Konflik Israel dan Palestina

Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Memohon Bantuan Sebelum "Terlambat"

Israel memerintahkan pengosongan fasilitas medis dengan hampir 400 warga sipil di dalamnya, termasuk bayi yang membutuhkan oksigen dan inkubator.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
Aljazeera
Anak-anak Palestina yang terluka dibawa ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa untuk perawatan medis setelah serangan Israel di kamp pengungsi Maghazi di Deir el-Balah, Gaza, pada tanggal 9 Desember 

Israel memerintahkan pengosongan fasilitas medis dengan hampir 400 warga sipil di dalamnya, termasuk bayi yang membutuhkan oksigen dan inkubator.

SERAMBINEWS.COM-Direktur salah satu rumah sakit yang masih berfungsi di Gaza meminta bantuan, dan mengatakan bahwa pasukan Israel telah mengepung fasilitas medis tersebut.

Dilansir dari kantor berita Aljazeera pada Senin, (24/12/2024), Dr. Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, pada hari Senin (24/12/2024), mendesak masyarakat internasional untuk bertindak “sebelum terlambat”, dan menyebut situasi saat ini “mengerikan”.

Ia mengatakan mematuhi perintah Israel untuk mengosongkan fasilitas itu akan menjadi "hampir mustahil" karena hampir 400 warga sipil masih berada di dalamnya, termasuk bayi yang membutuhkan oksigen dan inkubator.

"Pengeboman terus berlanjut dari segala arah, yang berdampak pada gedung, departemen, dan staf. Ini adalah situasi yang serius dan sangat mengerikan," kata Abu Safia.

Di luar rumah sakit di Beit Lahiya, pasukan Israel diduga menempatkan bahan peledak di gerbang. Para saksi mata melaporkan bahwa sebuah kendaraan tanpa pengemudi mengirimkan kotak-kotak yang bertuliskan "bahaya".

Koresponden Al Jazeera di Gaza Tareq Abu Azzoum mengatakan militer Israel telah menyebarkan kendaraan jarak jauh otomatis yang disebut “robot peledak” di sekitar rumah sakit.

“Robot-robot tersebut membawa muatan berton-ton bahan peledak yang dapat menyebabkan kehancuran lingkungan sekitar,” kata Abu Azzoum.

"Kami telah melihat rekaman video yang dirilis oleh sejumlah petugas medis di Rumah Sakit Kamal Adwan yang menunjukkan bagaimana militer Israel menggunakan benda-benda ini di sekitar rumah sakit," imbuhnya, seraya mengatakan bahwa hal ini bisa menjadi tanda bahwa eskalasi lebih lanjut mungkin akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.

“Militer Israel secara sistematis mencoba memberikan tekanan besar kepada tim medis dengan menyebabkan kerusakan parah di sekitar rumah sakit,” kata Abu Azzoum.

Abu Safia mengatakan: “Dunia harus memahami bahwa rumah sakit kami menjadi sasaran dengan maksud untuk membunuh dan memaksa kami mengungsi,” seraya menambahkan bahwa pemboman Israel tidak berhenti sepanjang Minggu malam, menghancurkan rumah-rumah dan bangunan-bangunan di sekitarnya.

“Kami mendesak masyarakat internasional untuk segera campur tangan dan menghentikan serangan brutal ini terhadap kami demi melindungi sistem perawatan kesehatan, para pekerja, dan pasien di dalamnya,” kata direktur rumah sakit tersebut.

Sejak Senin pagi, rumah sakit tersebut telah menjadi sasaran bom di halamannya dan di atapnya yang dijatuhkan oleh quadcopter, sekali lagi mengancam pasokan bahan bakar dan oksigen rumah sakit, katanya.

“Situasinya masih sangat berbahaya dan memerlukan intervensi internasional yang mendesak sebelum terlambat,” kata dokter tersebut.

Abu Safia mengajukan seruan serupa pada hari Minggu, menuduh Israel secara langsung mengebom unit perawatan intensif rumah sakit tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved