Breaking News

Berita Sabang

Protes Pemberlakuan Tiket Online KMP Aceh Hebat, Pengemudi Angkutan Barang di Sabang Mogok Lagi

Ini merupakan lanjutan dari aksi mogok yang sebelumnya berlangsung pada 2 Desember 2024, menuntut penghapusan sistem tiket online untuk jasa angkutan

Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Situasi di Pelabuhan Balohan, Sabang, yang terlihat sepi akibat mogok angkutan barang, Senin (9/12/2024) 

Kebijakan tiket online yang diterapkan dianggap tidak realistis dan berdampak negatif, baik bagi pengemudi angkutan barang maupun ekonomi masyarakat Sabang secara keseluruhan.

Protes Tiket Online KMP Aceh Hebat di Sabang Memanas, Sopir Angkutan Barang Tolak Sembako dari Kapal

Sebelumnya, Serambinews.com memberitakan sebanyak 61 pengemudi yang tergabung dalam Persatuan Jasa Angkutan Barang Kota Sabang (Pejantan) kembali melancarkan protes keras. 

 Mereka menolak barang sembako yang dikirim langsung melalui Kapal Motor Penyeberangan atau KMP Aceh Hebat tanpa menggunakan jasa mereka. 

Melainkan dititip di KMP Aceh Hebat dari Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh untuk diambil pemiliknya di Pelabuhan Balohan, Sabang

Langkah ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan tiket online yang terus diberlakukan tanpa solusi nyata.

Ketegangan terjadi di lapangan ketika beberapa pemilik toko sembako mencoba membeli barang kebutuhan pokok secara mandiri dari Banda Aceh dan mengirimkannya langsung menggunakan kapal.

Barang-barang tersebut kemudian diangkut dengan becak sesampainya di Sabang.

 "Kami menolak pengiriman ini karena bentuk protes kami terhadap diberlakukan tiket online," ujar salah satu anggota Pejantan yang terlibat dalam aksi tersebut.

Adu mulut antara pengemudi Pejantan dan pemilik sembako pun tak terhindarkan. Aksi protes ini juga dikhawatirkan akan semakin mengganggu distribusi logistik di Sabang.

Pejantan menegaskan akan terus melakukan aksi ini hingga ada kebijakan yang menghapus kewajiban pembelian tiket online bagi jasa angkutan barang.

Situasi di lapangan sempat berlangsung panas, namun kini mendapatkan kesimpulan khusus hari ini semua semua barang yang sudah di angkut di kapal di bolehkan turun.

Seperti diketahui, penyebab Pejantan ini protes atas pemberlakukaan tiket online itu antara lain karena tiket sudah bisa dipesan melalui aplikasi di smartphone beberapa hari sebelum berangkat. 

Hal ini sangat mudah bagi pemilik mobil penumpang yang berencana ke Sabang atau dari Sabang ke Banda Aceh, jauh sebelum jadwal berangkat. 

Sedangkan mobil barang, secara ekonomi tentu tak bisa semudah itu memesan tiket sebelum mobil terisi penuh, sehingga mereka pasti selalu kalah cepat, jika sistem pemesanan tiket seperti ini. 

Oleh karena itu, Pejantan meminta pemberlakuan tiket online untuk mobil ini tak diberlakukan, melainkan tetap seperti dulu, yakni manual.

Artinya siapa yang cepat datang ke pelabuhan, maka dia dapat sesuai jumlah kuota. (*)

 

 

 


 
 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved