20 Tahun Tsunami Aceh

Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh, Pelajaran untuk Mitigasi Bencana Gempa Megathrust

Gempa tersebut menciptakan patahan terpanjang dengan durasi terpanjang yang pernah diamati, menjadikannya salah satu fenomena geologi paling ekstrem.

|
Penulis: Amirullah | Editor: Amirullah
KOMPAS.COM/HENDRIK YANTO HALAWA
Berdasarkan analisis buku pemutahkhiran sumber dan peta gempa di Indonesia, gempa bumi bermagntudo 8,9 terjadi di segmen megathrust Nias Mentawai, kemungkinan besar akan diikuti tsunami. Gelombang tsunami bisa tiba di daratan Kepulaun Nias dalam hitungan kurang dari 7 menit. 

SERAMBINEWS.COM - Tepat hari ini (26/12/2024), masyarakat Aceh memperingati 20 tahun Gempa dan Tsunami Aceh.

Dua dekade bencana dahsyat tersebut masih membekas dalam memori masyarakat Aceh hingga saat ini.

Tsunami Aceh dipicu oleh gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,1-9,3 skala Richter di lepas pantai barat Sumatra.

Gempa tersebut menciptakan patahan terpanjang dengan durasi terpanjang yang pernah diamati, menjadikannya salah satu fenomena geologi paling ekstrem.

Patahan tersebut menghasilakn gelombang tsunami setinggi hingga 30 meter menyapu daratan, menghancurkan ribuan rumah, dan mengubah kehidupan jutaan orang. 

Gempa dan tsunami dahsyat tersebut menewaskan lebih dari 230.000 orang dari belasan negara.

Peringatan 20 tahun Tsunami Aceh ini bisa menjadi momentum mitigasi bencana kedepannya.

Diketahui, wilayah Indonesia berada di kawasan Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik yang memiliki gunung api aktif terbanyak di dunia dan kerap dilanda gempa bumi berkekuatan besar. 

Oleh sebab itu, Indonesia harus waspada terkait potensi gempa megathrust berkekuatan magnitudo 8,9 di wilayah Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. 

Apa yang bisa menyebabkan gempa besar terjadi dan bagaimana dampaknya? 

Penyebab gempa besar

Dikutip dari Kompas.com (26/12/2024), Indonesia, sebagai salah satu negara dengan aktivitas geologi tertinggi di dunia, memiliki potensi besar untuk dilanda gempa bumi dengan magnitudo tinggi, termasuk gempa megathrust dengan kekuatan di atas 8.

Hal ini diungkapkan oleh Supartoyo, Penyelidik Bumi Utama dari Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG).  

Menurut Supartoyo, gempa besar tersebut berpotensi terjadi di zona penunjaman, yaitu tempat pertemuan atau interaksi antarlempeng, khususnya yang bersifat tumbukan.

Zona ini membentang luas dari barat Pulau Sumatra, selatan Jawa hingga Bali dan Nusa Tenggara, Laut Banda, utara Papua, utara Sulawesi, timur Sulawesi Utara, hingga barat Halmahera.  

Gempa bumi yang terjadi di zona ini dihasilkan oleh interaksi antara dua jenis lempeng, yaitu lempeng benua dan lempeng samudera dalam proses yang dikenal sebagai subduksi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved