Berita Bireuen

Mulut Kuala Krueng Juli Bireuen Dangkal Akibat Tertutup Pasir dan Sampah

petambak terpaksa memompa air laut melalui mesin karena tidak bisa diambil secara langsung lantaran mulut kuala tertutup pasir

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBI/YUSMANDIN IDRIS
Mulut kuala Krueng Juli Timu berbatasan dengan Krueng Juli Barat, Kuala Bireuen tertutup pasir laut, warga mengharapkan dinas terkait melakukan normalisasi dan membangun jetty. 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Mulut kuala di Krueng Juli Timu yang berbatasan dengan Krueng Juli Barat, Kuala, Bireuen sudah lama dangkal tertutup pasir dan sampah.

Masyarakat mengharapkan dinas terkait melakukan normalisasi sehingga 20 hektar tambak dapat difungsikan
kembali. 

Hal tersebut disampaikan Keuchik Krueng Juli Timu, Srikumar, Kamis (26/12/2024) di sela-sela peringatan 20 tahun musibah tsunami di kawasan pantai tersebut. 

Amatan Serambinews.com, mulut kuala hanya tersisa sekitar 3 meter dan sudah dangkal tertutup pasir laut.

Selain dangkal kawasan mulut kuala juga dipenuhi sampah, air tidak lancar sama sekali. 

Keuchik mengatakan, kondisi mulut kuala tertutup semua dengan hempasan pasir laut dan juga sampah. Petani tambak yang tambaknya di kawasan tersebut terpaksa menggunakan pompa untuk memompa
air laut ke tambak, ujarnya. 

Baca juga: Polres Sabang Tingkatkan Pengamanan di Kawasan Wisata Teupin Layeu Iboih Selama Libur Tahun Baru

Dijelaskan dia, petambak terpaksa memompa air laut melalui mesin karena tidak bisa diambil secara langsung
lantaran mulut kuala tertutup pasir.

Disebutkan, ada 20 hektare tambak budidaya udang windu di kawasan itu yang saat ini kurang produktif
karena sumber air susah diperoleh, kecuali dengan pompa itupun terbatas. 

“Usaha tambak terganggu karena sumber air sulit diperoleh dan biaya operasional mahal karena menggunakan mesin,” ujarnya.

Penyebab mulut kuala dangkal utamanya hempasan pasir laut sehingga mulut kuala tertutup pasir dan saat ini area mulut kuala semakin kecil mengakibatkan aliran air tidak lancar.

Baca juga: Puluhan Ribu Kendaraan Lintasi Tol Sibanceh, Segini Besaran Tarif Per-Golongan Setiap Pintu Masuk

Petani tambak dan masyarakat mengharapkan pemerintah untuk melakukan normalisasi mulut kuala dan membangun jetty di mulut kuala. 

Dengan dibangunnya jetty, mulut kuala diyakini akan normal kembali dan usaha tambak juga hidup kembali.

"Kondisi saat ini, katanya, banyak tambak yang dibiarkan begitu saja karena susah sumber air dan banyak tambak yang dibiarkan kosong karena sumber air susah diambil," papar dia.

“Kami masyarakat mengharapkan pemerintah untuk membantu masyarakat dengan normalisasi saluran dan membangun jetty,” ujarnya.(*)

Baca juga: BPKS Pasang 30 CCTV di Pelabuhan Balohan Sabang, Pastikan Keamanan Jelang Libur Nataru

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved