Breaking News

Internasional

Terancam Dimakzulkan, Presiden Korea Selatan Berada di Bawah Tekanan untuk Mengundurkan Diri

Sabtu ini (7/12/2024), parlemen dijadwalkan memberikan suara pada mosi pemakzulan yang diajukan oleh Partai Demokrat, partai oposisi utama...

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Eddy Fitriadi
KIM Min-Hee/POOL/AFP
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberikan pidato dalam upacara merayakan Hari Pembebasan Nasional Korea ke-79 di Pusat Seni Pertunjukan Sejong di Seoul, Korea Selatan, Kamis (15/8/2024). 

SERAMBINEWS.COM - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menghadapi ancaman pemakzulan setelah keputusan kontroversialnya pada Selasa malam (3/12/2024) untuk memberlakukan darurat militer.

Langkah ini memicu kemarahan publik, aksi protes besar-besaran, serta penyelidikan hukum yang melibatkan sejumlah tokoh pemerintah dan militer.  

Dilansir dari kantor berita Reuters pada Jumat (6/12/2024), deklarasi darurat militer yang dilakukan oleh Yoon memberikan kekuasaan luar biasa kepada militer untuk menangani apa yang ia sebut sebagai "kekuatan anti-negara" dan lawan politik yang dianggap menghalangi kebijakannya. 

Namun, sekitar enam jam setelah pengumuman tersebut, Yoon mencabut deklarasi itu menyusul penolakan parlemen, termasuk dari beberapa anggota partainya, Partai Kekuatan Rakyat (PPP).  

Ketua PPP, Han, sebelumnya menyatakan kekhawatiran bahwa ada "risiko tinggi" darurat militer dapat diberlakukan kembali jika Yoon tetap berkuasa.

Han juga mengklaim memiliki bukti bahwa Yoon berencana menangkap dan menahan pemimpin-pemimpin politik di Gwacheon, dekat Seoul, sebagai bagian dari tindakannya.  

Sabtu ini (7/12/2024), parlemen dijadwalkan memberikan suara pada mosi pemakzulan yang diajukan oleh Partai Demokrat, partai oposisi utama.

Untuk meloloskan pemakzulan, diperlukan dukungan dua pertiga dari 300 anggota parlemen.

PPP, yang memiliki 108 anggota, membutuhkan delapan anggota mereka untuk mendukung oposisi agar pemakzulan berhasil.  

Ketua parlemen bahkan meminta Yoon untuk tidak hadir di parlemen, menyusul laporan media bahwa ia mungkin berencana hadir.

Oposisi telah mengantisipasi kemungkinan tersebut dengan membentuk barikade di lobi utama parlemen untuk menghalanginya.

Namun, kantor Yoon membantah adanya rencana seperti itu.  

Dalam adegan yang mengingatkan pada protes lilin tahun 2016 yang menggulingkan Presiden Park Geun-hye, ribuan demonstran berkumpul di luar gedung parlemen pada Jumat malam, menuntut Yoon untuk mundur.

Sementara itu, kepolisian telah meluncurkan penyelidikan terhadap Yoon dan Kim Yong-hyun, Menteri Pertahanan yang diduga mendorong deklarasi darurat militer.

Kim telah mengundurkan diri dari jabatannya.  

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved