Konflik Israel dan Palestina
Mossad Berhasil Mengelabui Hizbullah dengan Pager Berisi Bahan Peledak
"Ada ketakutan nyata," kata agen Mossad yang berbicara dengan nama samaran “Michael.” Dia menjelaskan bahwa tujuan utama dari operasi ini bukan hanya
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM -Dua mantan agen intelijen senior Israel baru-baru ini membagikan rincian tentang sebuah operasi rahasia yang menargetkan militan Hizbullah di Lebanon dan Syria.
Operasi ini melibatkan penggunaan pager dan walkie-talkie yang dipasangi bahan peledak. Operasi ini dimulai beberapa tahun lalu dan akhirnya mencapai puncaknya pada September 2024, ketika ledakan pager yang dipasangi bahan peledak mengguncang Hezbollah.
Menurut agen yang menggunakan nama samaran “Michael,” operasi ini dimulai sekitar 10 tahun lalu. Mossad, badan intelijen Israel, berhasil menyusup ke jaringan Hizbullah dengan menyuplai perangkat komunikasi, seperti walkie-talkie dan pager yang mengandung bahan peledak.
Namun, Hizbullah tidak menyadari bahwa mereka membeli perangkat tersebut dari Israel, musuh mereka. Para agen Mossad bahkan menciptakan dunia palsu, dengan menggunakan iklan palsu di YouTube untuk mempromosikan perangkat tersebut sebagai tahan air, tahan debu, dan memiliki daya tahan baterai yang lama.
Pada tahun 2022, fase kedua dari rencana ini dimulai, dengan penggunaan pager yang dipasangi bahan peledak. Setelah menyadari bahwa Hizbullah membeli pager dari perusahaan Taiwan, Mossad mengubah desain pager agar sedikit lebih besar dan bisa memuat bahan peledak yang tersembunyi.
Untuk memastikan ledakan hanya mengenai target yang tepat, pager-pager tersebut diuji menggunakan boneka untuk menemukan jumlah bahan peledak yang pas agar hanya melukai militan Hizbullah.
Saat ledakan pager pertama kali terjadi pada September 2024, warga Lebanon menjadi sangat takut, bahkan enggan menyalakan AC mereka karena khawatir perangkat itu juga bisa meledak.
"Ada ketakutan nyata," kata agen Mossad yang berbicara dengan nama samaran “Michael.” Dia menjelaskan bahwa tujuan utama dari operasi ini bukan hanya untuk membunuh militan Hezbollah, tetapi lebih untuk membuat mereka merasa rentan.
"Kami ingin mereka merasa rentan, yang memang mereka rasakan," tambahnya.
Setelah serangan dengan pager, Mossad melanjutkan dengan mengaktifkan walkie-talkie yang dipasangi bahan peledak, yang beberapa di antaranya meledak pada saat pemakaman para korban serangan pager. "Jika mereka hanya mati, ya sudah. Tapi jika mereka terluka, mereka harus dibawa ke rumah sakit, merawatnya. Itu membutuhkan banyak investasi," ujar Gabriel, agen kedua yang terlibat dalam operasi tersebut.
Puncak dari serangan ini terjadi ketika Israel menjatuhkan bom yang menewaskan pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, di sebuah tempat perlindungan bawah tanahnya.
Dalam beberapa minggu setelah serangan ini, pasukan Israel melancarkan serangan udara ke seluruh Lebanon, menyebabkan ribuan kematian.
Perang antara Israel dan Hezbollah, yang dipicu oleh serangan mematikan oleh militan Hamas pada 7 Oktober 2023, akhirnya berakhir dengan gencatan senjata pada November 2024.
Lebih dari 45.000 warga Palestina telah tewas dalam perang di Gaza, yang masih berlangsung hingga saat ini.
Dalam pernyataan terakhirnya, agen Mossad yang dikenal dengan nama "Michael" menegaskan bahwa operasi ini bertujuan untuk menunjukkan superioritas Israel.
Donald Trump Klaim Israel Sepakat Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Desak Hamas Terima Kesepakatan |
![]() |
---|
Temuan Pil Diduga Narkoba di Karung Tepung Bantuan AS, Otoritas Gaza Sebut Bentuk Serangan Langsung |
![]() |
---|
Lokasi Bantuan Jadi 'Perangkap Maut', 549 Warga Gaza Tewas Ditembak |
![]() |
---|
Israel Kembali Bombardir Gaza, 71 Warga Palestina Tewas di Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 |
![]() |
---|
Konflik Memanas! Iran Tolak Negosiasi Nuklir di Tengah Serangan Israel, Ketegangan Global Meningkat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.