Konflik Israel dan Palestina

Perintah Israel Untuk Mengevakuasi Rumah Sakit di Gaza Dianggap Hampir Mustahil Kata Petugas Medis

 Kepala rumah sakit, Husam Abu Safiya, mengatakan bahwa mematuhi perintah evakuasi Israel hampir mustahil karena kekurangan ambulans dan peralatan

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
Aljazeera
Anak-anak Palestina yang terluka dibawa ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa untuk perawatan medis setelah serangan Israel di kamp pengungsi Maghazi di Deir el-Balah, Gaza, pada tanggal 9 Desember 

SERAMBINEWS.COM-Pada hari Minggu (23/12/2024), Hamas merilis sebuah video yang mereka klaim direkam di Gaza utara.

Video tersebut memperlihatkan para pejuang Hamas yang berada di antara reruntuhan bangunan dan tumpukan puing, mengenakan pakaian sipil dan menembakkan proyektil ke pasukan Israel.

Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah menyerang militan Hamas dan infrastruktur di daerah Beit Hanoun pada hari yang sama.

 Sementara itu, Hamas dan kelompok Jihad Islam yang bersekutu mengklaim bahwa serangan mereka menyebabkan korban di pihak tentara Israel.

Baca juga: Pemimpin Oposisi Israel Sebut Netanyahu Tak Inginkan Gencatan Senjata di Gaza:Perang Terus Berlanjut

Selain itu, Israel memberikan izin kepada Uskup Katolik Yerusalem, Patriark Latin, untuk memasuki Gaza pada hari Minggu.

Keputusan ini terjadi setelah Paus Fransiskus pada hari Sabtu menyatakan bahwa Patriark Latin sebelumnya tidak diizinkan masuk.

Izin ini diberikan setelah adanya koordinasi antara pihak Israel dan COGAT (lembaga pertahanan Israel yang berhubungan dengan Palestina).

Di sisi lain, serangan militer Israel di seluruh Jalur Gaza kembali menimbulkan korban jiwa. Setidaknya 29 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel, termasuk delapan orang yang berada di sebuah sekolah yang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi keluarga yang mengungsi di Gaza City.

 Petugas medis mengonfirmasi bahwa di antara korban tewas tersebut, ada beberapa anak-anak. Selain itu, dua anak lainnya tewas dalam serangan udara yang mengenai zona kemanusiaan yang ditunjuk Israel di Gaza selatan, yang juga menewaskan total setidaknya lima orang.

Militer Israel menyatakan bahwa mereka menargetkan militan Hamas yang beroperasi di wilayah tersebut dan mengklaim telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi dampak terhadap warga sipil.

Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa mereka tidak beroperasi di tengah-tengah warga sipil.

Kondisi di Gaza semakin memprihatinkan. Rumah sakit-rumah sakit yang tersisa sebagian besar sudah kehabisan pasokan medis dan bahan bakar, dan banyak di antaranya terpaksa beroperasi di bawah gempuran udara Israel.

Rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, salah satu yang masih berfungsi, melaporkan bahwa mereka memiliki hampir 400 warga sipil di dalamnya, termasuk bayi-bayi yang bergantung pada oksigen dan inkubator.

 Kepala rumah sakit, Husam Abu Safiya, mengatakan bahwa mematuhi perintah evakuasi Israel hampir mustahil karena kekurangan ambulans dan peralatan untuk membawa pasien dengan aman.

Sementara itu, Israel mengatakan telah mengirimkan bahan bakar dan makanan ke rumah sakit tersebut serta membantu mengevakuasi lebih dari 100 pasien dan staf ke rumah sakit Gaza lainnya, beberapa di antaranya dengan bantuan dari Palang Merah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved