutin melakukan pemberian telur kepada masyarakat,” ujarnya.
Rahma mengatakan, di tingkat gampong di Aceh Besar, pihaknya mengerahkan tiga orang sebagai pendamping keluarga kepada ibu hamil dan remaja putri yang perlu dilakukan penanganan untuk mengantisipasi stunting.
Baca juga: Forikan Salurkan 1 Ton Ikan Segar untuk Penanganan Stunting dan Pengendalian Inflasi di Aceh Barat
Pasalnya untuk mencegah anak lahir dengan risiko stunting tersebut dimulai sejak bayi masih dalam kandungan.
Sehingga untuk mencegah hal tersebut, pihaknya terus melakukan pemberian obat tambah darah kepada ibu hamil, serta asupan makanan yang bergizi.
Kemudian ketika anak lahir, satu hingga 1.000 hari kelahiran, ibu dan anak juga harus mendapat asupan gizi yang baik dan berkelanjutan.
Terlebih kata dia, pemberian ASI eksklusif juga sangat berpengaruh untuk mencegah anak stunting.
“Kalau dulu malah orang tua kita memberikan asi eksklusif itu hingga tahun. Sebab anak yang mendapat ASI eksklusif itu juga berpengaruh untuk tumbuh kembang anak,” jelasnya.
Dimana kata Rahma, ketika seorang menyusui, dia tidak hanya memberikan kebutuhan gizi untuk anak. Akan tetapi ada ikatan batin yang lebih kuat agar anak tumbuh lebih cerdas.
“Kalau anak mendapat ASI dua tahun itu secara fisik dia lebih kuat. Jadi jangan malas menyusui, jangan hanya enam bulan saja. Khususnya untuk ketahanan tubuh anak,” pungkasnya.
Gencarkan Sosialisasi
Kepala Bappeda Aceh Besar, Rahmawati mengatakan, untuk penanganan stunting secara masih pihaknya menggencarkan sosialisasi untuk mewujudkan anak-anak Aceh Besar yang terbebas dari stunting.
Hal itu juga sebagaimana yang diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Tekan Angka Stunting, Dinkes Banda Aceh Gencarkan Penimbangan Serentak yang Libatkan Lintas Sektor |
![]() |
---|
Ini Sederet Program dalam Upaya Penurunan Angka Stunting di Gayo Lues, Gencarkan PHBS |
![]() |
---|
Target Percepatan Perbaikan Gizi Cegah Stunting, Dinkes Pidie Tingkatkan Kapasitas Kader & Alat Ukur |
![]() |
---|
Pernikahan Dini Penyumbang Terbesar, SEDERET Upaya Program Dinkes Aceh Tenggara Tekan Angka Stunting |
![]() |
---|
Upaya Pemkab Bireuen Menekan Angka Stunting, Tingkatkan Kapasitas Kader Hingga Pendampingan Intensif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.