Agus Bos Telur Gulung dan 3 Anak Buahnya Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan di Tebet

AS meminta informasi apabila ada yang mengetahu keberadaan MR menggunakan sepeda motor Beat hitam.

Editor: Faisal Zamzami
Tribunnews/Reynas Abdila
Tampang tersangka Agus alias AS (baju tahanan nomor 010) kasus penganiayaan berat hingga berujung kematian terhadap anak buahnya di Tebet Jakarta Selatan. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Bos telur gulung Agus alias AS (46) dan tiga anak buahnya MF (28), R, dan AR ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan berat terhadap anak buah hingga berujung kematian.

Korban ialah MR (32) yang dipukuli massa usai dituduh mencuri motor Honda Beat milik tersangka MF.

Kapolsek Tebet, Kompol Murodih menuturkan peristiwa ini terjadi pada awal Desember lalu di mana korban bekerja selama 6 bulan dengan AS.

Murodih menuturkan bahwa MR bekerja sebagai telur gulung yang berdagang secara berkeliling.

Seminggu sebelum kejadian, AS sempat memerintahkan korban untuk membeli telur.

Namun korban tidak kunjung kembali, demikian motor milik MF yang dipakai oleh korban.


“Waktu itu mereka disuruh untuk beli telur kemudian tidak balik,” kata Murodih di Polsek Tebet, Jumat (13/12/2024).

 Mengetahui korban menghilang, AS engumumkan hal itu ke group WhatsApp ojek online.

AS meminta informasi apabila ada yang mengetahu keberadaan MR menggunakan sepeda motor Beat hitam.


“Kemudian setelah disebar ternyata ada informasi bahwa si korban ini ada di daerah (Stasiun) Bekasi,” kata Murodih.


AS langsung mendatangi lokasi yang berasal dari group Whatsapp itu. 


Hingga akhirnya AS berhasil bertemu dengan MR, alih-alih kesal korban diteriak maling.


Korban sudah dalam kondisi babak belur kemudian, tersangka membawa korban ke tempat tinggalnya di daerah Tebet Jakarta Selatan.


“Di sana mereka juga bersama-sama memukuli si korban di tempat tersebut,” katanya.

Sesampainya di tempat tinggal korban kembali dipukuli sampai diikat di pohon rumah kontrakan AS dan ditinggal tidur.


“Jam 09.00 pagi dinyatakan si korban ini meninggal, sehingga disana ada informasi bahwa kita temukan ada orang meninggal, kemudian setelah kita cek TKP ternyata betul, dan rmpat orang ini kita amankan,” jelasnya.


Para tersangka dijerat dengan Pasal 338 KUHP, sub pasal 170 ayat 2 KUHP, sub pasal 351 ayat 3 KUHP, dengan ancam pidana penjara paling lama 15 tahun.

Baca juga: Tiga Pria yang Aniaya Bocah 10 tahun di Tangerang Ditangkap, Korban Disetrum karena Dituduh Mencuri

Kronologi Kejadian

Seorang penjual telur gulung di Jakarta Selatan tewas setelah dianiaya sekelompok orang karena diduga mencuri motor milik bosnya.

Peristiwa tersebut dialami oleh MR yang sudah bekerja untuk AS selaku pemilik usaha telur gulung.

Kabar MR tewas diketahui setelah jasadnya ditemukan di halaman rumah kontrakan di Jalan Asem Baris Raya Gang VI Nomor 2, RT 007/RW 005, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

Ia ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa pada Selasa (3/12/2024) pukul 09.00 WIB.

Dilansir dari Antara, Rabu (4/12/2024), kasus tewasnya MR sedang diselidiki oleh Polres Metro Jakarta Selatan.

 Kronologi MR tewas usai diduga mencuri motor?

Pada awalnya, MR diminta oleh AS belanja telur untuk keperluan berjualan sehari-hari pada Senin (25/11/2024) pukul 14.30 WIB.

MR menuruti permintaan tersebut dan pergi berbelanja menggunakan motor milik AS.

Namun, ia tidak kunjung kembali. AS kemudian menginformasikan hilangnya motor yang dibawa oleh MR ke grup ojek online (ojol).

Seminggu setelah tidak ada kabar, posisi MR terlacak di Stasiun Bekasi, Jawa Barat.

 AS bersama temannya berinisial MF segera pergi ke Stasiun Bekasi pada Senin (2/12/2024) pukul 22.30 WIB untuk menemui MR.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, AS akhirnya bisa bertemu dengan MR.

“Tapi, korban (MR) melarikan diri. Kemudian, saksi AS teriak ‘maling motor’,” ujar Ade dilansir dari Kompas.com, Rabu (4/12/2024).

Setelah mendengar AS berteriak, pengemudi ojol di Stasiun Bekasi yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) langsung mengejar MR.

Tidak lama setelahnya, MR dapat ditangkap lalu menjadi sasaran amukan massa.

MR kemudian dibawa ke rumah kontrakan di Jalan Asem Baris Raya pada Selasa (3/12/2024) pukul 04.40 WIB.

 Ade menjelaskan, MR dibawa ke halaman rumah kontrakan dalam kondisi terluka dan berdarah pada bagian kepala.

Kaki dan tangan MR juga diikat dengan tali rafia setelah diamuk massa.

AS kemudian tidur di rumah kontrakan dan meninggalkan MR dalam kondisi babak belur di halaman.

 MF yang sempat mendampingi AS ke Stasiun Bekasi juga memutuskan pulang ke rumahnya sendiri.

MF kemudian mendatangi rumah kontrakan AS pada Selasa (3/12/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.

Ia membangunkan AS lalu keduanya melihat kondisi MR.

Pada saat itulah, AS dan MF melihat MR sudah dalam kondisi tidak bernyawa di halaman rumah kontrakan.

“Kami dapat informasi pada Selasa kemarin, pukul 09.00 WIB. Kami ke TKP dan ternyata ada di halaman depan rumah kontrakan,” kata Kanit Reskrim Polsek Tebet AKP Suwarno.

“(Karena korban) seperti ada luka tidak wajar, kami panggil tim identifikasi, terus kami kirim ke RSCM untuk diotopsi,” tambahnya.

 Kenapa MR tidak dibawa ke rumah sakit?

Setelah dimintai keterangan oleh polisi, AS menjelaskan, ia tidak membawa MR ke rumah sakit karena ingin mencari motornya yang hilang selama seminggu.

Sebabnya, AS tidak mengetahui lokasi motornya ketika menciduk MR di Stasiun Bekasi.

AS juga menambahkan, MR sudah bekerja sebagai penjualan telur gulung selama enam bulan.

 Keduanya tinggal bersama di rumah kontrakan yang menjadi lokasi penemuan jasad.

“Informasinya karena (MR) mau diajak nyari motornya (AS),” ujar Suwarno dikutip dari Kompas.com, Kamis (5/12/2024).

Setelah menemukan MR dalam kondisi tidak bernyawa, polisi membawa korban ke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo untuk dilakukan otopsi.

Jenazah MR diotopsi untuk memastikan penyebab kematiannya.

Suwarno menerangkan, fokus penyelidikan polisi saat ini adalah dugaan kekerasan yang dialami MR.

Ia menambahkan, pihaknya belum menelusuri dugaan MR mencuri motor milik AS.

 “(Yang diselidiki) terkait pemukulan ini. Kalau kemalingannya kami belum pasti dia seperti apa, kami belum ada laporan itu. Yang pasti kan ada korban meninggal, kami telusuri dulu,” ujar Suwarno dikutip dari Kompas.com, Rabu (4/12/2024).

Baca juga: Satlantas Polres Bireuen Gelar Jumat Berkah, Personel Bagi-bagi Nasi Kotak dan Helm Bagi Pengendara

Baca juga: Hindari Masalah Hukum di Laut, KSOP Meulaboh Imbau Nelayan Segera Urus Pembuatan E-Pas Kecil

Baca juga: Bupati Aceh Timur Hadiri Rakornas Pengelolaan Sampah 2024 di Jakarta

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved